Contoh Majas Personifikasi Dalam Puisi dan Artinya

Personifikasi adalah pengumpamaan (pelambangan) benda mati sebagai orang atau manusia (kbbi).

Majas personifikasi seringkali dipakai, termasuk di dalam puisi. Bahkan majas personifikasi merupakan majas yang paling banyak digunakan dalam puisi.

Inti dari personifikasi adalah menjadikan benda mati seolah-olah bisa beraktivitas seperti manusia.

Berikut ini yang merupakan contoh puisi yang mengandung majas personifikasi.

majas personifkasi dalam puisi

Puisi “Teratai”


Karya Sanusi Pane, 1929

Dalam kebun di tanah airku,
tumbuh sekuntum bunga teratai,
Tersembunyi kembang indah permai,
Tidak terlihat orang yang lalu.

Akarnya tumbuh di hati dunia,
Daun berseri Laksmi mengarang,
Biarpun dia diabaikan orang,
Seroja kembang gemilang mulia.

Teruslah, o Teratai Bahagia,
Berseri di kebun Indonesia,
Biar sedikit penjaga taman.
Biarpun engkau tidak dilihat,
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkau pun turut menjaga Zaman.


Hujan Bulan Juni


Sapardi Djoko Damono,

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu


Majas personifikasi yang terdapat pada puisi di atas adalah:

  • tak ada yang lebih tabah
  • tak ada yang lebih bijak
  • tak ada yang lebih arif



Berharap


Harapan adalah matahari
Yang memiliki cahaya
Untuk setiap hati
Yang percaya

Harapan telah menggamitku
Membisiki dengan keindahan
Lalu perlahan-lahan
Suaranya menjadi suaraku.

Harapan telah bercahaya
Bukan hanya di dalam jiwa
Ini ia telah menjadi
Kenyataan dalam hidupku ini.


Api Rindu


Rindu mengetuk hatiku
Di antara kesunyian malam
Rindu telah berlabuh di jiwaku
Di antara kemarau panjang

Ketika malam jatuh
Hatiku terbakar api rindu
Pada dia yang disana
Yang kini sedang mencari nafkah.


Pada puisi di atas terdapat majas personifikasi, terdapat pada larik:

  • Rindu mengetuk hatiku
  • Rindu telah berlabuh di jiwaku


Sungai Di Kaki Gunung


Gerai sungai terdengar
Mengalir di antara bebatuan
Bersama kicau burung burung
Di kaki gunung yang anak indah.

Kaki sungai menari-nari
Bersuara di antara sunyi
Jatuh padanya selembar daun
Yang mulai kering dan kerontang

Akupun ingin pulang
Kembali menikmati
Gemericik sungai yang meneduhkan
mengusap-ngusap hati


Pada puisi sungai di kaki gunung, mengandung majas personifikasi:

  • Kaki sungai menari-nari
  • mengusap-ngusap hati



Kicau
mengusap-ngusap hati


https://typoonline.com/kbbi/personifikasi
Next Post Previous Post