18 Pantun Agama Anak-Anak
Contoh pantun agama anak-anak berikut ini kami sajikan lebih lengkap. Semuanya adalah pantun terbaru. Dibuat oleh tim kami sendiri.
Kamu bisa mempelari berbagai pantun agama di sini. Sudah banyak pantun agama, khususnya agama Islam.
Pantun memang merupakan salah satu ciri budaya Islam. Terutama pada budaya Melayu.
Pantun sangat kental dengan nilai-nilai Islam.
Oleh karena itu kita banyak sekali pantun Islami.
Sekarang kitapun akan membuat pantun agama anak-anak.
Menghormati orang tua merupakan kewajiban. Oleh karena itu setiap anak muslim diajarkan untuk selalu menghormati dan menyayangi orang tua.
Jalan-jalan ke Tanjung Pinang,
Lihat ladang banyak ilalang.
Kasih Ibu selalu terkenang,
Walau jauh takkan hilang.
Ikan dibakar di bawah batu.
Hormati Ibu sudahlah tentu,
Berbakti padanya sepanjang waktu.
Berkumpul karena satu acara.
Bila adzan telah terdengar,
Siapakan diri dengan segera.
Pagi hari pergi berenang.
Bangun pagi jangan kesiangan,
Tunaikan subuh hatipun tenang.
Tertiup angin dahannya goyang.
Dari usia tujuh tahun,
Ajaklah anak belajar sembahyang.
Ada Melayu dari Jambi,
Jambi terkenal dengan pantunnya.
Tidak termasuk golongan Nabi,
Yang tidak menghormati orang tua.
Hijau terhampar pohon berduri,
Pohon bambu makanan panda.
Tidak termasuk golongan kami,
Yang tidak menyayangi yang muda.
Tidur nyenyak di atas jerami,
Burung berkicau amat riangnya.
Siapa menyayangi yang di Bumi,
Yang di langit sayang padanya.
Hari panas makan mangga,
Makan bersama dengan tetangga.
Adab mulia amat berharga,
Akan ditempatkan ke dalam surga.
Hijau seperti daun ubi.
Rendah hati sudahlah pasti,
Itulah akhlak para Nabi.
Hendak berkemah ke bukit tinggi.
Berkata mesti hati-hati,
Jangan sampai menyakiti.
Kamu bisa mempelari berbagai pantun agama di sini. Sudah banyak pantun agama, khususnya agama Islam.
Pantun memang merupakan salah satu ciri budaya Islam. Terutama pada budaya Melayu.
Pantun sangat kental dengan nilai-nilai Islam.
Oleh karena itu kita banyak sekali pantun Islami.
Sekarang kitapun akan membuat pantun agama anak-anak.
Pantun Agama Agar Anak Menghormati Orang Tua
pantun anak anak. |
Jalan-jalan ke Tanjung Pinang,
Lihat ladang banyak ilalang.
Kasih Ibu selalu terkenang,
Walau jauh takkan hilang.
Rumah kampung ada tangga,Ikan sepat ikan betutu,
Dari kayu dinding tiangnya.
Ayah bekerja sekuat tenaga,
Agar keluarga hidup bahagia.
Ikan dibakar di bawah batu.
Hormati Ibu sudahlah tentu,
Berbakti padanya sepanjang waktu.
Angin kecang namanya topan,
Dari gunung turun ke lembah.
Tutur kata haruslah sopan,
Pada ibu pada ayah.
Pantun Agama Anak Tentang Sholat
Suara ramai hingar bingar,Berkumpul karena satu acara.
Bila adzan telah terdengar,
Siapakan diri dengan segera.
Hujan lebat baru reda,Kalau sore main layangan,
Tak terdengar suara petir.
Sholat adalah ibadah pembeda,
Pembeda mukmin dari yang kafir.
Pagi hari pergi berenang.
Bangun pagi jangan kesiangan,
Tunaikan subuh hatipun tenang.
Akan kering sungai Eufrat,Pohon beringin sangat rimbun,
Itulah tanda akan kiamat.
Jika tidak tunaikan sholat,
Di neraka Saqor akan bertempat.
Tertiup angin dahannya goyang.
Dari usia tujuh tahun,
Ajaklah anak belajar sembahyang.
Pantun Menyayangi Yang Muda
Ada Melayu dari Jambi,
Jambi terkenal dengan pantunnya.
Tidak termasuk golongan Nabi,
Yang tidak menghormati orang tua.
Hijau terhampar pohon berduri,
Pohon bambu makanan panda.
Tidak termasuk golongan kami,
Yang tidak menyayangi yang muda.
Tidur nyenyak di atas jerami,
Burung berkicau amat riangnya.
Siapa menyayangi yang di Bumi,
Yang di langit sayang padanya.
Pantun Agama Anak- Anak Berakhlak Mulia
Hari panas makan mangga,
Makan bersama dengan tetangga.
Adab mulia amat berharga,
Akan ditempatkan ke dalam surga.
Ikan mati di dalam rawa,Warna hijau bola kasti,
Ikan laut ikan belida.
Selalu hormati yang lebih tua,
Sayangi juga pada yang muda.
Hijau seperti daun ubi.
Rendah hati sudahlah pasti,
Itulah akhlak para Nabi.
Air banyak dalam tangki,Anak pramuka bawa belati,
Kain sobek pakai peniti.
Jangan simpan iri dan dengki,
Jadi penyesalan di hari nanti.
Hendak berkemah ke bukit tinggi.
Berkata mesti hati-hati,
Jangan sampai menyakiti.