60 Pantun Kanak Kanak, Muda dan TUA untuk Tugas Sekolah
Sebelumnya kita sudah jelaskan jenis-jenis pantun. Secara umum pantun terbagi menjadi tiga.
Pertama pantun kanak-kanak, pantun muda, dan pantun tua.
Berikut ini kumpulan dari ketiga jenis pantun tersebut.
Pantun kanak-kanak biasanya digunakan untuk anak-anak. Isinya mengungkapkan dunia anak-anak.
Pantun kanak-kanak terdiri dari dua jenis, yaitu pantun teka-teki dan pantun jenaka.
Di bawah ini beberapa bait pantun kanak-kanak.
[1]
Lihat pagi sudah terang,
Angin meniup pohon ilalang.
Bagaimana hati tak girang,
Melihat ayah sudah pulang.
[2]
Pohon tinggi jadi tiang,
Layang-layang ditarik benang.
Ayah kami sangat sayang,
Membuat hati sangat senang.
[3]
Beli baju beli kain,
Jalan kaki jauh ke pasar.
Maksud hati ingin bermain,
Apa daya harus belajar.
[5]
Batu gasing cepat berputar,
Menulis sabda dalam lontar
Di waktu kecil rajin belajar,
Akan senang di waktu besar.
[6]
Sungguh luas selat Malaka,
Perahu besar membawa peti.
Cobalah engkau terka,
Binatang apa tanduk di kaki.
[7]
Rumah jauh di Batu Kampar,
Naik kuda susah terkejar.
Dari mana datangnya pintar,
Dari ketekunan dalam belajar.
[9]
Burung bangau turun ke rawa,
Anak sekolah membawa pena.
Bagaimana tidak tertawa,
Pakai baju tak pakai celana.
[10]
Si buaya mengejar kancil,
Istana raja tak berpintu.
Belajar di waktu kecil,
Bagai mengukir di atas batu.
[11]
Kain panjang kain batik,
Lama terpakai jadi lusuh.
Ingin jadi kakak yang baik,
Adik manis mesti diasuh.
[12]
Udara segar di waktu pagi,
Datang surya tak ada awan.
Anak baik suka berbagi,
Hati mulia sifatnya dermawan.
[13]
Batu batu jatuh terbelah,
Kelapa habis dimakan tupai.
Minta maaf kalau bersalah,
Itulah tanda anak yang pandai.
[14]
Jalan-jalan ke Imogiri,
Tempat orang memetik bunga.
Jangan suka menyimpan iri.
Nanti bisa masuk neraka.
Masa kanak-kanak merupakan masa bermain. Di dalam pantun terdapat jenis pantun permainan. Yakni pantun teka teki.
Pantun teka teki sangat mengasyikan karena bisa mengajak anak-anak untuk berpikir.
[15]
Samudra Pasari Selat Malaka,
Perahu besar milik Hang Tuah.
Kalau kau pandai cobalah terka,
Dimasukan keluar benda apakah?
Jawaban: kancing baju.
[16]
Hitam warna burung gagak,
Burung kecil sangat pintar.
Kakinya satu berdiri tegak,
Kepala besar suka berputar.
[17]
Mata mengantuk langsung terpejam,
Sudah tidur semua terlupa.
Matanya satu kakinya tajam,
Cobalah tebak benda apa?
[18]
Daun jatuh dengan melayang,
Hujan jatuh di atas batu.
Memakan tiada kenyang,
Sudah makan jadilah abu.
[19]
Jika terbang burung camar,
Akan mengepak dua sayapnya.
Jika kamu memang pintar,
gajah paling besar apanya?
[20]
Minum kopi beli di kedai,
Hangat hangat gorengan ikan.
Jika kamu mengaku pandai,
Buah apa tak bisa dimakan?
[21]
Kelapa tua mana tupainya,
Melompat jauh ke pucuk bunga.
Memetik mangga pada tangkainya,
Memetik rindu di pohon cinta.
[22]
Badan sakit belum sembuh,
Badan tua makin rapuh.
Meski jauh rela kutempuh,
Demi mendapatkan kasih yang utuh.
[23]
Kulit bambu untuk sembilu,
Untuk memasak ikan betutu.
Air mengalir dari hulu,
Kemana pula mengalir cintamu itu?
[24]
Bukit berbunga banyak duri,
Embun datang di waktu pagi.
Sakit bukan tertusuk duri,
Sakit karena ditinggal pergi.
[25]
Pergi ke kampung naik pedati,
Pedati ditarik hewan sapi.
Luka di tangan bisa terobati,
Luka di hati ke mana obat dicari?
Pantun Tua lihat di sini.
Pertama pantun kanak-kanak, pantun muda, dan pantun tua.
Berikut ini kumpulan dari ketiga jenis pantun tersebut.
1. Contoh Pantun Kanak-Kanak
Pantun kanak-kanak biasanya digunakan untuk anak-anak. Isinya mengungkapkan dunia anak-anak.
Pantun kanak-kanak terdiri dari dua jenis, yaitu pantun teka-teki dan pantun jenaka.
Di bawah ini beberapa bait pantun kanak-kanak.
[1]
Lihat pagi sudah terang,
Angin meniup pohon ilalang.
Bagaimana hati tak girang,
Melihat ayah sudah pulang.
[2]
Pohon tinggi jadi tiang,
Layang-layang ditarik benang.
Ayah kami sangat sayang,
Membuat hati sangat senang.
[3]
Beli baju beli kain,
Jalan kaki jauh ke pasar.
Maksud hati ingin bermain,
Apa daya harus belajar.
[5]
Batu gasing cepat berputar,
Menulis sabda dalam lontar
Di waktu kecil rajin belajar,
Akan senang di waktu besar.
[6]
Sungguh luas selat Malaka,
Perahu besar membawa peti.
Cobalah engkau terka,
Binatang apa tanduk di kaki.
[7]
Rumah jauh di Batu Kampar,
Naik kuda susah terkejar.
Dari mana datangnya pintar,
Dari ketekunan dalam belajar.
[9]
Burung bangau turun ke rawa,
Anak sekolah membawa pena.
Bagaimana tidak tertawa,
Pakai baju tak pakai celana.
[10]
Si buaya mengejar kancil,
Istana raja tak berpintu.
Belajar di waktu kecil,
Bagai mengukir di atas batu.
Update! Pantun Kanak-Kanak
[11]
Kain panjang kain batik,
Lama terpakai jadi lusuh.
Ingin jadi kakak yang baik,
Adik manis mesti diasuh.
[12]
Udara segar di waktu pagi,
Datang surya tak ada awan.
Anak baik suka berbagi,
Hati mulia sifatnya dermawan.
[13]
Batu batu jatuh terbelah,
Kelapa habis dimakan tupai.
Minta maaf kalau bersalah,
Itulah tanda anak yang pandai.
[14]
Jalan-jalan ke Imogiri,
Tempat orang memetik bunga.
Jangan suka menyimpan iri.
Nanti bisa masuk neraka.
Pantun Kanak-Kanak Berisikan Permainan Teka Teki
Masa kanak-kanak merupakan masa bermain. Di dalam pantun terdapat jenis pantun permainan. Yakni pantun teka teki.
Pantun teka teki sangat mengasyikan karena bisa mengajak anak-anak untuk berpikir.
[15]
Samudra Pasari Selat Malaka,
Perahu besar milik Hang Tuah.
Kalau kau pandai cobalah terka,
Dimasukan keluar benda apakah?
Jawaban: kancing baju.
[16]
Hitam warna burung gagak,
Burung kecil sangat pintar.
Kakinya satu berdiri tegak,
Kepala besar suka berputar.
[17]
Mata mengantuk langsung terpejam,
Sudah tidur semua terlupa.
Matanya satu kakinya tajam,
Cobalah tebak benda apa?
[18]
Daun jatuh dengan melayang,
Hujan jatuh di atas batu.
Memakan tiada kenyang,
Sudah makan jadilah abu.
[19]
Jika terbang burung camar,
Akan mengepak dua sayapnya.
Jika kamu memang pintar,
gajah paling besar apanya?
[20]
Minum kopi beli di kedai,
Hangat hangat gorengan ikan.
Jika kamu mengaku pandai,
Buah apa tak bisa dimakan?
2. Contoh Pantun Muda
[21]
Kelapa tua mana tupainya,
Melompat jauh ke pucuk bunga.
Memetik mangga pada tangkainya,
Memetik rindu di pohon cinta.
[22]
Badan sakit belum sembuh,
Badan tua makin rapuh.
Meski jauh rela kutempuh,
Demi mendapatkan kasih yang utuh.
[23]
Kulit bambu untuk sembilu,
Untuk memasak ikan betutu.
Air mengalir dari hulu,
Kemana pula mengalir cintamu itu?
[24]
Bukit berbunga banyak duri,
Embun datang di waktu pagi.
Sakit bukan tertusuk duri,
Sakit karena ditinggal pergi.
[25]
Pergi ke kampung naik pedati,
Pedati ditarik hewan sapi.
Luka di tangan bisa terobati,
Luka di hati ke mana obat dicari?
Pantun Tua lihat di sini.
[26]
Indah lukisan hasil karya,
Sungguh cerah warna warninya.
Cinta mesti dengan setia,
Jika ingin hidup bahagia.
[27]
Jangan menulis di atas kaca,
Mari menulis di atas meja.
Untuk apa menangis karena cinta,
Lebih baik menangis karena dosa.
[28]
Air mengalir dari pancuran,
Tempat minum anak rusa.
Untuk apa berpacaran,
Itu hanya menambah dosa.
[29]
Jangan menambal dinding kayu,
Rekatkan dengan besi paku.
Jangan menggombal jangan merayu,
Kalau kau siap, pinanglah aku.
[30]
Nasi goreng tabur bawang,
Makan dulu untuk sarapan.
Dalam hidup mesti berjuang,
Jangan sampai putus harapan.
Pantun Muda Berisikan Tentang Memendam Rindu
[31]
Dari kebun memetik sayur,
Sayur dimasak banyak gizinya.
Tak enak makan tak enak tidur,
Teringat kekasih jauh di sana.
[32]
Angin bertiup dari barat,
Bertiup sebentar hanya lewat.
Rindu ini begitu berat,
Hendak dilepas jua tak kuat.
[33]
Apa tanda durian tua,
Aroma wangi, buahnya jatuh.
Apa tanda jatuh cinta,
Kalau jauh merasa rindu.
[34]
Dari gerimis menjadi hujan,
Hujan turun amat derasnya.
Ingin kulamar gadis pujaan,
Sayang aku orang tak punya.
[35]
Pagi hari udara menderu,
Memancing di sungai dapat kerapu.
Gadis manis berkerudung biru,
Betapa cantik kalau tersipu.
[36]
Baju batik kain cindai,
Hendak dipakai di malam hari.
Sudah cantik anaknya pandai,
Laksana bunga mekar bersemi.
[37]
Hari hujan suasana sendu,
Hanya memandang ikan di kolam.
Tak tahan menahan rindu,
Cinta terpendam jauh di dalam.
[38]
Kayu jati untuk pintu,
Dari pantai membawa kerang.
Hati ini merasa rindu,
Sayang rindu masih terlarang.
[39]
Untuk apa jadi biduan,
Hanya berdengan satu nyanyian.
Duduk manis di peraduan,
Kursi pengantin jadi impian.
[40]
Hari dingin sangat terasa,
Minum jahe hangat rasanya.
Betapa ingin cepat berjumpa,
Obati rindu di dalam dada.
3. Contoh Pantun Tua
Pantun tua adalah pantun yang biasa dibuat oleh orang tua. Terdiri dari beberapa jenis: pantun adat, pantun nasehat, dan pantun kelakar.
Berikut ini adalah contoh dari pantun orang tua.
[41]
Hari senja hari petang,
indah cahaya membuat takjub.
Tinggi kelapa karena batang,
Tinggi hati karena ujub.
[42]
Sepeda berjalan di atas roda,
Kaki mengayuh sepeda membawa.
Banyak belajar di waktu muda,
Jangan menyesal di waktu tua.
[43]
Bendera raja selalu berkibar,
Pujangga menulis dengan pena.
Siapa insan bisa bersabar,
tentu sifatnya bijaksana.
[44]
Pak kyai pakai sorban,
Menuju masjid ia berjalan.
Orang tua selalu berkorban,
Agar anak dalam kebahagiaan.
[45]
Sangat indah bunga taman,
Waktu senja cahaya temaram.
Isi hati dengan iman,
Agar hidup jadi tentram.
[46]
Hari panas, anak mimisan,
Perut lapar makan ketan.
Siapa pandai menjaga lisan,
Niscaya selamat seluruh badan.
[47]
Buah kenari buah salak,
Beli sekilo di pasar pagi.
Jangan jadi orang galak,
Nanti teman akan pergi.
[48]
Burung dara burung merpati,
Terbang melayang jauh ke awan.
Jika ingin terhibur hati,
Ingat Tuhan Maha Penyayang.
[49]
Awan hitam turun hujan,
Ikan berenang di kolam lebar.
Dunia ini adalah ujian,
Hadapi dengan penuh sabar.
[50]
Raja punya banyak tentara,
Dari Barat banyak bekalnya.
Hidup di dunia sementara,
Hidup akhirat untuk selamanya.
Pantun Tua Berisikan Nasehat Kehidupan
[51]
Kuda jantan suka berkelana,
Jauh ke negeri mengembara.
Aqidah Islam yang utama,
Membuat hidup ringan terasa.
[52]
Sangat indah batu kefir,
Jatuh di bawah pohon kecipir.
Di dunia laksana musafir,
hidup sekedar untuk mampir.
[53]
Hujan turun tanahnya basah,
Berkumpul air di tengah sawah.
Jangan resah jangan gelisah,
Bahagia itu pilihan utama.
[54]
Ayam jantan turun berlaga,
Tanduk indah milik si rusa.
Pandangan mata mesti terjaga,
Jangan terkena maksiat dosa.
[55]
Berkicau indah burung tekukur,
Numpang mandi dekat sumur.
Siapa orang pandai bersyukur,
Hidup akan semakin makmur.
[56]
Mendaki jauh ke gunung kapur,
Bawa bekal daging kebab.
Kalau hidup selalu kufur,
Diganti nikmat dengan adzab.
[57]
Kain putih ujungnya berenda,
Kan dijahit dibuat celana.
Sholat jangan ditunda-tunda,
Karena amal yang sangat utama.
[58]
Jalan-jalan naik kereta,
Pakai topi di kepala.
Kalau hendak mencari harta,
Niatkan untuk mencari pahala.
[59]
Bunga bersemi banyak merekah,
Tempat bermain si hewan lebah.
Siapa orang suka sedekah,
Pasti hidupnya semakin berkah.
[60]
Tanam padi di tanah rawa,
Tumbuh subur tiada hama.
Demikian kumpulan pantun tua,
Moga menjadi nasehat tuk bersama.
Nah itulah kumpulan bait-bait dari pantun kanak-kanak, orang tua, dan pantun muda. Kalau tugasnya sudah selesai, bisa pula baca kumpulan pantun lucu yang membuat kamu tertawa.