#131 Puisi Cinta Dalam Diam Syahdu, Tenang, Dan Sedih
Puisi cinta dalam diam adalah puisi yang mengungkapkan isi hati seseorang yang sedang jatuh cinta, namun ia tak sanggup menyatakannya.
Sehingga cintanya hanya tersimpan di dalam hati. Tidak diketahui kecuali oleh dirinya sendiri.
Berikut sebagian dari puisi-puisi cinta yang begitu sedih karena tak terungkapkan.
Saat kutatap wajahmu,
Tiba-tiba terbit perasaan
Yang tak pernah kurasa sebelumnya.
Antara bahagia, suka, juga
Sedikit rasa cemas.
Setiap kupandangi wajahmu,
Tiba-tiba hatiku tersenyum.
Dan mengalir pula rasa bahagia.
Entah karena apa?
Mungkinkah aku sedang jatuh cinta?
Ataukah sekedar rasa kagum saja.
Ah,
Biarlah. Kusimpan rapi-rapi perasaan ini.
Segalanya tentangmu...
...adalah keindahan.
Senyumanmu,
Binar bola matamu,
Bibir merahmu,
Pipi putih,
Bahkan sekedar cara dudukmu:
Uh, indah. Hanya indah.
Aku ingin menatapmu dari jauh. Menyaksikan segala yang terbaik darimu.
Ingin kuperhatikan bagaimana tangan-tangan kebahagiaan, mengulurkan persembahan untuk hidupmu.
Aku jatuh cinta padamu. Ya, sekali lagi aku katakan, aku jatuh cinta padamu.
Tapi aku tak mau mengganggu diriku dengan segala rasa ini.
Jika kau bertanya
Tentang cinta dalam diam.
Mungkin:
Ia adalah rasa indah dalam dada,
Yang tak sanggup diungkapkan.
Karena:
Ada kecemasan
Jangan-jangan harapan kan bertemu dengan kekecewaan.
Jika kau bertanya
Tentang cinta dalam diam.
Bisa jadi:
Ia adalah rasaku kepadamu,
Yang kupendam bertahun-tahun,
Dari dahulu, sekarang, mungkin juga nanti.
Tapi:
Aku tak mau mengganggumu,
Jangan-jangan kau menerima cintaku.
Padahal:
Mungkin saja
Aku tak sanggup memberi sebutir kebahagiaan, sekolam permata untukmu.
Itu.
Aku sedang jatuh cinta.
Padamu.
Ternyata,
Diam-diam tumbuh rasa cinta.
Cinta itu sangat rahasia,
Karena aku jatuh cinta pada sahabat setia.
Rahasia itu cantik,
Secantik dirimu.
Tapi sayang
Cantikmu tak bisa kumiliki.
Tak ingin rasanya,
Merasakan jatuh cinta ini.
Tapi aku,
Aku hanya insan biasa.
Seluruh rasa itu,
Bergemuruh ke sekujur tubuhku.
Mengajak pikiranku melayang jauh,
Dan anganku mengembara: entah ke mana?
Inilah detik-detik mendebarkan
dalam bentangan usiaku.
Saat engkau datang,
dan mencalonkan diri
menjadi pendamping hidupku.
Maka namamu selalu kusemogakan,
Di dalam setiap doa-doaku.
Jika bersamamu mendatangkan kebaikan,
Maka satukanlah.
Jika bersamamu, menumbuhkan kebahagiaan, maka pertemukanlah.
Jika bersamamu mengukir kenangan indah, maka mudahkanlah.
Kau tak pernah tahu,
Bahwa kau telah menawan hatiku: semenjak dahulu.
Kau juga tak pernah peka,
Bahwa setiap tatap mata, ucapan, serta yang kulakukan menunjukan rasa cinta.
Ah,
Tapi mungkin kau terlalu baik.
Hingga tak sempat berpikir
Yang macam-macam tentangku.
Biarlah
Kusimpan rindu ini
Agar tetap indah di sanubari.
Tak mau
Membiarkan rasa cinta
Mengembara dan ternoda.
Karena
Cinta terbaik adalah cinta
Yang senantiasa terjaga.
Jauh dari noda
Apalagi cinta berlumur dosa.
Karena kuyakin,
Cinta yang terjaga
Kan mendatangkan rahmat dari-Nya.
Kuakui
Ada harapan dalam hatiku.
Bahwa entah bagaimana
Engkau dan aku menjadi satu,
Hidup dalam bahtera rumah tangga
Tapi aku tak ingin
Mendahului takdirku.
Bisa jadi
Engkaulah yang kuharapkan.
Namun mungkin saja
Engkau bukan yang terbaik dalam hidupku.
Maka aku memilih
Untuk menyimpan cinta ini dalam diam.
Dan mudah-mudahan
Makin lama makin pudar.
Karena bukan cinta yang membelenggu,
Tapi cinta yang membahagiakan. Itulah yang kuharapkan.
Jauh sudah kamu pergi.
Meninggalkan rumah berhari-hari.
Lama sudah aku menanti,
Kabar baik dari pujaan hati.
Kalau kau bahagia,
Akupun turut bahagia.
Kalau kau berduka,
Disampingmu aku ingin berada.
Jauh sudah kamu pergi,
Kini baru engkau kembali.
Jika kamu datang,
Lamarlah aku jangan sampai diambil orang.
Kamu yang berjuang
Di depan mataku.
Membangun masa depan,
Tidak pernah kulihat mengeluh.
Maka hatiku kagum,
Untuk setiap kerja keras itu.
Maka bibirku tersenyum,
Menyaksikan kegigihanmu.
Puisi Tinalaniati,
Ramadhan 1440 H.
Untuk cintaku
” semoga kita dipertemukan dalam ikatan suci nan indah ”
Dan aku belum siap melangkah lebih jauh denganmu,
maka aku mencintaimu dalam diam
kerena diamku adalah salah satu bukti cintaku padamu
ku ingin memuliakanmu, dengan tidak mengajakmu menjalin hubungan yang terlarang
ku tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatimu
karena diamku
adalah cara memuliakan diri,
memuliakan kesucian,
juga sebagai cara menjaga hatimu.
Bisa jadi kamu adalah seseorang yang telah Tuhan takdirkan untukku.
Karena dalam diam
Ada doa-doa yang senantiasa kupanjatkan,
Bukan sekedar untuk bersama denganmu,
Tetapi
Agar aku dan kamu mendapatkan yang terbaik.
Biarlah kusimpan rapi-rapi
Cinta dalam diam ini.
Kalau memang takdirnya, Tuhan pasti
Akan satukan aku dan kamu dalam naungan cinta penuh berkah.
Dan jika:
Kamu bukan ditakdirkan untukku,
Tuhan akan menghapus rasa ini diam-diam.
Kamu, kamu adalah salah satu ceritaku
Yang mengisi salah relung dari memori hati.
Hanya agar aku mengerti tentang rasa.
Bahwa aku menyimpan cinta di dalam dada. Jauh, jauh sekali di lubuk hati, bahwa jatuh cinta itu meresahkan jiwa.
Di kala jauh,
Ada rindu yang menyentuh.
Kala dekat,
Hatiku dag dig dug bergejolak.
Ternyata kau singgahi hati ini,
Dengan membawa segaris rindu,
Tapi kau lupa,
Bagaimana menyembuhkan hati rindu miliku ini?
Adakah penantian yang begitu indah,
Selain penantian kekasih yang pergi jauh.
Adakah cinta yang begitu sedih,
Ketika orang yang kucintai
Mesti berjuang sebelum datang.
Datang meminang.
Maka akan kutunggu
Hingga cincin ini melingkar di jemari.
Kaulah cahaya cintaku,
Yang mengusir kegelapan serta kesedihanku.
Tetapi:
Mengapa kau datang dengan berita
Yang membuat hatiku pilu.
Mengapa kau datang
Hanya sekedar mengucapkan
“Selamat tinggal”?
Apakah diriku tak layak
Untuk menunggu?
Ataukah kamu
Sudah bertemu dengan yang lain selain diriku?
Selalu kukirimkan puisi sedih
Tentang harapan yang hampir hilang.
Karena cinta ini tak terungkapkan
Hanya di hati bersemayam.
Jatuh cinta ini menyakitkan,
jika cinta tak dipertemukan,
hanya datang kekecewaan,
mengapa cintaku hanya padamu seorang.
Kuketuk pinta hatimu,
Dengan kebaikan dan doa suci.
Namun memang bukan untukku,
Engkau ditakdirkan dengan yang lain.
Ingin rasanya aku menangis,
Namun air mata rasanya habis.
Ingin aku berteriak,
Namun suara telah serak.
Kemana cinta harus kucari,
Bila cinta pertama telah pergi.
Inikah cerita cinta itu,
Hanya singgah kemudian berlalu.
Aku Mencintaimu Dari Kejauhan
Dia-lah:
Yang mendatangkan rasa cinta ini,
Memekarkan kekaguman,
Menumbuhkan kerinduan.
Aku hanya pasrah,
Tak berdaya.
Hanya tertegun menyaksikan diriku jatuh cinta pada seseorang yang entah, mengapa tak ada keberanian mengungkapkannya.
Aku hanya mengagumimu dalam diam.
Utuh tak tersentuh.
Aku begitu mencintaimu:
Tapi izinkan diriku tak mengganggu hatimu, tak merusak kekhusu’an ibadahmu, tak mengusik kebahagiaan munajatmu.
Karena diriku
Sudah cukup bahagia saat mengetahui engkau bahagia.
Aku serasa dialiri kesentosaan jiwa,
Manakala melihatmu tersenyum dalam damai sepanjang usia.
Biarlah kudekap perasaan ini. Kupeluk rapat-rapat air mataku.
“Ketika aku tak lagi terkagum denganmu, maka pahamilah jejakku.. Karena mungkin, aku pernah menulis tentangmu dan meyapa namamu dalam tiap untaian doaku” (Juniarti, 8.5.19)
Baca juga:
Mencintai Dalam Diam
Puisi Cinta Dalam Diam Dwitasari
Puisi Cinta Dalam Diam Singkat
Puisi Cinta Dalam Diam Menyentuh Hati
pg. 00.90.76
Sehingga cintanya hanya tersimpan di dalam hati. Tidak diketahui kecuali oleh dirinya sendiri.
img:pixabay.com |
1. Jatuh Cinta
Dhuhur, 3 Ramadhan 1440 HSaat kutatap wajahmu,
Tiba-tiba terbit perasaan
Yang tak pernah kurasa sebelumnya.
Antara bahagia, suka, juga
Sedikit rasa cemas.
Setiap kupandangi wajahmu,
Tiba-tiba hatiku tersenyum.
Dan mengalir pula rasa bahagia.
Entah karena apa?
Mungkinkah aku sedang jatuh cinta?
Ataukah sekedar rasa kagum saja.
Ah,
Biarlah. Kusimpan rapi-rapi perasaan ini.
2. Saat Jatuh Cinta, Kutulis Puisi Nan Indah
puisi dalam diam |
Segalanya tentangmu...
...adalah keindahan.
Senyumanmu,
Binar bola matamu,
Bibir merahmu,
Pipi putih,
Bahkan sekedar cara dudukmu:
Uh, indah. Hanya indah.
Aku ingin menatapmu dari jauh. Menyaksikan segala yang terbaik darimu.
Ingin kuperhatikan bagaimana tangan-tangan kebahagiaan, mengulurkan persembahan untuk hidupmu.
Aku jatuh cinta padamu. Ya, sekali lagi aku katakan, aku jatuh cinta padamu.
Tapi aku tak mau mengganggu diriku dengan segala rasa ini.
3. Tentang Cinta Dalam Diam
Jika kau bertanya
Tentang cinta dalam diam.
Mungkin:
Ia adalah rasa indah dalam dada,
Yang tak sanggup diungkapkan.
Karena:
Ada kecemasan
Jangan-jangan harapan kan bertemu dengan kekecewaan.
Jika kau bertanya
Tentang cinta dalam diam.
Bisa jadi:
Ia adalah rasaku kepadamu,
Yang kupendam bertahun-tahun,
Dari dahulu, sekarang, mungkin juga nanti.
Tapi:
Aku tak mau mengganggumu,
Jangan-jangan kau menerima cintaku.
Padahal:
Mungkin saja
Aku tak sanggup memberi sebutir kebahagiaan, sekolam permata untukmu.
Itu.
4. Puisi Pendek Cinta Dalam Diam
Aku sedang jatuh cinta.
Padamu.
Ternyata,
Diam-diam tumbuh rasa cinta.
Cinta itu sangat rahasia,
Karena aku jatuh cinta pada sahabat setia.
Rahasia itu cantik,
Secantik dirimu.
Tapi sayang
Cantikmu tak bisa kumiliki.
5. Puisi Cinta Dalam Diam Islami
Tak ingin rasanya,
Merasakan jatuh cinta ini.
Tapi aku,
Aku hanya insan biasa.
Seluruh rasa itu,
Bergemuruh ke sekujur tubuhku.
Mengajak pikiranku melayang jauh,
Dan anganku mengembara: entah ke mana?
6. Namamu Kusemogakan Dalam Doa’ku
Inilah detik-detik mendebarkan
dalam bentangan usiaku.
Saat engkau datang,
dan mencalonkan diri
menjadi pendamping hidupku.
Maka namamu selalu kusemogakan,
Di dalam setiap doa-doaku.
Jika bersamamu mendatangkan kebaikan,
Maka satukanlah.
Jika bersamamu, menumbuhkan kebahagiaan, maka pertemukanlah.
Jika bersamamu mengukir kenangan indah, maka mudahkanlah.
7. Kau Tak Pernah Tahu
Kau tak pernah tahu,
Bahwa kau telah menawan hatiku: semenjak dahulu.
Kau juga tak pernah peka,
Bahwa setiap tatap mata, ucapan, serta yang kulakukan menunjukan rasa cinta.
Ah,
Tapi mungkin kau terlalu baik.
Hingga tak sempat berpikir
Yang macam-macam tentangku.
8. Cinta Muslimah Dalam Diam
Biarlah
Kusimpan rindu ini
Agar tetap indah di sanubari.
Tak mau
Membiarkan rasa cinta
Mengembara dan ternoda.
Karena
Cinta terbaik adalah cinta
Yang senantiasa terjaga.
Jauh dari noda
Apalagi cinta berlumur dosa.
Karena kuyakin,
Cinta yang terjaga
Kan mendatangkan rahmat dari-Nya.
9. Hanya Yang Terbaik
Kuakui
Ada harapan dalam hatiku.
Bahwa entah bagaimana
Engkau dan aku menjadi satu,
Hidup dalam bahtera rumah tangga
Tapi aku tak ingin
Mendahului takdirku.
Bisa jadi
Engkaulah yang kuharapkan.
Namun mungkin saja
Engkau bukan yang terbaik dalam hidupku.
Maka aku memilih
Untuk menyimpan cinta ini dalam diam.
Dan mudah-mudahan
Makin lama makin pudar.
Karena bukan cinta yang membelenggu,
Tapi cinta yang membahagiakan. Itulah yang kuharapkan.
10. Jika Kau Pulang, Lamarlah Aku
Jauh sudah kamu pergi.
Meninggalkan rumah berhari-hari.
Lama sudah aku menanti,
Kabar baik dari pujaan hati.
Kalau kau bahagia,
Akupun turut bahagia.
Kalau kau berduka,
Disampingmu aku ingin berada.
Jauh sudah kamu pergi,
Kini baru engkau kembali.
Jika kamu datang,
Lamarlah aku jangan sampai diambil orang.
11. Puisi Mengagumi
Kamu yang berjuang
Di depan mataku.
Membangun masa depan,
Tidak pernah kulihat mengeluh.
Maka hatiku kagum,
Untuk setiap kerja keras itu.
Maka bibirku tersenyum,
Menyaksikan kegigihanmu.
12. Mencintai Dalam Diam
Puisi Tinalaniati,
Ramadhan 1440 H.
Untuk cintaku
” semoga kita dipertemukan dalam ikatan suci nan indah ”
Dan aku belum siap melangkah lebih jauh denganmu,
maka aku mencintaimu dalam diam
kerena diamku adalah salah satu bukti cintaku padamu
ku ingin memuliakanmu, dengan tidak mengajakmu menjalin hubungan yang terlarang
ku tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatimu
karena diamku
adalah cara memuliakan diri,
memuliakan kesucian,
juga sebagai cara menjaga hatimu.
Bisa jadi kamu adalah seseorang yang telah Tuhan takdirkan untukku.
Karena dalam diam
Ada doa-doa yang senantiasa kupanjatkan,
Bukan sekedar untuk bersama denganmu,
Tetapi
Agar aku dan kamu mendapatkan yang terbaik.
Biarlah kusimpan rapi-rapi
Cinta dalam diam ini.
Kalau memang takdirnya, Tuhan pasti
Akan satukan aku dan kamu dalam naungan cinta penuh berkah.
Dan jika:
Kamu bukan ditakdirkan untukku,
Tuhan akan menghapus rasa ini diam-diam.
Kamu, kamu adalah salah satu ceritaku
Yang mengisi salah relung dari memori hati.
13. Kutuliskan Puisi Cinta
Kutuliskan puisi cinta,Hanya agar aku mengerti tentang rasa.
Bahwa aku menyimpan cinta di dalam dada. Jauh, jauh sekali di lubuk hati, bahwa jatuh cinta itu meresahkan jiwa.
Di kala jauh,
Ada rindu yang menyentuh.
Kala dekat,
Hatiku dag dig dug bergejolak.
Ternyata kau singgahi hati ini,
Dengan membawa segaris rindu,
Tapi kau lupa,
Bagaimana menyembuhkan hati rindu miliku ini?
14. Sia-Sia Kutunggu Dirimu
Adakah penantian yang begitu indah,
Selain penantian kekasih yang pergi jauh.
Adakah cinta yang begitu sedih,
Ketika orang yang kucintai
Mesti berjuang sebelum datang.
Datang meminang.
Maka akan kutunggu
Hingga cincin ini melingkar di jemari.
Kaulah cahaya cintaku,
Yang mengusir kegelapan serta kesedihanku.
Tetapi:
Mengapa kau datang dengan berita
Yang membuat hatiku pilu.
Mengapa kau datang
Hanya sekedar mengucapkan
“Selamat tinggal”?
Apakah diriku tak layak
Untuk menunggu?
Ataukah kamu
Sudah bertemu dengan yang lain selain diriku?
15. Puisi Cinta Dalam Diam Singkat
Selalu kukirimkan puisi sedih
Tentang harapan yang hampir hilang.
Karena cinta ini tak terungkapkan
Hanya di hati bersemayam.
Jatuh cinta ini menyakitkan,
jika cinta tak dipertemukan,
hanya datang kekecewaan,
mengapa cintaku hanya padamu seorang.
Kuketuk pinta hatimu,
Dengan kebaikan dan doa suci.
Namun memang bukan untukku,
Engkau ditakdirkan dengan yang lain.
Ingin rasanya aku menangis,
Namun air mata rasanya habis.
Ingin aku berteriak,
Namun suara telah serak.
Kemana cinta harus kucari,
Bila cinta pertama telah pergi.
Inikah cerita cinta itu,
Hanya singgah kemudian berlalu.
16. Puisi Cinta Dalam Diam Menyentuh Hati
Aku Mencintaimu Dari Kejauhan
Dia-lah:
Yang mendatangkan rasa cinta ini,
Memekarkan kekaguman,
Menumbuhkan kerinduan.
Aku hanya pasrah,
Tak berdaya.
Hanya tertegun menyaksikan diriku jatuh cinta pada seseorang yang entah, mengapa tak ada keberanian mengungkapkannya.
Aku hanya mengagumimu dalam diam.
Utuh tak tersentuh.
Aku begitu mencintaimu:
Tapi izinkan diriku tak mengganggu hatimu, tak merusak kekhusu’an ibadahmu, tak mengusik kebahagiaan munajatmu.
Karena diriku
Sudah cukup bahagia saat mengetahui engkau bahagia.
Aku serasa dialiri kesentosaan jiwa,
Manakala melihatmu tersenyum dalam damai sepanjang usia.
Biarlah kudekap perasaan ini. Kupeluk rapat-rapat air mataku.
“Ketika aku tak lagi terkagum denganmu, maka pahamilah jejakku.. Karena mungkin, aku pernah menulis tentangmu dan meyapa namamu dalam tiap untaian doaku” (Juniarti, 8.5.19)
Baca juga:
Mencintai Dalam Diam
Puisi Cinta Dalam Diam Dwitasari
Puisi Cinta Dalam Diam Singkat
Puisi Cinta Dalam Diam Menyentuh Hati
pg. 00.90.76