20 Pantun Idul Fitri, Ucapan Minal Aidzin wal Faidzin Bergambar
Pantun idul fitri ini merupakan rangkaian pantun ramadhan dan pantun lebaran.
Setelah sebulan penuh puasa, saat lebaranpun tiba.
Tanah Minang Tanah melayu,
Rumah adat dari jati.
Mengirim bunga takut layu,
Kukirim pantun rangkaian hati.
Cantik cantik anak rusa,
Bermain asyik di hutan rimba.
Sebulan penuh kita puasa,
Akhirnya Idul Fitri akan tiba.
Ladang jauh terkena hama,
Hutan bambu dimakan panda.
Terdengar takbir jauh menggema,
Membuat haru dalam dada.
Bunga mawar panjang sekilan,
Hiasan rumah yang sudah kumal.
Tak terasa sudah satu bulan,
Moga diterima segala amal.
Burung merpati putih warnanya,
Hingga di pucuk kaki tangga.
Berletih-letih ibadah di dunia,
Moga-moga semua masuk surga.
Jaga lisan jaga bibir,
Jauh hati dari khawatir.
Tua muda ucapkan takbir,
Tanda ramadhan kan berakhir.
Baju lama ditanggalkan,
Cahaya jatuh ada bayangan.
Sedih hati kan ditinggalkan,
Ditinggalkan Ramadhan penuh kenangan.
Papan jati dibuat rumah,
Tumbuh di samping bunga setanggi.
Sejuk hati sholat jamaah,
Moga di surga berkumpul lagi.
Tuk Dalang badannya kurus,
Sakit gigi sakit kepala.
Puasa, tarawih, dan tadarus,
Moga amal kita diberi pahala.
Putri cantik secantik mutiara,
Pakai baju warnanya merah.
Semua wajah terlihat gembira,
Bajunya baru wajahnya cerah.
Sholat maghrib di waktu petang,
Berdiri di shaf baik dirapatkan.
Hari yang fitri telah datang,
Minal aidzin wal faidzin kuucapkan.
Berlatih perang para tentara,
Agar negeri tidak kalah.
Maafkan kami wahai saudara,
Jika banyak berbuat salah.
Beli nasi lauknya kentang,
Bukan untuk nasi sarapan.
Hari lebaran telah datang,
Banyak orang maaf-maafan.
Senyum berseri ditampakan,
Beroleh pahala mendapat ganjaran.
Sholat idul fitri jangan dilupakan,
Khotib berkhutbah tolong dengarkan.
Banyak hewan yang melata,
Burung merpati burung dara.
Banyak kerabat datang dari kota,
Ramai rumah banyak saudara.
Setiap kata berasal dari dalam hati,
Dan ketulusan senantiasa mengiringi,
Kami mohon bukakan hati,
Mohon maaf di hari yang fitri.
Luka di tangan bisa diobati,
Luka hati kemana obat dicari?
Hanya maafmu yang dapat menyembuhkannya.
Semoga di hari ini,
Terhapus segala kesal dalam hati.
Perdebatan telah usai,
Pertengkaran telah berlalu.
Di hari yang penuh berkah ini,
Mari saling meminta dan memberi maaf.
Semoga damai selalu Indonesiaku.
Kain ulos kain satin,
Beli di hilir jual di hulu.
Saya mohon maaf lahir batin,
Untuk semua salah yang lalu.
Kayu satu tempat meniti,
Sungai kecil deras airnya.
Jangan simpan dendam dalam hati,
Memaafkan itu lebih mulia.
Anak sekolah suka menari,
Sudah pandai jadi tontonan.
Kutulis pantun di hari fitri,
Maaf darimu aku mohonkan.
Tidak tumbuh pohon pepaya,
Jika air tak disiramkan.
Tidak sempurna di hari raya,
Jika salahku belum kau maafkan.
Sudah berlalu order lama,
Banyak tertulis sejarahnya.
Suara takbir terus menggema,
Meleleh hati mendengarkannya.
Jalan-jalan ke Bulukumba,
Jalan berdua dengan si dara.
Hari raya telah tiba,
Semua orang bergembira.
Api obor panas membara,
Hilang gelap datang terangnya
Ketupat dan opor sudah tersedia,
Mari makan bersama-sama.
Kaki berjinjit, badan mengendap,
Dapur bersih mana kompornya.
Makan ketupat sangat sedap,
Jangan lupa dengan opornya.
Dari Jubair bin Nufair; beliau mengatakan, “Dahulu, para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila saling bertemu pada hari raya, saling mengucapkan,
َتقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ
“Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian.” (Sanadnya hasan; Fathul Bari, 2:446)
Jadi ucapan yang dikenal oleh generasi salaf (terdahulu) bukanlah minal aidzin wal faidzin, tetapi mereka mengucapkan tawabbalallahu minna wa minkum.
Selamat idul fitri.
Semoga Allah menerima amal kami dan kalian semua.
Setelah sebulan penuh puasa, saat lebaranpun tiba.
1. Pantun Idul Fitri
Tanah Minang Tanah melayu,
Rumah adat dari jati.
Mengirim bunga takut layu,
Kukirim pantun rangkaian hati.
Cantik cantik anak rusa,
Bermain asyik di hutan rimba.
Sebulan penuh kita puasa,
Akhirnya Idul Fitri akan tiba.
Ladang jauh terkena hama,
Hutan bambu dimakan panda.
Terdengar takbir jauh menggema,
Membuat haru dalam dada.
Bunga mawar panjang sekilan,
Hiasan rumah yang sudah kumal.
Tak terasa sudah satu bulan,
Moga diterima segala amal.
Burung merpati putih warnanya,
Hingga di pucuk kaki tangga.
Berletih-letih ibadah di dunia,
Moga-moga semua masuk surga.
2. Pantun lebaran penuh kegembiraan
Jaga lisan jaga bibir,
Jauh hati dari khawatir.
Tua muda ucapkan takbir,
Tanda ramadhan kan berakhir.
Baju lama ditanggalkan,
Cahaya jatuh ada bayangan.
Sedih hati kan ditinggalkan,
Ditinggalkan Ramadhan penuh kenangan.
Papan jati dibuat rumah,
Tumbuh di samping bunga setanggi.
Sejuk hati sholat jamaah,
Moga di surga berkumpul lagi.
Tuk Dalang badannya kurus,
Sakit gigi sakit kepala.
Puasa, tarawih, dan tadarus,
Moga amal kita diberi pahala.
Putri cantik secantik mutiara,
Pakai baju warnanya merah.
Semua wajah terlihat gembira,
Bajunya baru wajahnya cerah.
3. Pantun Minal Aidzin wal Fa idzin
Sholat maghrib di waktu petang,
Berdiri di shaf baik dirapatkan.
Hari yang fitri telah datang,
Minal aidzin wal faidzin kuucapkan.
Berlatih perang para tentara,
Agar negeri tidak kalah.
Maafkan kami wahai saudara,
Jika banyak berbuat salah.
Beli nasi lauknya kentang,
Bukan untuk nasi sarapan.
Hari lebaran telah datang,
Banyak orang maaf-maafan.
Senyum berseri ditampakan,
Beroleh pahala mendapat ganjaran.
Sholat idul fitri jangan dilupakan,
Khotib berkhutbah tolong dengarkan.
Banyak hewan yang melata,
Burung merpati burung dara.
Banyak kerabat datang dari kota,
Ramai rumah banyak saudara.
4. Ucapan selamat hari raya
Setiap kata berasal dari dalam hati,
Dan ketulusan senantiasa mengiringi,
Kami mohon bukakan hati,
Mohon maaf di hari yang fitri.
Luka di tangan bisa diobati,
Luka hati kemana obat dicari?
Hanya maafmu yang dapat menyembuhkannya.
Semoga di hari ini,
Terhapus segala kesal dalam hati.
Perdebatan telah usai,
Pertengkaran telah berlalu.
Di hari yang penuh berkah ini,
Mari saling meminta dan memberi maaf.
Semoga damai selalu Indonesiaku.
5. Pantun mohon maaf lahir dan batin
Kain ulos kain satin,
Beli di hilir jual di hulu.
Saya mohon maaf lahir batin,
Untuk semua salah yang lalu.
Kayu satu tempat meniti,
Sungai kecil deras airnya.
Jangan simpan dendam dalam hati,
Memaafkan itu lebih mulia.
Anak sekolah suka menari,
Sudah pandai jadi tontonan.
Kutulis pantun di hari fitri,
Maaf darimu aku mohonkan.
Tidak tumbuh pohon pepaya,
Jika air tak disiramkan.
Tidak sempurna di hari raya,
Jika salahku belum kau maafkan.
6. Pantun makan ketupat jangan lupa opornya
Sudah berlalu order lama,
Banyak tertulis sejarahnya.
Suara takbir terus menggema,
Meleleh hati mendengarkannya.
Jalan-jalan ke Bulukumba,
Jalan berdua dengan si dara.
Hari raya telah tiba,
Semua orang bergembira.
Api obor panas membara,
Hilang gelap datang terangnya
Ketupat dan opor sudah tersedia,
Mari makan bersama-sama.
Kaki berjinjit, badan mengendap,
Dapur bersih mana kompornya.
Makan ketupat sangat sedap,
Jangan lupa dengan opornya.
5. Bacaan yang benar di hari lebaran
Dari Jubair bin Nufair; beliau mengatakan, “Dahulu, para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila saling bertemu pada hari raya, saling mengucapkan,
َتقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ
“Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian.” (Sanadnya hasan; Fathul Bari, 2:446)
Jadi ucapan yang dikenal oleh generasi salaf (terdahulu) bukanlah minal aidzin wal faidzin, tetapi mereka mengucapkan tawabbalallahu minna wa minkum.
Selamat idul fitri.
Semoga Allah menerima amal kami dan kalian semua.