Pantun Tentang Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
Pantun Cinta Bertepuk Sebelah Tangan. Cinta adalah anugerah. Cinta datang pergi sesuka hati.
Kadang datang tanpa diundang. Kata pergi walau diinginkan.
Dengan cinta bisa bahagia. Bisa pula kecewa. Patah hati. Bahkan sedih.
Seperti cinta yang tak sampai. Cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan. Ada cinta tapi tak bersambut.
Ada rindu tapi tak bisa berjumpa.
Harapan bertemu kekecewaan. Impian dibenturkan dengan kenyataan. Semuanya diungkapkan. Tentu saja lewat pantun.
gerbong membawa hewan langka.
Cinta tinggalah cinta,
orang yang dicinta tak suka.
Randu tinggalah randu,
randu tua kering batangnya.
Rindu tinggalah rindu,
yang dirindu ada yang punya.
Mengapa harus ke negeri Cempa,
kalau berlabuh ke Malaka.
Mengapa pula harus berjumpa,
kalau tak ada rasa cinta?
Kalau saja bulan purnama,
harimau duduk seperti raja.
Kalau saja cintaku diterima,
akan kukorbankan apa saja.
Berdencing suara genta,
saat tupai memakan pepaya.
Demi dirimu yang kucinta,
rela kutempuh segala bahaya.
Lembah hijau tanahnya landai,
burung nuri indah bunyinya.
Kalau kasih ini tak sampai,
rasa hampa hidup di dunia.
Prajurit datang dari Utara,
saling berbagai dengan sesama.
Cintaku sedalam samudra,
mengapa tidak engkau terima.
Jari jeruji banyak jumlahnya,
lepas satu ada yang minta.
Aku berjanji akan setia,
hanya untukmu duhai jelita.
Tanam sagu tumbuh serai,
tanam ubi tumbuh talas.
Air mata jatuh berderai.
cinta kuberi tak berbalas.
Awan hitam awan kelabu,
hujan turun basahi kayu.
Jiwa nestapa dikungkung rindu,
cinta bersemi tak pernah layu.
Cinta membawa luka. Usah dikenang sepenuh jiwa. Mungkin ada kebaikan. Dibalik setiap peristiwa.
Kecewa biarlah kecewa. Patah hatipun tak mengapa. Memang itulah tabiat cinta. Dari dulu dan selamanya.
Ramai orang berkenduri,
melepas lima burung merpati.
Malam sepi aku sendiri,
terkenang wajah pemikat hati.
Jalan-jalan membeli sarung,
perut lapar ingin makan.
Meski rindu sebesar gunung,
untuk siapa kuberikan.
Putih bulu burung merpati,
seputih kembang bunga melati.
Yang kucinta tak mengerti,
hanya untuknya kasih di hati.
Panda bukan sembarang panda,
panda dari dalam hutan.
Janda bukan sembarang janda,
janda cantik jadi rebutan.
Jauh tinggi angan-angan,
pisau belati menyayat ikan.
Cintaku bertepuk sebelah tangan,
sedih hati tak tertahankan.
Katak kecil namanya berudu,
datang ke sungai dari hulu.
Kemana hendak mengadu,
rasa hati semakin pilu.
Kopi hangat baru diseduh,
jangan diminum dengan jamu.
Ingin rasanya pergi jauh,
untuk melupakan dirimu.
Dinyalakan api dupa,
rasa hangat pada muka.
Dilupakan tak bisa lupa,
diingat hanya membawa luka.
Dalam peti beraneka rupa,
ada emas ada paku.
Dalam hati selalu berdoa,
moga engkau jadi milikku.
Perasaan tak menentu. Kadang senang kadang pilu. Senang ketika mengenang. Pilu mengingat penolakanmu.
Bukan pada syair indah. Bukan pada puisi madah. Hanya lewat pantun cinta. Kuungkapkan gundah gulana.
Untukmu yang terukir indah. Izinkan namamu di dalam hati. Selamanya akan kujaga. Sebagai kenangan hingga mati.
Kalau dapat daun talas,
warna hijaunya terlihat jelas.
Kalau cinta tak berbalas,
sedih hati hidup memelas.
Lompat-lompat anak tupai,
jatuh sekali karena topan.
Kasih boleh tak sampai,
asal sukses di masa depan.
Kue bolu dalam loyang,
ikan nila suka berenang.
Wajahmu selalu terbayang,
siang malam selalu terkenang.
Air kali banyak kuman,
ambil air dengan selang.
Manis sekali punya senyuman,
rindu di hati tak pernah hilang.
Bila pikiran sedang gelisah,
cobalah berdzikir dahulu.
Meski bertahun kita berpisah,
wajahmu masih seperti dahulu.
Pohon mangga banyak buahnya,
ambil satu pakai tangga.
Kini kau sudah ada yang punya,
hidup bahagia berkeluarga.
Kalau kerja jangan malas,
Murid belajar dalam kelas,
guru semangat mengajarnya.
Meski cinta tak berbalas,
kini aku turut bahagia.
Itulah pantun cinta bertepuk sebelah tangan. Cinta yang mungkin layak untuk dikenang.
Kadang datang tanpa diundang. Kata pergi walau diinginkan.
Dengan cinta bisa bahagia. Bisa pula kecewa. Patah hati. Bahkan sedih.
Seperti cinta yang tak sampai. Cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan. Ada cinta tapi tak bersambut.
Ada rindu tapi tak bisa berjumpa.
Harapan bertemu kekecewaan. Impian dibenturkan dengan kenyataan. Semuanya diungkapkan. Tentu saja lewat pantun.
Biarlah cinta bertepuk sebelah tangan. Biar kutahu rasanya patah hati. |
Pantun Kasih Tak Sampai
Berderit suara roda kereta,gerbong membawa hewan langka.
Cinta tinggalah cinta,
orang yang dicinta tak suka.
Randu tinggalah randu,
randu tua kering batangnya.
Rindu tinggalah rindu,
yang dirindu ada yang punya.
Mengapa harus ke negeri Cempa,
kalau berlabuh ke Malaka.
Mengapa pula harus berjumpa,
kalau tak ada rasa cinta?
Kalau saja bulan purnama,
harimau duduk seperti raja.
Kalau saja cintaku diterima,
akan kukorbankan apa saja.
Berdencing suara genta,
saat tupai memakan pepaya.
Demi dirimu yang kucinta,
rela kutempuh segala bahaya.
Lembah hijau tanahnya landai,
burung nuri indah bunyinya.
Kalau kasih ini tak sampai,
rasa hampa hidup di dunia.
Prajurit datang dari Utara,
saling berbagai dengan sesama.
Cintaku sedalam samudra,
mengapa tidak engkau terima.
Jari jeruji banyak jumlahnya,
lepas satu ada yang minta.
Aku berjanji akan setia,
hanya untukmu duhai jelita.
Tanam sagu tumbuh serai,
tanam ubi tumbuh talas.
Air mata jatuh berderai.
cinta kuberi tak berbalas.
Awan hitam awan kelabu,
hujan turun basahi kayu.
Jiwa nestapa dikungkung rindu,
cinta bersemi tak pernah layu.
Pantun Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Menyedihkan
Untukmu yang bersedih. Untukmu yang cinta tak sampai. Inilah pantun pantun sedih. Sebagai ungkapan jiwa dan hati.Cinta membawa luka. Usah dikenang sepenuh jiwa. Mungkin ada kebaikan. Dibalik setiap peristiwa.
Kecewa biarlah kecewa. Patah hatipun tak mengapa. Memang itulah tabiat cinta. Dari dulu dan selamanya.
Ramai orang berkenduri,
melepas lima burung merpati.
Malam sepi aku sendiri,
terkenang wajah pemikat hati.
Jalan-jalan membeli sarung,
perut lapar ingin makan.
Meski rindu sebesar gunung,
untuk siapa kuberikan.
Putih bulu burung merpati,
seputih kembang bunga melati.
Yang kucinta tak mengerti,
hanya untuknya kasih di hati.
Panda bukan sembarang panda,
panda dari dalam hutan.
Janda bukan sembarang janda,
janda cantik jadi rebutan.
Jauh tinggi angan-angan,
pisau belati menyayat ikan.
Cintaku bertepuk sebelah tangan,
sedih hati tak tertahankan.
Katak kecil namanya berudu,
datang ke sungai dari hulu.
Kemana hendak mengadu,
rasa hati semakin pilu.
Kopi hangat baru diseduh,
jangan diminum dengan jamu.
Ingin rasanya pergi jauh,
untuk melupakan dirimu.
Dinyalakan api dupa,
rasa hangat pada muka.
Dilupakan tak bisa lupa,
diingat hanya membawa luka.
Dalam peti beraneka rupa,
ada emas ada paku.
Dalam hati selalu berdoa,
moga engkau jadi milikku.
Pantun Cinta Tak Berbalas
Dikatakan sedih memang sedih. Dikatakan pedih memang pedih. Kalau cinta tak berbalas. Bagaikan air di daun talas.Perasaan tak menentu. Kadang senang kadang pilu. Senang ketika mengenang. Pilu mengingat penolakanmu.
Bukan pada syair indah. Bukan pada puisi madah. Hanya lewat pantun cinta. Kuungkapkan gundah gulana.
Untukmu yang terukir indah. Izinkan namamu di dalam hati. Selamanya akan kujaga. Sebagai kenangan hingga mati.
Kalau dapat daun talas,
warna hijaunya terlihat jelas.
Kalau cinta tak berbalas,
sedih hati hidup memelas.
Lompat-lompat anak tupai,
jatuh sekali karena topan.
Kasih boleh tak sampai,
asal sukses di masa depan.
Kue bolu dalam loyang,
ikan nila suka berenang.
Wajahmu selalu terbayang,
siang malam selalu terkenang.
Air kali banyak kuman,
ambil air dengan selang.
Manis sekali punya senyuman,
rindu di hati tak pernah hilang.
Bila pikiran sedang gelisah,
cobalah berdzikir dahulu.
Meski bertahun kita berpisah,
wajahmu masih seperti dahulu.
Pohon mangga banyak buahnya,
ambil satu pakai tangga.
Kini kau sudah ada yang punya,
hidup bahagia berkeluarga.
Kalau kerja jangan malas,
Murid belajar dalam kelas,
guru semangat mengajarnya.
Meski cinta tak berbalas,
kini aku turut bahagia.
Itulah pantun cinta bertepuk sebelah tangan. Cinta yang mungkin layak untuk dikenang.