75 Contoh Majas Litotes : Arti dan Penjelasannya
Menurut ahli bahasa Indonesia yakni Gorys Keraf, Majas litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.
Misalnya alih-alih mengatakan “rumah,” justru digunakan kata “gubuk.”
Tentunya majas litotes merupakan salah satu majas dari berbagai macam majas yang ada.
Penggunaan majas yang benar membuat kalimat terasa lebih hidup.
Begitu pula pesan akan tersampaikan dengan lebih jelas.
Kita harus bisa menggunakan secara tepat. Kapan harus menggunakan majas litotes, ironi, hiperbola, ataupun personifikasi.
Berikut ini kalimat singkat yang mengandung majas litotes.
Di bawah ini beberapa contoh puisi yang mengandung majas litotes.
Sebuah puisi yang sederhana
Yang jauh dari indahnya para pujangga
Apalagi puisi menyentuh jiwa.
Aku hanya ingin menyusun kata
Yang mengungkap segenap rasa cinta
Sekedar engkau mengerti
Apa yang kurasa dalam hati
Dari bagian hidupmu yang terbuang
Yang segera kau lupakan
Tak lagi kau harapkan.
Aku akan pergi jauh
Meninggalkan masa lalu
Bagiku cukup kelam
Dihiasi langit muram.
Misalnya alih-alih mengatakan “rumah,” justru digunakan kata “gubuk.”
Tentunya majas litotes merupakan salah satu majas dari berbagai macam majas yang ada.
Penggunaan majas yang benar membuat kalimat terasa lebih hidup.
Begitu pula pesan akan tersampaikan dengan lebih jelas.
Kita harus bisa menggunakan secara tepat. Kapan harus menggunakan majas litotes, ironi, hiperbola, ataupun personifikasi.
Contoh Majas Litotes Singkat
Berikut ini kalimat singkat yang mengandung majas litotes.
- Sehari-hari kami hanya makan nasi dan garam saja.
- Apakah tidak salah meminta nasehat kepadaku yang tak mengerti apa-apa?
- Kendaraan kami hanya sebuah sepeda butut.
- Aku hanya pungguk yang merindukan bulan.
- Pendapatanku tak seberapa.
- Kami hidup pas-pasan selama ini.
- Makanlah bersama kami walaupun hanya seadanya.
- Aku tak pantas mendapat pujian itu.
- Dari tabungan itu kami membuat gubuk kecil.
- Aku hanya rakyat jelata dari kampung.
- Terimalah bingkisan yang tak seberapa ini.
- Mohon maaf atas jamuan ala kadarnya.
- Aku tak pantas mendampingi orang secerdas kamu.
- Proyek itu lumayan untuk menyambung hidup.
- Alhamdulillah ada keuntungan untuk sekedar beli Pampers anak.
- Maafkan kan kau harus bersabar mengajari orang terbodoh diriku.
- Kami berasal dari keluarga yang sangat sederhana.
- Orang miskin sepertiku hanya bisa menabung receh demi receh.
- Aku bukan siapa-siapa di tengah masyarakat.
- Wajahku akan membuat kamu malu bila bersamaku.
- Hartaku hanyalah gubuk tua dan sepeda ini.
- Aku tak mungkin bisa membalas jasa-jasamu.
- Jasaku tak seberapa dibandingkan penghargaan ini.
- Gadis kampung seperti ku tak pantas bersanding denganmu.
- Maafkan jika aku tidak terlalu paham tata krama.
- Kami hanya didikan anak desa.
- Datanglah ke gubuk kami kapan-kapan?
- Hanya makanan kampung yang bisa kami sajikan.
- Aku tetaplah seorang murid di hadapannya.
- Kami hanya anak kemarin sore yang belum tahu apa-apa.
- Apakah dia mau dengan seorang kuli seperti diriku?
- Kalau kau sudi menginap di pondok kami.
- Singgahlah ke rumahku yang sederhana.
- Pekerjaanku hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
- Motor rongsokan ini telah menemaniku mencari receh.
- Aku tak pernah tahu tentang hal tersebut.
- Kami makan hanya dengan tahu tempe.
- Karena bantuanmu aku bisa melewati masalah ini.
- Maafkan anak-anak kami yang tak mengerti sopan santun.
- Otaku begitu lemah untuk memahaminya.
- Hanya baju murahan yang bisa aku beli.
- Pekerjaan sampingan ini lumayan untuk menambah nambah uang belanja.
- Novelku tentu tak diperhitungkan.
- Kami hanyalah sekumpulan anak-anak kampung biasa.
- Apa tak salah memilihku yang tak punya apa-apa?
- Apa istimewanya diriku sehingga engkau ingin menikah denganku?
- Aku hanyalah anak penggembala.
- Kami hanya bisa menyembuhkan air bening saja.
- Aku orang tak berpendidikan tak pantas menerima penghargaan ini.
- Semoga kau senang dengan oleh-oleh dari desa ini.
- Tak ada barang mewah di rumahku.
- Usaha kecil-kecilan itu mencukupi kehidupan sehari-hari kami.
- Jangankan membeli mobil, motor saja aku belum punya.
- Nanti kau malu mengajak orang kampung sepertiku.
- Menginaplah di tempatku yang sempit.
- Kalau kau mau, kau boleh tinggal di gubuk kami.
- Kita hanyalah sebutir pasir di gurun yang begitu luas.
- Tentunya aku tak ada apa-apanya dibandingkan dia.
- Rumahku kecil dan sangat panas.
- Mohon kehadirannya dalam syukuran kecil-kecilan di rumah kami.
- Aku adalah Ayah yang tak pandai mendidik anak-anak.
- Pemberian kami hanyalah setetes air di samudra luas.
- Jangan kapok menumpang di mobilku yang sudah tua ini.
- Kami tidak mampu kalau harus membeli barang termahal itu.
- Aku hanya punya sepetak sawah untuk menghidupi keluarga.
- Usaha ini hanya bermodalkan dengan modal yang pas-pasan saja kok.
- Bagiku sepatu sederhana ini adalah yang paling mewah.
- Honorku hanya mampu untuk membeli garam.
- Dengan laptop tua ini aku mencoba menjadi penulis.
- Aku tak akan sanggup kecuali dengan bantuanmu.
Contoh Majas Litotes Dalam Puisi
Di bawah ini beberapa contoh puisi yang mengandung majas litotes.
Dengarlah
Ingin kutuliskan untukmuSebuah puisi yang sederhana
Yang jauh dari indahnya para pujangga
Apalagi puisi menyentuh jiwa.
Aku hanya ingin menyusun kata
Yang mengungkap segenap rasa cinta
Sekedar engkau mengerti
Apa yang kurasa dalam hati
Musafir
Aku hanya sebuah kenanganDari bagian hidupmu yang terbuang
Yang segera kau lupakan
Tak lagi kau harapkan.
Aku akan pergi jauh
Meninggalkan masa lalu
Bagiku cukup kelam
Dihiasi langit muram.