30+ Puisi BENCANA ALAM Lengkap Dengan Rima Indah
Bencana alam sering melanda. Apalagi akhir-akhir ini.
Sehingga banyak sekali orang yang membuat puisi tentang bencana alam. Entah tentang banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan lain sebagainya.
Puisi bencana alam adalah puisi yang menceritakan berbagai hal tentang bencana yang melanda manusia.
Puisi tentang bencana alam bisa berisi berbagai hal. Mulai dari menerangkan kejadian. Hingga penyebab bencana alam itu sendiri.
Seperti diketahui, banyak sekali kerusakan alam karena ulah manusia.
Alam yang tadinya asri dan indah, berubah gersang. Hutan pun semakin gundul.
Sungai-sungai banyak dikotori oleh sampah. Begitu pula dengan udara. Udara terkontaminasi oleh polusi.
Semua itu akibat perbuatan manusia.
Akibatnya pun akan dirasakan oleh manusia. Misalnya karena hutan semakin sedikit, Di musim kemarau akan kekurangan air.
Sebaliknya ketika musim hujan, akan menyebabkan banjir.
Semua itu merupakan akibat dari ulah manusia sendiri.
Berikut ini merupakan kumpulan puisi bencana alam. Ada yang terdiri dari 2 bait, 3 bait, dan 4 bait.
Semoga bisa membantu.
Di bawah ini yang merupakan kumpulan puisi yang singkat. Hanya terdiri dari 2 bait saja.
Bercerita tentang bencana alam. Tentunya berisi kesedihan.
Tetapi juga ada harapan. Semoga bencana alam ini bisa teratasi.
Banjir Melanda
Hujan turun tak reda-reda
Amat deras tanpa jeda
Semua itu sebuah pertanda
Bahwa banjir datang melanda
Karena banjir rumah tenggelam
Merusak segala harta dan benda
Pikiran pun terasa suram
Hilang di jiwa rasa bahagia
Bencana datang kapan saja
Kadang-kadang tidak diduga
Datangnya dengan tiba-tiba
Manusia tak siap menghadapinya
Apapun yang sedang terjadi
Rasa sabar harus di hati
Bencana ini ketentuan rabbul Izzati
Sebagai ujian bagi manusia di muka bumi.
Rumahku terendam air
Tinggi sekali sampai di kaki
Walaupun hujan hanya sebentar
Banjir merendam area lebar
Mungkin ini ulah manusia
Yang menebang hutan dan rimba
Di mana air hendaknya disimpan
Jika tak ada pohon di dalam hutan
Berikutnya adalah kumpulan puisi yang terdiri dari 3 bait. Biasanya dipakai untuk pelajaran anak-anak SMP.
Sedangkan puisi yang singkat biasanya untuk anak-anak SD.
Pelajari dan baca dengan seksama. Kemudian cobalah untuk mendeklamasikannya.
Menjelang Panen
Terhampar luas padi di desa
Warnanya kuning keemasan
Pemandangan yang membahagiakan jiwa
Hamparan sawah bagai hiasan
Sayang sayang seribu sayang
Hujan turun tak kunjung reda
Harapan bahagia pun melayang
Air hujan merendam sawah
Bencana ini sungguh menyedihkan
Bagi penduduk di pedesaan
Padi menguning ini rusak
Menyisakan kepedihan
Ku lewati jalan itu
Sehabis turun hujan
Air banyak menggenang
Di sepanjang tepian jalan
Beginilah setiap hujan
Air tak tertampung di selokan
Akhirnya jalan pun terendam
Membahayakan bagi pejalan
Kenapa bencana ini terjadi
Mungkinkah karena ulah kita
Yang sudah tak memiliki nurani
Merusak alam tanpa rasa berdosa.
Kudengar kabar berita
Gunung Merapi jauh disana
Yang biasanya berdiam diri
Kini mulai menunjukkan api
Awan panas membumbung tinggi
Dari kawah gunung berapi
Membuat takut penduduk desa
Jangan-jangan bencana menimpa
Bila Gunung mengamuk murka
Hawa panas dimuntahkannya
Mematikan kebun petani
Menyisakan rasa sedih.
Puisi merupakan karya seni. Sudah dikenal semenjak dahulu kala. Puisi kadang digunakan untuk merekam sebuah kejadian.
Termasuk puisi di bawah ini. Merupakan puisi tentang bencana yang terdiri dari 4 bait.
Asap
Oh asap…
Kau terus mengepul tinggi
Dari hutan negeri ini
Menyebar ke pelosok negeri
Asep telah menjadi kabut
Menutupi pandangan mata
Desaku seolah-olah tertutup
Memandang pun tak leluasa
Wahai manusia
Mengapa temanmu membakar rimba
Menimbulkan berbagai bencana
Hingga kini tak juga reda
Kau membakar pepohonan
Sehingga rusak wajah hutan
Membunuh hewan hewan
Apakah engkau tak berperasaan?
Bila bumi bergemeretak
Walau hanya beberapa detak
Gedung-gedung akan terguncang
Rumah-rumah banyak yang runtuh
Begitulah jika datang bencana
Gempa bumi yang tak bisa diduga
Paniklah para manusia
Banyak pula yang tertimpa
Gempa bumi luar biasa
Rumah kokoh hancur karenanya
Kadang rata dengan tanah
Tak ada kemegahan yang tersisa
Wahai manusia yang lemah
Jangan angkuh di hadapan di hadapan-Nya
Bila telah menimpakan bencana
Ke manakah kaki selamatkan diri?
Bila insan banyak dosa
Bumi pun tak mau menerima
Bumi resah dan gelisah
Lalu bencana datang melanda
Sekiranya insan bertaqwa
Maka bumi pun penuh berkah
Jauh dari bala bencana
Menjauh dari alam yang murka
Bencana ini memang menerpa
Agar manusia menjadi sadar
Meninggalkan berbagai dosa
Atau memilih mati terkapar
Kembalilah wahai manusia
Kepada perintah Tuhan yang Esa
Bencana di dunia tak seberapa
Di akhirat luar biasa
Bencana banjir sering terjadi. Terlebih di musim hujan.
Dahulu bencana banjir biasanya terjadi di kota besar. Sekarang banjir dimana-mana. Di kota maupun di desa.
Dahulu yang terkena banjir hanya Jakarta. Saat ini hampir semua kota. Kota Bandung, Surabaya, Pekanbaru, dan kota-kota lainnya di Indonesia.
Banyak sekali penyebabnya.
Karena sudah tidak ada lagi hutan. Pepohonan banyak ditebang. Kemudian saluran air yang kurang baik.
Dan tentunya sampah yang menggunung di mana-mana. Terutama di sungai-sungai. Semua itu menjadi penyebab bencana banjir.
Dan jika hujan tiba
Resah pula rasa di dada
Aku takut banjir melanda
Menghancurkan harga benda
Hujan ini belum juga reda
Dalam hati aku berdoa
Semoga tidak terjadi apa-apa
Jangan sampai ada bencana
Hujan ini tak pernah salah
Hanya manusia yang serakah
Membabat hutan rimba
Mengundang bala bencana
Sungai ini begitu jernih
Tempat bermain si anak ikan
Air mengalir ke sawah-sawah
Dari pagi sampai petang
Airnya bersih amat bening
Sejuk sekali bila disentuh
Anak-anak pun bermain-main
Berenang di air yang tak keruh
Tapi itu cerita dulu
Kini segalanya telah berubah
Kondisi sungai amatlah pilu
Karena sungai penuh dengan sampah
Saat hujan turun deras
Air sungai pun meluap-luap
Tumpah ke kampung-kampung
Merendam rumah di kota-kota.
Bila manusia tak peduli
Seolah-olah tak punya hati
Membuang sampah sembarangan
Membakar hutan, merusak pegunungan.
Akan tiba saatnya nanti
Saat alam mulai beraksi
Derita manusia ia tak peduli
Karena manusia telah menyakiti
Datanglah banjir yang mengepung
Jalan jalan terendam air
Di mana-mana penyakit muncul
Hati manusia pun merasa sedih
Jika ingin hidup sejahtera
Harmonis bersama alam semesta
Cobalah untuk selalu peduli
Jagalah keasrian alam ini.
Bencana tsunami beberapa kali terjadi. Di Palu dan di Aceh.
Bencana ini mengakibatkan kerusakan yang besar. Rumah rumah runtuh. Jiwa manusia pun melayang.
Tsunami biasanya disebabkan gempa bumi. Yaitu gempa bumi yang terjadi di lautan.
Sehingga air laut bergerak. Lalu bergelombang hingga ke tepi pantai.
Ribuan korban jiwa melayang. Ribuan rumah hancur tak bersisa. Begitulah jika bencana tsunami melanda.
Di bawah ini merupakan puisi tentang tsunami.
Gelombang Menerjang
Di pagi hari yang begitu cerah
Manusia melakukan aktivitasnya
Sang surya pun bercahaya terang
Menghangatkan bumi tercinta
Tiba-tiba pantai mengering
Airnya surut entah kemana
Terlihat ikan bergeletakan
Kehilangan air dari lautan
Manusia asyik bermain
Di tepi pantai yang sangat indah
Saat menyadari apa-apa
Sebentar lagi datang bencana
Lalu dengan tiba-tiba
Gelombang tinggi bergulung gulung
Bagaikan pohon pohon kelapa
Yang menerkam dari samudra
Gelombang itu tampak pelan
Padahal melaju ke daratan
Hancurkan pantai satu sapuan
Segalanya jadi berantakan
Kulihat muka-muka suram
Mata mereka tampak dalam
Isak tangis bersahutan
Ada bencana dari lautan
Anak kecil mencari ibunya
Yang terpisah entah dimana
Seorang ibu menangis pilu
Melihat anaknya terbujur kaku
Mayat-mayat bergelimpangan
Memenuhi sepanjang jalan
Bencana ini hanya sesaat
Tapi dampaknya begitu hebat
Lautan menumpahkan air
Hingga menyapu ke tepian
Manusia tak lagi berpikir
Hanya mencoba menyelamatkan
Rumah-rumah pun runtuh
Berantakan diterjang gelombang
Bagaikan mainan dari kertas
Saat disapu ombak yang keras
Betapa lemah manusia
Saat menghadapi bala bencana
Wajah alam tampak murka
Menyisakan pedih semata
Bencana merusak semuanya
Meruntuhkan rumah-rumah
Yang dibangun begitu lama
Hancur hanya seketika
Gedung-gedung yang begitu megah
Tak memiliki kekuatan apa-apa
Alam lebih kuat dari manusia
Di hadapan bencana tak berdaya
Untuk apa bersedih hati
Bencana ini udah di ratapi
Nyalakanlah api harapan
Untuk membangun masa depan
Mari kita bangkit kembali
Meneruskan kehidupan ini
Tak ada gunanya bersedih diri
Semua luka mari kita obat
Semua memang tampak berbeda
Setelah bencana datang melanda
Tuhan telah memberikan kesempatan
Agar kita pulang ke pintu pertobatan
Indonesia sering kali ditimpa gempa bumi. Gempa bumi memang tak bisa dihindari.
Kecuali dengan banyak-banyak bertakwa kepada Allah.
Semakin kesini semakin banyak gempa bumi. Itulah yang telah disampaikan oleh Rasulullah.
Semakin banyak kemaksiatan, semakin banyak gempa bumi datang.
Gempa bumi bukan sekedar fenomena alam. Tukang kendang terjadinya patahan. Tetapi gempa bumi ada hubungannya dengan dosa-dosa manusia.
Ketika bencana datang, jadi pelajaran bagi orang yang beriman.
Gempa bumi besar pernah terjadi di berbagai daerah. Di Lampung, di Palu, Mentawai, Jogjakarta, dan banyak daerah lainnya.
Apabila gempa ini terjadi di lautan, bisa menyebabkan tsunami.
Hanya sesaat
Tiba-tiba bumi berderak
Rumah-rumah patah dan rusak
Apa yang telah terjadi
Telah datang gempa bumi
Menggetarkan sanubari
Manusia bagaikan limbung
Tak tau apa yang terjadi
Duka lara merundung
Gempa mengguncang negeri ini
Kemarin terasa indah
Langit biru begitu cerah
Anak ibu bercengkrama
Begitu hangat di keluarga
Hari ini semua berubah
Keindahan itu telah berlalu
Bumi tampak berantakan
Orang menangis di reruntuhan
Tinggalah puing-puing
Yang menyesakkan harapan
Tubuh banyak yang terluka
Oleh bencana yang tiba-tiba
Mungkin ini adalah ujian
Untuk mereka yang beriman
Atau sekedar pengingat
Agar hentikan semua maksiat
Di rumah itu
Ada canda dan tawa
Banyak kita beribu-ribu
Semarakan hari-hari dunia
Siapa yang menduga
Gempa bumi datang melanda
Rumah runtuh seketika
Menyisakan puing-puing saja
Atap rumah ambruk
Tiang tiang telah patah
Dinding kuat runtuh
Hati ini menjadi kelabu
Seorang anak kecil
Sendiri duduk menggigil
Menatap rumahnya yang runtuh
Ibunya terbaring kaku
Ia menatap ke sekitar
Desanya seperti tak dikenal
Orang-orang panik keluar
Dengan wajah yang begitu muram
Gempa bumi mengubah wajah
Yang ceria kini berduka
Yang indah kini berubah
Puing-puing di mana-mana
Sedih pilu hatinya
Anak kecil itu meratap sedih
Hanya air mata yang mengalir
Menghadapi bencana yang tak terpikir.
Ketika bencana terjadi
Kemana lagi manusia berlari
Tak ada tempat untuk berlindung
Hanya kepada Tuhan memohon ampun
Sungguh tak mampu kita menahan
Apabila bencana menyerang
Lemah lunglai segala daya
Itulah kekuasaan Tuhan yang Esa
Tak ada tempat berlari
Kecuali hanya kepada-Nya
Jangan angkuhkan diri
Bersimpuhlah kepada-Nya.
Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Bencana letusan gunung terjadi beberapa kali di Indonesia. Salah satu yang besar adalah letusan gunung Krakatau.
Letusan gunung ini memisahkan antara pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Artinya Gunung Krakatau memiliki letusan yang sangat hebat.
Letusan itu terjadi sekitar tahun 1800-an. Menurut para ahli, abu dari letusan gunung Krakatau sampai ke Eropa.
Saat ini masih banyak gunung yang masih aktif. Gunung Merapi dan Gunung Sinabung merupakan letusan yang juga sangat besar.
Bencana tersebut menghancurkan pertanian masyarakat. Abu dari letusan gunung mengakibatkan tanaman mati.
Berikut ini merupakan puisi bencana gunung meletus.
Membumbung tinggi ke angkasa
Bagaikan awan yang bergulung-gulung
Hawa panas sangat terasa
Sebuah pertanda dari gunung
Manusia mulai ketakutan
Tak lama lagi ada letusan
Lava mulai dikeluarkan
Dengan suara menggetarkan
Burung-burung terbang
Meninggalkan pegunungan
Begitu pula berbagai hewan
Karena bencana sudah dirasakan
Tak ada yang bisa dilakukan
Desa permai ditinggalkan
Karena nyawa sebagai taruhan
Jika gunung mengeluarkan letusan.
Kau tebarkan abu
Pada desa yang kau pangku
Menebarkan hawa di udara
Panas melanda sungguh terasa
Kau terbarkan abu
Pada daun-daun di kebun
Sayuran pun mulai layu
Panasmu memang tak tertahankan
Kau terbarkan abu
Ke utara ke selatan
Kepada manusia maupun hewan
Membuat mereka ketakutan
Kau terbarkan abu
Sesuai perintah dari Tuhan
Agar tumbuh di hati manusia
Rasa takut juga harapan.
Hilang desaku
Ditimpa oleh bencana
Letusan gunung
Memporak-porandakannya
Hilang desaku
Juga sawah dan kebunnya
Yang tersisa hanyalah abu
Sisa dari bencana itu
Kami harus bangkit lagi
Membangun desa ini
Agar kembali asri
Indah berbunga dan bersemi.
Oh Gunung Merapi
Engkau masih beraksi
Lagi dan lagi
Belum juga berhenti
Engkau meletus setiap hari
Membuat cemas setiap diri
Kapankah tenang kembali
Melihat wajahmu berseri-seri.
Kami hanya menanti
Berdoa di tenda-tenda kami
Kau menggelegar kami sunyi
Menjaga asa tetap bersemi.
Bencana bisa dalam bentuk apa saja. Misalnya kebakaran hutan, banjir bandang, letusan gunung, ataupun gempa bumi.
Salah satu bencana yang terjadi hampir setiap tahun adalah kebakaran hutan. Biasanya terjadi di waktu kemarau.
Kebakaran hutan berdampak pada banyak hal. Mengakibatkan kabut asap. Kematian hewan-hewan.
Semakin hari hutan di Indonesia semakin sedikit. Hal itu disebabkan adanya pembukaan kebun dan pertambangan.
Kebakaran hutan kadang-kadang terjadi dengan alamiah. Namun banyaknya adalah karena ulah manusia.
Api menyala-nyala
Menghanguskan pepohonan
Memerahkan dedaunan
Merusak rumah para hewan
Malangnya hutanku
Yang hijau dan rimbun
Memberikan kesejukan
Pada penghuni alam
Namun kini ia terkapar
Oleh api yang membakar
Berhari-hari tak juga padam
Menyisakan nasib yang kelam
Dedaunan kini berapi
Meruntuhkan kesejukan
Bermula dari tepi
Membakar ke tengah hutan
Batang-batang hangus terbakar
Hitam kelam menjadi abu
Daun-daun berguguran
Tersisa jadi kenangan
Engkau yang telah memberi udara
Memberi oksigen kepada manusia
Memberikan rumah pada margasatwa
Kini menanggung beban derita
Kami rindu kepada hutan
Di mana burung berkicauan
Melangkah dalam pertunjukan
Mendengarkan nyanyian hewan
Kemarin rindu pada hutan
Yang luas membentang
Menjadi paru-paru dunia
Sumber hidup bagi manusia
Ini hutanku menanggung luka
Jilatan api membuat sengsara
Ada ulah dari tangan manusia
Yang membuatnya menderita
Ref:
http://sdplusalkautsar.sch.id/puisi-bencana-alam.html
Sehingga banyak sekali orang yang membuat puisi tentang bencana alam. Entah tentang banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan lain sebagainya.
Puisi bencana alam adalah puisi yang menceritakan berbagai hal tentang bencana yang melanda manusia.
Puisi tentang bencana alam bisa berisi berbagai hal. Mulai dari menerangkan kejadian. Hingga penyebab bencana alam itu sendiri.
Seperti diketahui, banyak sekali kerusakan alam karena ulah manusia.
Alam yang tadinya asri dan indah, berubah gersang. Hutan pun semakin gundul.
Sungai-sungai banyak dikotori oleh sampah. Begitu pula dengan udara. Udara terkontaminasi oleh polusi.
Semua itu akibat perbuatan manusia.
Akibatnya pun akan dirasakan oleh manusia. Misalnya karena hutan semakin sedikit, Di musim kemarau akan kekurangan air.
Sebaliknya ketika musim hujan, akan menyebabkan banjir.
Semua itu merupakan akibat dari ulah manusia sendiri.
Berikut ini merupakan kumpulan puisi bencana alam. Ada yang terdiri dari 2 bait, 3 bait, dan 4 bait.
Semoga bisa membantu.
Puisi Bencana Alam Singkat 2 Bait
Di bawah ini yang merupakan kumpulan puisi yang singkat. Hanya terdiri dari 2 bait saja.
Bercerita tentang bencana alam. Tentunya berisi kesedihan.
Tetapi juga ada harapan. Semoga bencana alam ini bisa teratasi.
Banjir Melanda
Hujan turun tak reda-reda
Amat deras tanpa jeda
Semua itu sebuah pertanda
Bahwa banjir datang melanda
Karena banjir rumah tenggelam
Merusak segala harta dan benda
Pikiran pun terasa suram
Hilang di jiwa rasa bahagia
Bersabar
Bencana datang kapan saja
Kadang-kadang tidak diduga
Datangnya dengan tiba-tiba
Manusia tak siap menghadapinya
Apapun yang sedang terjadi
Rasa sabar harus di hati
Bencana ini ketentuan rabbul Izzati
Sebagai ujian bagi manusia di muka bumi.
Terendam
Rumahku terendam air
Tinggi sekali sampai di kaki
Walaupun hujan hanya sebentar
Banjir merendam area lebar
Mungkin ini ulah manusia
Yang menebang hutan dan rimba
Di mana air hendaknya disimpan
Jika tak ada pohon di dalam hutan
Puisi Bencana Alam 3 Bait
Berikutnya adalah kumpulan puisi yang terdiri dari 3 bait. Biasanya dipakai untuk pelajaran anak-anak SMP.
Sedangkan puisi yang singkat biasanya untuk anak-anak SD.
Pelajari dan baca dengan seksama. Kemudian cobalah untuk mendeklamasikannya.
Menjelang Panen
Terhampar luas padi di desa
Warnanya kuning keemasan
Pemandangan yang membahagiakan jiwa
Hamparan sawah bagai hiasan
Sayang sayang seribu sayang
Hujan turun tak kunjung reda
Harapan bahagia pun melayang
Air hujan merendam sawah
Bencana ini sungguh menyedihkan
Bagi penduduk di pedesaan
Padi menguning ini rusak
Menyisakan kepedihan
Menggenang
Ku lewati jalan itu
Sehabis turun hujan
Air banyak menggenang
Di sepanjang tepian jalan
Beginilah setiap hujan
Air tak tertampung di selokan
Akhirnya jalan pun terendam
Membahayakan bagi pejalan
Kenapa bencana ini terjadi
Mungkinkah karena ulah kita
Yang sudah tak memiliki nurani
Merusak alam tanpa rasa berdosa.
Gunung Mengamuk
Kudengar kabar berita
Gunung Merapi jauh disana
Yang biasanya berdiam diri
Kini mulai menunjukkan api
Awan panas membumbung tinggi
Dari kawah gunung berapi
Membuat takut penduduk desa
Jangan-jangan bencana menimpa
Bila Gunung mengamuk murka
Hawa panas dimuntahkannya
Mematikan kebun petani
Menyisakan rasa sedih.
Puisi Bencana Alam 4 Bait
Puisi merupakan karya seni. Sudah dikenal semenjak dahulu kala. Puisi kadang digunakan untuk merekam sebuah kejadian.
Termasuk puisi di bawah ini. Merupakan puisi tentang bencana yang terdiri dari 4 bait.
Asap
Oh asap…
Kau terus mengepul tinggi
Dari hutan negeri ini
Menyebar ke pelosok negeri
Asep telah menjadi kabut
Menutupi pandangan mata
Desaku seolah-olah tertutup
Memandang pun tak leluasa
Wahai manusia
Mengapa temanmu membakar rimba
Menimbulkan berbagai bencana
Hingga kini tak juga reda
Kau membakar pepohonan
Sehingga rusak wajah hutan
Membunuh hewan hewan
Apakah engkau tak berperasaan?
Runtuh
Bila bumi bergemeretak
Walau hanya beberapa detak
Gedung-gedung akan terguncang
Rumah-rumah banyak yang runtuh
Begitulah jika datang bencana
Gempa bumi yang tak bisa diduga
Paniklah para manusia
Banyak pula yang tertimpa
Gempa bumi luar biasa
Rumah kokoh hancur karenanya
Kadang rata dengan tanah
Tak ada kemegahan yang tersisa
Wahai manusia yang lemah
Jangan angkuh di hadapan di hadapan-Nya
Bila telah menimpakan bencana
Ke manakah kaki selamatkan diri?
Ampuni Dosa Kami
Bila insan banyak dosa
Bumi pun tak mau menerima
Bumi resah dan gelisah
Lalu bencana datang melanda
Sekiranya insan bertaqwa
Maka bumi pun penuh berkah
Jauh dari bala bencana
Menjauh dari alam yang murka
Bencana ini memang menerpa
Agar manusia menjadi sadar
Meninggalkan berbagai dosa
Atau memilih mati terkapar
Kembalilah wahai manusia
Kepada perintah Tuhan yang Esa
Bencana di dunia tak seberapa
Di akhirat luar biasa
Puisi Bencana Alam Banjir
Bencana banjir sering terjadi. Terlebih di musim hujan.
Dahulu bencana banjir biasanya terjadi di kota besar. Sekarang banjir dimana-mana. Di kota maupun di desa.
Dahulu yang terkena banjir hanya Jakarta. Saat ini hampir semua kota. Kota Bandung, Surabaya, Pekanbaru, dan kota-kota lainnya di Indonesia.
Banyak sekali penyebabnya.
Karena sudah tidak ada lagi hutan. Pepohonan banyak ditebang. Kemudian saluran air yang kurang baik.
Dan tentunya sampah yang menggunung di mana-mana. Terutama di sungai-sungai. Semua itu menjadi penyebab bencana banjir.
Hujan Yang Belum Reda
Dan jika hujan tiba
Resah pula rasa di dada
Aku takut banjir melanda
Menghancurkan harga benda
Hujan ini belum juga reda
Dalam hati aku berdoa
Semoga tidak terjadi apa-apa
Jangan sampai ada bencana
Hujan ini tak pernah salah
Hanya manusia yang serakah
Membabat hutan rimba
Mengundang bala bencana
Sungai Sampah
Sungai ini begitu jernih
Tempat bermain si anak ikan
Air mengalir ke sawah-sawah
Dari pagi sampai petang
Airnya bersih amat bening
Sejuk sekali bila disentuh
Anak-anak pun bermain-main
Berenang di air yang tak keruh
Tapi itu cerita dulu
Kini segalanya telah berubah
Kondisi sungai amatlah pilu
Karena sungai penuh dengan sampah
Saat hujan turun deras
Air sungai pun meluap-luap
Tumpah ke kampung-kampung
Merendam rumah di kota-kota.
Dikepung Air
Bila manusia tak peduli
Seolah-olah tak punya hati
Membuang sampah sembarangan
Membakar hutan, merusak pegunungan.
Akan tiba saatnya nanti
Saat alam mulai beraksi
Derita manusia ia tak peduli
Karena manusia telah menyakiti
Datanglah banjir yang mengepung
Jalan jalan terendam air
Di mana-mana penyakit muncul
Hati manusia pun merasa sedih
Jika ingin hidup sejahtera
Harmonis bersama alam semesta
Cobalah untuk selalu peduli
Jagalah keasrian alam ini.
Puisi Bencana Alam Tsunami
Bencana tsunami beberapa kali terjadi. Di Palu dan di Aceh.
Bencana ini mengakibatkan kerusakan yang besar. Rumah rumah runtuh. Jiwa manusia pun melayang.
Tsunami biasanya disebabkan gempa bumi. Yaitu gempa bumi yang terjadi di lautan.
Sehingga air laut bergerak. Lalu bergelombang hingga ke tepi pantai.
Ribuan korban jiwa melayang. Ribuan rumah hancur tak bersisa. Begitulah jika bencana tsunami melanda.
Di bawah ini merupakan puisi tentang tsunami.
Gelombang Menerjang
Di pagi hari yang begitu cerah
Manusia melakukan aktivitasnya
Sang surya pun bercahaya terang
Menghangatkan bumi tercinta
Tiba-tiba pantai mengering
Airnya surut entah kemana
Terlihat ikan bergeletakan
Kehilangan air dari lautan
Manusia asyik bermain
Di tepi pantai yang sangat indah
Saat menyadari apa-apa
Sebentar lagi datang bencana
Lalu dengan tiba-tiba
Gelombang tinggi bergulung gulung
Bagaikan pohon pohon kelapa
Yang menerkam dari samudra
Gelombang itu tampak pelan
Padahal melaju ke daratan
Hancurkan pantai satu sapuan
Segalanya jadi berantakan
Tangisan Duka
Kulihat muka-muka suram
Mata mereka tampak dalam
Isak tangis bersahutan
Ada bencana dari lautan
Anak kecil mencari ibunya
Yang terpisah entah dimana
Seorang ibu menangis pilu
Melihat anaknya terbujur kaku
Mayat-mayat bergelimpangan
Memenuhi sepanjang jalan
Bencana ini hanya sesaat
Tapi dampaknya begitu hebat
Lautan menumpahkan air
Hingga menyapu ke tepian
Manusia tak lagi berpikir
Hanya mencoba menyelamatkan
Rumah-rumah pun runtuh
Berantakan diterjang gelombang
Bagaikan mainan dari kertas
Saat disapu ombak yang keras
Betapa lemah manusia
Saat menghadapi bala bencana
Wajah alam tampak murka
Menyisakan pedih semata
Cahaya Harapan
Bencana merusak semuanya
Meruntuhkan rumah-rumah
Yang dibangun begitu lama
Hancur hanya seketika
Gedung-gedung yang begitu megah
Tak memiliki kekuatan apa-apa
Alam lebih kuat dari manusia
Di hadapan bencana tak berdaya
Untuk apa bersedih hati
Bencana ini udah di ratapi
Nyalakanlah api harapan
Untuk membangun masa depan
Mari kita bangkit kembali
Meneruskan kehidupan ini
Tak ada gunanya bersedih diri
Semua luka mari kita obat
Semua memang tampak berbeda
Setelah bencana datang melanda
Tuhan telah memberikan kesempatan
Agar kita pulang ke pintu pertobatan
Bencana Gempa Bumi
Indonesia sering kali ditimpa gempa bumi. Gempa bumi memang tak bisa dihindari.
Kecuali dengan banyak-banyak bertakwa kepada Allah.
Semakin kesini semakin banyak gempa bumi. Itulah yang telah disampaikan oleh Rasulullah.
Semakin banyak kemaksiatan, semakin banyak gempa bumi datang.
Gempa bumi bukan sekedar fenomena alam. Tukang kendang terjadinya patahan. Tetapi gempa bumi ada hubungannya dengan dosa-dosa manusia.
Ketika bencana datang, jadi pelajaran bagi orang yang beriman.
Gempa bumi besar pernah terjadi di berbagai daerah. Di Lampung, di Palu, Mentawai, Jogjakarta, dan banyak daerah lainnya.
Apabila gempa ini terjadi di lautan, bisa menyebabkan tsunami.
Bumi Berderak
Hanya sesaat
Tiba-tiba bumi berderak
Rumah-rumah patah dan rusak
Apa yang telah terjadi
Telah datang gempa bumi
Menggetarkan sanubari
Manusia bagaikan limbung
Tak tau apa yang terjadi
Duka lara merundung
Gempa mengguncang negeri ini
Rasanya Berbeda
Kemarin terasa indah
Langit biru begitu cerah
Anak ibu bercengkrama
Begitu hangat di keluarga
Hari ini semua berubah
Keindahan itu telah berlalu
Bumi tampak berantakan
Orang menangis di reruntuhan
Tinggalah puing-puing
Yang menyesakkan harapan
Tubuh banyak yang terluka
Oleh bencana yang tiba-tiba
Mungkin ini adalah ujian
Untuk mereka yang beriman
Atau sekedar pengingat
Agar hentikan semua maksiat
Runtuhnya Rumah
Di rumah itu
Ada canda dan tawa
Banyak kita beribu-ribu
Semarakan hari-hari dunia
Siapa yang menduga
Gempa bumi datang melanda
Rumah runtuh seketika
Menyisakan puing-puing saja
Atap rumah ambruk
Tiang tiang telah patah
Dinding kuat runtuh
Hati ini menjadi kelabu
Sedih Di Hati
Seorang anak kecil
Sendiri duduk menggigil
Menatap rumahnya yang runtuh
Ibunya terbaring kaku
Ia menatap ke sekitar
Desanya seperti tak dikenal
Orang-orang panik keluar
Dengan wajah yang begitu muram
Gempa bumi mengubah wajah
Yang ceria kini berduka
Yang indah kini berubah
Puing-puing di mana-mana
Sedih pilu hatinya
Anak kecil itu meratap sedih
Hanya air mata yang mengalir
Menghadapi bencana yang tak terpikir.
Ke Mana Berlari?
Ketika bencana terjadi
Kemana lagi manusia berlari
Tak ada tempat untuk berlindung
Hanya kepada Tuhan memohon ampun
Sungguh tak mampu kita menahan
Apabila bencana menyerang
Lemah lunglai segala daya
Itulah kekuasaan Tuhan yang Esa
Tak ada tempat berlari
Kecuali hanya kepada-Nya
Jangan angkuhkan diri
Bersimpuhlah kepada-Nya.
Apa Yang Dimaksud Dengan Bencana?
BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.Apa Yang Dimaksud Dengan Gempa Bumi?
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.Puisi Bencana Gunung Meletus
Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Bencana letusan gunung terjadi beberapa kali di Indonesia. Salah satu yang besar adalah letusan gunung Krakatau.
Letusan gunung ini memisahkan antara pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Artinya Gunung Krakatau memiliki letusan yang sangat hebat.
Letusan itu terjadi sekitar tahun 1800-an. Menurut para ahli, abu dari letusan gunung Krakatau sampai ke Eropa.
Saat ini masih banyak gunung yang masih aktif. Gunung Merapi dan Gunung Sinabung merupakan letusan yang juga sangat besar.
Bencana tersebut menghancurkan pertanian masyarakat. Abu dari letusan gunung mengakibatkan tanaman mati.
Berikut ini merupakan puisi bencana gunung meletus.
Awan Panas
Membumbung tinggi ke angkasa
Bagaikan awan yang bergulung-gulung
Hawa panas sangat terasa
Sebuah pertanda dari gunung
Manusia mulai ketakutan
Tak lama lagi ada letusan
Lava mulai dikeluarkan
Dengan suara menggetarkan
Burung-burung terbang
Meninggalkan pegunungan
Begitu pula berbagai hewan
Karena bencana sudah dirasakan
Tak ada yang bisa dilakukan
Desa permai ditinggalkan
Karena nyawa sebagai taruhan
Jika gunung mengeluarkan letusan.
Abu Letusan
Kau tebarkan abu
Pada desa yang kau pangku
Menebarkan hawa di udara
Panas melanda sungguh terasa
Kau terbarkan abu
Pada daun-daun di kebun
Sayuran pun mulai layu
Panasmu memang tak tertahankan
Kau terbarkan abu
Ke utara ke selatan
Kepada manusia maupun hewan
Membuat mereka ketakutan
Kau terbarkan abu
Sesuai perintah dari Tuhan
Agar tumbuh di hati manusia
Rasa takut juga harapan.
Hilang Desaku
Hilang desaku
Ditimpa oleh bencana
Letusan gunung
Memporak-porandakannya
Hilang desaku
Juga sawah dan kebunnya
Yang tersisa hanyalah abu
Sisa dari bencana itu
Kami harus bangkit lagi
Membangun desa ini
Agar kembali asri
Indah berbunga dan bersemi.
Berkali-kali
Oh Gunung Merapi
Engkau masih beraksi
Lagi dan lagi
Belum juga berhenti
Engkau meletus setiap hari
Membuat cemas setiap diri
Kapankah tenang kembali
Melihat wajahmu berseri-seri.
Kami hanya menanti
Berdoa di tenda-tenda kami
Kau menggelegar kami sunyi
Menjaga asa tetap bersemi.
Kebakaran Hutan
Bencana bisa dalam bentuk apa saja. Misalnya kebakaran hutan, banjir bandang, letusan gunung, ataupun gempa bumi.
Salah satu bencana yang terjadi hampir setiap tahun adalah kebakaran hutan. Biasanya terjadi di waktu kemarau.
Kebakaran hutan berdampak pada banyak hal. Mengakibatkan kabut asap. Kematian hewan-hewan.
Semakin hari hutan di Indonesia semakin sedikit. Hal itu disebabkan adanya pembukaan kebun dan pertambangan.
Kebakaran hutan kadang-kadang terjadi dengan alamiah. Namun banyaknya adalah karena ulah manusia.
Dilalap Api
Api menyala-nyala
Menghanguskan pepohonan
Memerahkan dedaunan
Merusak rumah para hewan
Malangnya hutanku
Yang hijau dan rimbun
Memberikan kesejukan
Pada penghuni alam
Namun kini ia terkapar
Oleh api yang membakar
Berhari-hari tak juga padam
Menyisakan nasib yang kelam
Hutanku Yang Malang
Dedaunan kini berapi
Meruntuhkan kesejukan
Bermula dari tepi
Membakar ke tengah hutan
Batang-batang hangus terbakar
Hitam kelam menjadi abu
Daun-daun berguguran
Tersisa jadi kenangan
Engkau yang telah memberi udara
Memberi oksigen kepada manusia
Memberikan rumah pada margasatwa
Kini menanggung beban derita
Rindu Pada Hutanku
Kami rindu kepada hutan
Di mana burung berkicauan
Melangkah dalam pertunjukan
Mendengarkan nyanyian hewan
Kemarin rindu pada hutan
Yang luas membentang
Menjadi paru-paru dunia
Sumber hidup bagi manusia
Ini hutanku menanggung luka
Jilatan api membuat sengsara
Ada ulah dari tangan manusia
Yang membuatnya menderita
Puisi Tentang Hutan
Hutan memang sebuah inspirasi. Banyak dibuat menjadi puisi. Silahkan baca di Puisi Tentang Hutan Untuk Anak Sekolah.Puisi Air Terjun
Air terjun sangatlah indah. Merupakan bagian dari alam. Yang merupakan air yang mengalir kemudian jatuh. Biasanya berada di antara pegunungan. Ingin puisi tentang air terjun? Baca di Puisi Air Terjun Indah.Kerusakan Alam
Awalnya alam begitu indah. Seperti gunung, pantai, dan persawahan. Namun kadang-kadang dirusak oleh manusia. Entah dengan membuang sampah maupun melakukan aktivitas seperti pertambangan. Sehingga alam rusak. Baca puisinya di Puisi Kerusakan Alam.Ref:
http://sdplusalkautsar.sch.id/puisi-bencana-alam.html