75 Contoh Majas Personifikasi: Kalimat dan Puisi dan Pengertiannya
Majas merupakan salah satu dari gaya bahasa. Banyak sekali macam-macam jenis majas.
Kita mengenal majas antitesis, paradoks, hiperbola, metafora, litotes, sarkasme, dan lain sebagainya.
Namun secara umum seluruh majas-majas itu dapat dikategorikan sebagai berikut.
Yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan.
Ada pula yang membuat kategori dengan majas pertautan.
Kali ini kita akan membahas salah satu dari majas perbandingan. Yakni majas
Personifikasi.
Dengan majas kita bisa mengembangkan imajinasi. Menyampaikan sesuatu dengan cara yang lebih beragam.
Oleh sebab itu para ahli sastra - seperti penyair dan penulis - memiliki kemampuan menggunakan berbagai macam majas.
Misalnya dalam novel novel karya Tere Liye. Pasti kita akan menemukan berbagai macam majas.
Marilah kita pelajari salah satu majas perbandingan berikut ini.
Majas personifikasi merupakan majas yang yang yang memperlakukan benda mati seolah-olah dapat mengerjakan apa yang dilakukan oleh manusia.
Personifikasi berasal dari bahasa Inggris.
Kata “person” aritnya manusia.
Ditambah dengan akhiran - fication , artinya proses.
Dalam majas personifikasi ada proses “memanusiakan” benda mati.
Perhatikan dengan seksama kalimat di bawah ini.
Tiga kalimat diatas merupakan kalimat yang menggunakan majas personifikasi. Artinya melekatkan sifat-sifat manusia atau insani pada benda yang tidak memiliki nyawa.
Pada kalimat pertama, ada ide abstrak yang melakukan aktivitas manusia. Yakni mengelus.
Kata kerja “mengelus” sebenarnya hanya bisa dilakukan oleh manusia. Tidak bisa dilakukan oleh benda mati, hewan, ataupun sebuah ide abstrak.
Namun majas personifikasi menjadikan benda-benda tersebut layaknya manusia.
Pada kalimat yang kedua diterangkan bahwa angin bisa “bersahabat”.
Padahal “bersahabat” merupakan kata kerja yang hanya bisa dilekatkan kepada manusia saja.
Untuk memahami lebih jelas tentang personifikasi, berikut ini contoh kalimat yang mengandung majas personifikasi.
Itulah beberapa kalimat yang mengandung majas personifikasi.
75 contoh kalimat tersebut mengandung beberapa ciri sebagai majas personifikasi.
Inilah ciri dari majas personifikasi.
Subjeknya adalah benda mati atau ide abstrak.
Predikat atau kacang kerja adalah predikat yang biasa digunakan oleh manusia.
Setelah kita membaca beberapa contoh majas personifikasi di dalam kalimat, berikutnya adalah contoh dalam puisi.
Majas ini merupakan majas yang sering dipakai dalam menulis puisi.
Dengan menggunakan majas ini, sebuah puisi terasa lebih hidup dan indah.
Jangan kau tanya
Tentang indahnya lereng ini
Tentang hijaunya yang sempurna.
Aku hanya ingin bercerita
Tentang sungai kecil
Di tepi lereng yang mungil
Ia berjalan
Dari ketinggian.
Lalu turun menyusuri
Lembah-lembah yang amat sunyi.
Mengairi sawah-sawah
Dan menyapa para petani.
Itulah sungai kecil
Di lereng gunung yang mungil.
Senja telah datang
Menghampiri semua Insan.
Dan malam akan menyambut
Kedatangan sang Rembulan.
Masih di sini
Di tepi pantai yang indah
Biar ku saksikan ombak
Yang menari-nari di depan mata.
Kadang ia berdebur
Memecah kesunyian
Lalu datang kepada karang
Mungkin ingin melepas kerinduan.
Dua anak kecil
Berlari di antara terik
Menggamit nasib
Yang berputar tiada henti.
Baju lusuh memeluk tubuhnya
Melindungi dari terik sang surya
Dan kakinya tanpa alas
Menapaki jalan terjal.
Puisi diatas mengandung majas personifikasi.
Ditandai dengan adanya sifat-sifat insani. Terdapat pada larik kedua.
Baju lusuh memeluk tubuhnya
Melindungi dari terik sang surya
Setiap senja datang
Dengan awan-awan tipisnya
Dengan cahaya ke merah-merahan
... di sanalah rinduku berteduh.
Senja selalu mengenang
Masa silam yang telah berlalu
Membawa lagi bunga-bunga
Mekar berseri zaman dahulu
Teringat pula diriku
Pada gadis manis berpipi merah
Yang dahulu pernah kudekati
Namun minderku menghalangi.
Setiap senja datang
Aku teringat pada puisi
Yang telah mengungkapkan
Rasa terpendam di dalam hati.
.
.
Penjelasan:
Puisi di atas mengandung majas personifikasi. Ditandai dengan beberapa kalimat yang subjeknya adalah benda mati.
Namun diikuti dengan predikat atau kata kerja yang bersifat insani.
Beberapa larik yang mengandung personifikasi:
Setiap senja datang
Namun minderku menghalangi.
Yang telah mengungkapkan
Dan membangunkan dari mimpi,
Akupun bergegas maju
Meninggalkan beban malasku.
Hidup ini teramat indah
Bila diisi dengan perjuangan
Rintangan itu teramat mudah
Bila jiwa kita tinggi menjulang.
.
Aku ingin membeli masa depan
Dengan segenap pengorbanan
Dengan segala perjuangan
Di usia belia, masa remaja.
Tentang hari ini
Aku tak memikirkan
Bagaimana caranya berbahagia.
Hari ini adalah hari yang paling indah
Untukku menggapai mimpi-mimpi
Bukan dengan berleha-leha
Tetapi dengan semangat yang membara.
.
Ingin aku menanam
Agar kupetik di masa datang
Ingin aku berusaha
Agar ku dapatkan di masa depan.
Kabut pagi
Datang dengan perlahan
Menyelimuti kampung
Terpencil yang jauh di tepi gunung.
Ada nuri yang bernyanyi;
Bermain-main di tangkai pohon.
Ada kupu-kupu yang menari;
Bersahabat dengan kembang mawar.
Ini hari indah sekali
Kulangkahkan kaki menyusuri
Jalan setapak di kampung kecil
Menyaksikan gubuk-gubuk mungil.
.
Rupanya angin ingin menemani
Dengan semilirnya yang lembut sekali
Mungkin ia pun ingin berbagi
Kapan kebahagiaan di pagi ini.
.
.
Penjelasan:
Puisi yang berjudul "pagi", merupakan contoh majas personifikasi di dalam puisi.
Hampir setiap baitnya mengandung majas tersebut.
Misalnya tentang burung yang bernyanyi; kabut yang menyelimuti; angin yang ingin menemani.
Semua subjek di atas adalah benda mati. Akan tetapi bisa melakukan sesuatu layaknya manusia. Itulah yang disebut dengan majas personifikasi.
Berikut ini masih contoh puisi yang mengandung personifikasi.
Kata-kata yang menandakan bahwa hal tersebut adalah majas personifikasi ditandai dengan kata yang diwarnai.
Panas oleh matahari
Angin pun enggan berlari
Hanya berdiam diri.
Hanya mendung yang mengapung
Di antara bentangan angkasa
Mengumpulkan air hujan
Menjatuhkan dalam siraman.
Ketika bagi pecah dari kepulasan tidurnya. Bagaikan seorang putri yang bangun dari peraduan.
Dan angin pun bersemilir. Menyebarkan aroma ke mana saja. Ke utara, ke Selatan, ke arah yang diperintahkan oleh Tuhan.
Pagi ini pagi yang penuh berkah.
Ketika hati bebas dari rasa gundah. Hilang jua segala resah gelisah. Yang tersisa ketenangan dan kebahagiaan.
Sebab diawali dengan sujud mendalam. Dalam shalat subuh yang begitu membahagiakan.
Hati telah penuh dengan keimanan.
Hati telah dipenuhi dengan rasa kesyukuran. Bumi langit mencurahkan nikmatnya kepada insan. Sebab mereka telah belajar hidup di atas ketakwaan.
Kalau pada akhirnya
Kita kembali kepada-Nya
Maka apa gunanya
Bersedih hati sepenuh rasa.
Bahagia itu lebih bermakna
Untuk mengisi hari-hari kita
Tanda bersyukur atas nikmat-Nya
Yang kita terima sepanjang masa.
.
Kalau pada akhirnya
Kita akan meninggal dunia
Untuk apa menumpuk harta
Hanya akan membuat kita sengsara.
Bersedekah lebih bermakna
Agar jiwa merasa bahagia
Bahwa kebajikan telah ditunaikan
Sebagai bekal di hari kemudian.
Untukmu Kekasihku
Telah kudidik hati ini
Untuk selalu setia
Kepadamu sepanjang usia.
Telah kuarahkan
Segenap jiwa
Agar mengalirkan
Kasih sayang yang sempurna.
Aku telah memeluk cinta
Dari cinta telah memeluku
Dan ia membisikkan
Bahwa dirinya hanyalah untukmu, sayang.
Itulah beberapa contoh dari majas personifikasi. Baik contoh dalam bentuk kalimat. Ataupun majas personifikasi yang ada di dalam puisi.
Cobalah gunakan dalam menulis maupun dalam berbicara. Agar setiap kalimat yang kita ungkapkan lebih hidup dan lebih indah.
Tak lupa untuk belajar macam-macam majas lainnya. Seperti metafora, hiperbola, litotes, dan yang lainnya.
Kita mengenal majas antitesis, paradoks, hiperbola, metafora, litotes, sarkasme, dan lain sebagainya.
Namun secara umum seluruh majas-majas itu dapat dikategorikan sebagai berikut.
Yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan.
Ada pula yang membuat kategori dengan majas pertautan.
Kali ini kita akan membahas salah satu dari majas perbandingan. Yakni majas
Personifikasi.
Apa itu Majas?
Menurut gorys keraf: majas merupakan bahasa kias , bahasa yang indah untuk meningkatkan efek jangan cara memperbandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang lebih umum.Dengan majas kita bisa mengembangkan imajinasi. Menyampaikan sesuatu dengan cara yang lebih beragam.
Oleh sebab itu para ahli sastra - seperti penyair dan penulis - memiliki kemampuan menggunakan berbagai macam majas.
Misalnya dalam novel novel karya Tere Liye. Pasti kita akan menemukan berbagai macam majas.
Marilah kita pelajari salah satu majas perbandingan berikut ini.
Pengertian Majas Personifikasi
Majas personifikasi merupakan majas yang yang yang memperlakukan benda mati seolah-olah dapat mengerjakan apa yang dilakukan oleh manusia.
Personifikasi berasal dari bahasa Inggris.
Kata “person” aritnya manusia.
Ditambah dengan akhiran - fication , artinya proses.
Dalam majas personifikasi ada proses “memanusiakan” benda mati.
Penjelasan Majas Personifikasi
Perhatikan dengan seksama kalimat di bawah ini.
- Gabungan lima parpol mengusulkan Arhan…., PKS mengelus Abdillah Syahri…
- Malam ini semilir angin sangat bersahabat dengan kami.
- Sawah-sawah ini telah memberikan jasanya untuk membiayai pendidikan kami.
Tiga kalimat diatas merupakan kalimat yang menggunakan majas personifikasi. Artinya melekatkan sifat-sifat manusia atau insani pada benda yang tidak memiliki nyawa.
Pada kalimat pertama, ada ide abstrak yang melakukan aktivitas manusia. Yakni mengelus.
Kata kerja “mengelus” sebenarnya hanya bisa dilakukan oleh manusia. Tidak bisa dilakukan oleh benda mati, hewan, ataupun sebuah ide abstrak.
Namun majas personifikasi menjadikan benda-benda tersebut layaknya manusia.
Pada kalimat yang kedua diterangkan bahwa angin bisa “bersahabat”.
Padahal “bersahabat” merupakan kata kerja yang hanya bisa dilekatkan kepada manusia saja.
Untuk memahami lebih jelas tentang personifikasi, berikut ini contoh kalimat yang mengandung majas personifikasi.
Contoh Majas Personifikasi
- Buku di lemari itu sudah lama menunggu untuk disentuh.
- Awan-awan tampak muram. Mungkin sebentar lagi hujan akan turun.
- Aroma masakan itu sungguh menggoda selera makanku.
- Surat yang ia kirimkan telah menyentuh perasaan diriku.
- Alam baru saja tidur dan kesunyian benar-benar memeluk bumi.
- Malam itu bulan menyaksikan bagaimana air matanya jatuh menetes.
- Angin berbisik dengan sangat lembut.
- Kata-katanya terus terngiang di telinga. Memenuhi dadaku dengan sebuah kerinduan.
- Sang surya mulai menyapa pagi, menghangatkan bumi, dan menemani burung-burung menyanyi.
- Tatapan matanya bisa menaklukan setiap hati lelaki.
- Daun yang tua itu menjatuhkan dirinya ke lantai bumi.
- Rani melihat ombak berkejar-kejaran dan mengeluarkan suara yang berdebur.
- Buku itu telah membuka pikirannya sehingga ia menyadari kesalahannya selama ini.
- Rasa cinta itu itu telah mengecup hatinya dan ia dilanda oleh gemuruh rindu.
- Kejadian itu telah memberinya kebahagiaan yang begitu besar.
- Mobil Fortuner itu membawa kami menemui ibunda di kampung.
- Harapan itu telah mengelus dadanya hingga ia jauh dari rasa putus asa.
- Kemarau telah mengeringkan sumur sumur penduduk desa.
- Pagi ini langit membentangkan kedua tangannya.
- Aku melihat rembulan tersenyum di antara bintang -bintang.
- Berita itu benar-benar menghajar dirinya sehingga ia merasa terkejut.
- Di tengah kegelapan malam bintang-bintang itu mengedipkan matanya.
- Jalan setapak ini membawa kami ke sebuah gubuk di tepi bukit.
- Air telaga yang hijau dan jernih itu mengajakku untuk berenang.
- Burung nuri selalu bernyanyi setiap pagi.
- Dia memiliki dua kucing yang setia menemaninya di rumah tua itu.
- Alam pun terasa menangis ketika orang yang shaleh itu meninggal dunia.
- Gunung Ciremai menatapku dari kejauhan ketika kakiku melangkah dengan gontai.
- Bunga-bunga tersenyum cerah di pagi yang indah.
- Setiap pagi angin dari sawah itu menyapaku dengan cara yang paling indah.
- Matahari telah bangkit dari kepulasan tidurnya.
- Malam itu angin meraung-raung dan menghancurkan beberapa rumah di desa.
- Hadiah kecil itu telah membahagiakan hatinya.
- Rumah mewah itu merasa kesepian sebab jarang sekali dikunjungi oleh pemiliknya.
- Langit senja begitu sedih. Tak terlihat cahaya yang biasanya merah ke-emasan.
- Lantunan ayat al-quran itu benar-benar menyentuh hatinya.
- Awan putih itu berjalan jauh ke sisi Utara.
- Burung merak itu menari-nari di hadapan para pengunjung yang terkagum-kagum.
- Di syarat tumbuh sepohon kayu tanpa ranting yang kesepian.
- Ia duduk ditepi pantai sembari mendengarkan ombak yang bernyanyi.
- Nyiur hijau melambai-lambai.
- Rupanya rembulan bersembunyi di balik awan.
- Beringin itu menaungi dengan rantingnya.
- Semua itu telah merana karena musim kemarau yang panjang.
- Di balik Bukit itu mentari mengintip.
- Sesekali ombak menerjang batu karang.
- Angin itu mengembara dari rimba raya.
- Badai menghancurkan rumah-rumah di tepi pantai.
- Perahu nelayan menerobos terjangan ombak dan gelombang.
- Aku duduk di atas karang yang setia menunggu gelombang.
- Jangkrik telah lama merindukan datangnya gelap malam.
- Kejadian itu telah menaburkan harapan di dalam hatinya.
- Sungai kecil itu menyanyikan lagu yang mendamaikan.
- Si jago merah telah melahap habis kios di pasar.
- Banjir bandang menyapu habis ladang para petani.
- Suara burung itu menidurkan adik di teras rumah.
- Kokok ayam membuka hari yang baru.
- Hujan itu menyirami kebun di belakang rumah.
- Anak rusa itu menari dengan lincah.
- Sepatu boot ini telah melindungiku dari tajamnya batu kerikil.
- Kamu akan melupakannya seiring waktu yang terus berjalan.
- Dahulu kakekku menabuh bedug untuk memanggil orang yang agar shalat.
- Bencana alam yang terjadi sedang menegur kita agar kita introspeksi diri.
- Bunga-bunga mulai bermekaran menyambut musim yang sangat indah.
- Petir yang tiba-tiba itu telah membangunkan adik dari tidurnya.
- Sepeda butut ini setia mengantarku pulang pergi ke sekolah.
- Laptop tua ini telah membawanya menjadi penulis terkenal.
- Aku senang dengan pohon itu yang selalu memayungiku dari panas.
- Ladang telah meratap mengharapkan hujan yang tak kunjung datang.
- Aroma hutan itu mengobati rasa rindunya yang dipendam bertahun-tahun.
- Harta yang bergelimang itu memanjakannya semenjak kecil.
- Gunung Merapi tengah marah dan mengeluarkan isi perutnya.
- Noda tinta ini telah merusak keindahan baju yang baru kubeli kemarin.
- Hujan gerimis menemaniku sepanjang pagi.
- Kupu-kupu bermain di halaman rumah.
Itulah beberapa kalimat yang mengandung majas personifikasi.
75 contoh kalimat tersebut mengandung beberapa ciri sebagai majas personifikasi.
Inilah ciri dari majas personifikasi.
Subjeknya adalah benda mati atau ide abstrak.
Predikat atau kacang kerja adalah predikat yang biasa digunakan oleh manusia.
Setelah kita membaca beberapa contoh majas personifikasi di dalam kalimat, berikutnya adalah contoh dalam puisi.
Contoh Majas Personifikasi Dalam Puisi
Majas ini merupakan majas yang sering dipakai dalam menulis puisi.
Dengan menggunakan majas ini, sebuah puisi terasa lebih hidup dan indah.
Lereng Gunung
Pengarang - IyunJangan kau tanya
Tentang indahnya lereng ini
Tentang hijaunya yang sempurna.
Aku hanya ingin bercerita
Tentang sungai kecil
Di tepi lereng yang mungil
Ia berjalan
Dari ketinggian.
Lalu turun menyusuri
Lembah-lembah yang amat sunyi.
Mengairi sawah-sawah
Dan menyapa para petani.
Itulah sungai kecil
Di lereng gunung yang mungil.
Ombak
Senja telah datang
Menghampiri semua Insan.
Dan malam akan menyambut
Kedatangan sang Rembulan.
Masih di sini
Di tepi pantai yang indah
Biar ku saksikan ombak
Yang menari-nari di depan mata.
Kadang ia berdebur
Memecah kesunyian
Lalu datang kepada karang
Mungkin ingin melepas kerinduan.
Pengemis Kecil
Dua anak kecil
Berlari di antara terik
Menggamit nasib
Yang berputar tiada henti.
Baju lusuh memeluk tubuhnya
Melindungi dari terik sang surya
Dan kakinya tanpa alas
Menapaki jalan terjal.
Puisi diatas mengandung majas personifikasi.
Ditandai dengan adanya sifat-sifat insani. Terdapat pada larik kedua.
Baju lusuh memeluk tubuhnya
Melindungi dari terik sang surya
Rona Senja
Pengarang - IyunSetiap senja datang
Dengan awan-awan tipisnya
Dengan cahaya ke merah-merahan
... di sanalah rinduku berteduh.
Senja selalu mengenang
Masa silam yang telah berlalu
Membawa lagi bunga-bunga
Mekar berseri zaman dahulu
Teringat pula diriku
Pada gadis manis berpipi merah
Yang dahulu pernah kudekati
Namun minderku menghalangi.
Setiap senja datang
Aku teringat pada puisi
Yang telah mengungkapkan
Rasa terpendam di dalam hati.
.
.
Penjelasan:
Puisi di atas mengandung majas personifikasi. Ditandai dengan beberapa kalimat yang subjeknya adalah benda mati.
Namun diikuti dengan predikat atau kata kerja yang bersifat insani.
Beberapa larik yang mengandung personifikasi:
Setiap senja datang
Namun minderku menghalangi.
Yang telah mengungkapkan
Titian
Masa depan telah memanggilkuDan membangunkan dari mimpi,
Akupun bergegas maju
Meninggalkan beban malasku.
Hidup ini teramat indah
Bila diisi dengan perjuangan
Rintangan itu teramat mudah
Bila jiwa kita tinggi menjulang.
.
Aku ingin membeli masa depan
Dengan segenap pengorbanan
Dengan segala perjuangan
Di usia belia, masa remaja.
Tentang hari ini
Aku tak memikirkan
Bagaimana caranya berbahagia.
Hari ini adalah hari yang paling indah
Untukku menggapai mimpi-mimpi
Bukan dengan berleha-leha
Tetapi dengan semangat yang membara.
.
Ingin aku menanam
Agar kupetik di masa datang
Ingin aku berusaha
Agar ku dapatkan di masa depan.
Pagi
Kabut pagi
Datang dengan perlahan
Menyelimuti kampung
Terpencil yang jauh di tepi gunung.
Ada nuri yang bernyanyi;
Bermain-main di tangkai pohon.
Ada kupu-kupu yang menari;
Bersahabat dengan kembang mawar.
Ini hari indah sekali
Kulangkahkan kaki menyusuri
Jalan setapak di kampung kecil
Menyaksikan gubuk-gubuk mungil.
.
Rupanya angin ingin menemani
Dengan semilirnya yang lembut sekali
Mungkin ia pun ingin berbagi
Kapan kebahagiaan di pagi ini.
.
.
Penjelasan:
Puisi yang berjudul "pagi", merupakan contoh majas personifikasi di dalam puisi.
Hampir setiap baitnya mengandung majas tersebut.
Misalnya tentang burung yang bernyanyi; kabut yang menyelimuti; angin yang ingin menemani.
Semua subjek di atas adalah benda mati. Akan tetapi bisa melakukan sesuatu layaknya manusia. Itulah yang disebut dengan majas personifikasi.
Berikut ini masih contoh puisi yang mengandung personifikasi.
Kata-kata yang menandakan bahwa hal tersebut adalah majas personifikasi ditandai dengan kata yang diwarnai.
Tengah Hari
Tengah hariPanas oleh matahari
Angin pun enggan berlari
Hanya berdiam diri.
Hanya mendung yang mengapung
Di antara bentangan angkasa
Mengumpulkan air hujan
Menjatuhkan dalam siraman.
Hari Penuh Berkah
Hari ini adalah hari yang penuh berkah.Ketika bagi pecah dari kepulasan tidurnya. Bagaikan seorang putri yang bangun dari peraduan.
Dan angin pun bersemilir. Menyebarkan aroma ke mana saja. Ke utara, ke Selatan, ke arah yang diperintahkan oleh Tuhan.
Pagi ini pagi yang penuh berkah.
Ketika hati bebas dari rasa gundah. Hilang jua segala resah gelisah. Yang tersisa ketenangan dan kebahagiaan.
Sebab diawali dengan sujud mendalam. Dalam shalat subuh yang begitu membahagiakan.
Hati telah penuh dengan keimanan.
Hati telah dipenuhi dengan rasa kesyukuran. Bumi langit mencurahkan nikmatnya kepada insan. Sebab mereka telah belajar hidup di atas ketakwaan.
Pada Akhirnya
Kalau pada akhirnya
Kita kembali kepada-Nya
Maka apa gunanya
Bersedih hati sepenuh rasa.
Bahagia itu lebih bermakna
Untuk mengisi hari-hari kita
Tanda bersyukur atas nikmat-Nya
Yang kita terima sepanjang masa.
.
Kalau pada akhirnya
Kita akan meninggal dunia
Untuk apa menumpuk harta
Hanya akan membuat kita sengsara.
Bersedekah lebih bermakna
Agar jiwa merasa bahagia
Bahwa kebajikan telah ditunaikan
Sebagai bekal di hari kemudian.
Untukmu
Untukmu Kekasihku
Telah kudidik hati ini
Untuk selalu setia
Kepadamu sepanjang usia.
Telah kuarahkan
Segenap jiwa
Agar mengalirkan
Kasih sayang yang sempurna.
Aku telah memeluk cinta
Dari cinta telah memeluku
Dan ia membisikkan
Bahwa dirinya hanyalah untukmu, sayang.
Itulah beberapa contoh dari majas personifikasi. Baik contoh dalam bentuk kalimat. Ataupun majas personifikasi yang ada di dalam puisi.
Cobalah gunakan dalam menulis maupun dalam berbicara. Agar setiap kalimat yang kita ungkapkan lebih hidup dan lebih indah.
Tak lupa untuk belajar macam-macam majas lainnya. Seperti metafora, hiperbola, litotes, dan yang lainnya.