7 Puisi Hujan Di Pagi Hari, Singkat Menyentuh Jiwa
Pagi ini
Berlaksa bahagia
Penuhi lubuk hati.
Sebab hujan
Turun perlahan
Selalu gerimis
Kakinya menari-nari.
.
.
.
Pengarang kieta _ Anna Noer Jannah.
Setiap kali hujan turun
Rintik-rintik seperti pagi ini,
Entah mengapa
Tiba-tiba ingin kutuliskan
Sebuah rasa, di dalam jiwa.
Bahwa perlahan-lahan
Ada rasa bahagia,
Turun memenuhi dada.
Dan bila hujan tiba
Seperti di pagi ini,
Maka aku merasa
Sebuah keheningan di dalam sana.
Hening, hening sekali
Sehingga aku bisa merasa
Seulas bahagia, meski kecil
Meski mungil...
Tapi bahagia itu ada.
Maka
Ketika hujan tiba
Aku, aku selalu bahagia.
Tahukah kamu
Bahwa jauh di lubuk hatiku
Ada sebuah kenangan yang kusimpan,
Rapi – serapi-rapinya.
Dan hanya kubuka
Saat hujan bergerenyai
Seperti di pagi yang mulia ini.
Saat kusentuh,
Kenangan itu membuncah
Membawa bayang-bayang indah
Tentang kamu, kamu dan senyumannya
Yang tak pernah bisa kulupakan.
Lalu tiba-tiba
Kenangan itu mengajakku
Masuk kembali, ke masa lalu.
Jika hujan turun
Dalam gemarai yang paling indah,
Dan suaranya,
bersuara dalam nyanyian
Yang keluar dari lubuk kesyahduan,
Maka hatikupun bahagia.
Sebab di kala itulah
Jiwaku disentuh oleh tangan kenangan;
Kenangan yang indah. Indah sekali – bersamamu.
Ya,
Aku terpesona
Oleh binar matamu
Yang mengatakan, “Ada api cinta dalam hatiku.”
Aku terpesona pula
Oleh senyuman, yang kau ciptakan
Seindah-indahnya di hadapanku.
.
.
Dan akupun tahu
Bahwa setiap ketabahanmu
Menemani hari-hariku, adalah bukti tentang kesabaran jiwamu.
Kesetiaanmu,
Melewati hari-hari penuh badai
Adalah tanda bahwa kau adalah sahabat setiaku.
Penerimaanmu,
Terhadap segala kekuranganku,
Adalah tanda keluasan jiwamu.
.
.
Kemarin
aku telah jatuh cinta padamu.
Dan hari ini,
Bersama hujan yang renyai
Hatiku ingin mengucapkan
Aku tetap mencintaimu.
Belum lagi selesai
Rasa rindu ini masih saja
Bermanja-manja.
Tiba-tiba
Hujan turun
Di pagi hari tanpa terduga.
Ada bahagia.
Ada cinta.
Ada kenangan.
Ada rindu.
Ah. Semua itu bersatu
Dalam hujan di pagi yang penuh cinta ini.
Bila pagi dicurahi hujan
Kubiarkan diri ini terpekur
Di dalam kesendirian.
Menikmati suara hujan
Menikmati tariannya
Bahkan dinginnya yang kurasa begitu indah.
Di setiap titik hujan
Ada pelukan dari kenangan
Yang mengecup hatiku.
Izinkan aku menulis
Sebuah puisi di pagi ini
Di kala gerimis yang romantis.
Sekedar mengungkapkan
Seulas rindu tak terungkapkan
Padamu, padamu yang terkenang.
Kau.
Adalah hujanku
Yang meneduhkan.
Kau.
Adalah gerimisku,
Yang tak pernah usai.
Kau. Cinta. Hujan.
Tiga kata yang ingin kupeluk
Dalam puisi di pagi yang berhujan.
Berlaksa bahagia
Penuhi lubuk hati.
Sebab hujan
Turun perlahan
Selalu gerimis
Kakinya menari-nari.
.
.
.
Pengarang kieta _ Anna Noer Jannah.
1. Ingin Kutuliskan Puisi
Setiap kali hujan turun
Rintik-rintik seperti pagi ini,
Entah mengapa
Tiba-tiba ingin kutuliskan
Sebuah rasa, di dalam jiwa.
Bahwa perlahan-lahan
Ada rasa bahagia,
Turun memenuhi dada.
2. Hujan Ini Begitu Hening
Dan bila hujan tiba
Seperti di pagi ini,
Maka aku merasa
Sebuah keheningan di dalam sana.
Hening, hening sekali
Sehingga aku bisa merasa
Seulas bahagia, meski kecil
Meski mungil...
Tapi bahagia itu ada.
Maka
Ketika hujan tiba
Aku, aku selalu bahagia.
3. Hujan Ingin Mengingatkanku Padamu
Tahukah kamu
Bahwa jauh di lubuk hatiku
Ada sebuah kenangan yang kusimpan,
Rapi – serapi-rapinya.
Dan hanya kubuka
Saat hujan bergerenyai
Seperti di pagi yang mulia ini.
Saat kusentuh,
Kenangan itu membuncah
Membawa bayang-bayang indah
Tentang kamu, kamu dan senyumannya
Yang tak pernah bisa kulupakan.
Lalu tiba-tiba
Kenangan itu mengajakku
Masuk kembali, ke masa lalu.
4. Terimakasih Untuk Senyuman Ikhlasmu
Jika hujan turun
Dalam gemarai yang paling indah,
Dan suaranya,
bersuara dalam nyanyian
Yang keluar dari lubuk kesyahduan,
Maka hatikupun bahagia.
Sebab di kala itulah
Jiwaku disentuh oleh tangan kenangan;
Kenangan yang indah. Indah sekali – bersamamu.
Ya,
Aku terpesona
Oleh binar matamu
Yang mengatakan, “Ada api cinta dalam hatiku.”
Aku terpesona pula
Oleh senyuman, yang kau ciptakan
Seindah-indahnya di hadapanku.
.
.
Dan akupun tahu
Bahwa setiap ketabahanmu
Menemani hari-hariku, adalah bukti tentang kesabaran jiwamu.
Kesetiaanmu,
Melewati hari-hari penuh badai
Adalah tanda bahwa kau adalah sahabat setiaku.
Penerimaanmu,
Terhadap segala kekuranganku,
Adalah tanda keluasan jiwamu.
.
.
Kemarin
aku telah jatuh cinta padamu.
Dan hari ini,
Bersama hujan yang renyai
Hatiku ingin mengucapkan
Aku tetap mencintaimu.
5. Puisi Hujan Di Pagi Hari
Belum lagi selesai
Rasa rindu ini masih saja
Bermanja-manja.
Tiba-tiba
Hujan turun
Di pagi hari tanpa terduga.
Ada bahagia.
Ada cinta.
Ada kenangan.
Ada rindu.
Ah. Semua itu bersatu
Dalam hujan di pagi yang penuh cinta ini.
6. Pelukan Kenangan
Bila pagi dicurahi hujan
Kubiarkan diri ini terpekur
Di dalam kesendirian.
Menikmati suara hujan
Menikmati tariannya
Bahkan dinginnya yang kurasa begitu indah.
Di setiap titik hujan
Ada pelukan dari kenangan
Yang mengecup hatiku.
7. Gerimis
Izinkan aku menulis
Sebuah puisi di pagi ini
Di kala gerimis yang romantis.
Sekedar mengungkapkan
Seulas rindu tak terungkapkan
Padamu, padamu yang terkenang.
8. Kau Hujanku
Kau.
Adalah hujanku
Yang meneduhkan.
Kau.
Adalah gerimisku,
Yang tak pernah usai.
Kau. Cinta. Hujan.
Tiga kata yang ingin kupeluk
Dalam puisi di pagi yang berhujan.