85 Contoh Majas Asosiasi dan Penjelasannya Dengan Mudah

Majas asosiasi merupakan gaya bahasa yang menempatkan dua hal yang sebenarnya sama sekali berbeda, namun dianggap memiliki kesamaan tersendiri.

Ciri majas asosiasi adalah adanya penggunaan kata pembanding misalnya “bagaikan” atau “seperti”.

Majas ini mirip dengan majas simile yang menggunakan kata-kata pembanding.

Lalu apa perbedaan antara majas asosiasi dengan simile? Perbedaannya terletak pada sisi pembandingannya. Majas asosiasi lebih implisit sedangkan majas simile lebih eksplisit (lebih jelas).

Contoh perbedaannya.

Majas asosiasi. Matanya begitu teduh seperti gambar yang tertiup angin.

Majas simile. Matanya begitu teduh seperti embun.

Pada majas simile perbandingan tersebut terlihat lebih nyata. Sedangkan pada majas asosiasi lebih implisit atau agak tersembunyi.

Contoh lainnya.

Majas asosiasi: Wajah gadis itu begitu cantik bagaikan bunga melur yang tersirami oleh cahaya pagi.

Majas simile. Wajah gadis itu begitu cantik bagaikan sekuntum bunga.

Agar lebih jelas lagi, berikut ini beberapa contoh kalimat dengan majas asosiasi.



    contoh majas asosiasi

    Contoh Majas Asosiasi


    Berikut ini 100 kalimat majas asosiasi dengan penjelasannya.
    1. Tekadnya kuat bagaikan batu karang di tepi pantai. (maknanya: tekadnya sangat kuat)
    2. Orang itu banyak bicara bagaikan air yang beriak tanda tak dalam. (maknanya: orang yang banyak bicara biasanya kurang ilmu).
    3. Kehadirannya laksana duri dalam daging. (maknanya: membuat susah orang lain).
    4. Semenjak kematian orang tuanya mereka bagaikan anak ayam kehilangan induknya.(maknanya: bercerai berai)
    5. Meskipun hidup kemewahan dia hidup bagaikan burung di dalam sangkar. (maknanya: hidup mewah tetapi dikekang berbagai aturan).
    6. Hidupnya selalu selalu susah karena ia menerapkan prinsip besar pasak daripada tiang. ( maknanya: hidupnya boros)
    7. Jangan menjadi manusia yang seperti air di atas daun talas. ( maknanya: Tidak punya prinsip hidup)
    8. Kini ini dia berada dalam kesulitan bagaikan berada di mulut harimau. (Maknanya: dalam bahaya besar)
    9. Berharap kepadanya serupa dengan bergantung pada akar yang lapuk. (Maknanya: mengharapkan bantuan pada orang yang tak bisa diharapkan)
    10. Dua orang yang bermusuhan bagaikan belalang masuk ke dalam api. ( Maknanya, mengerjakan hal yang sia-sia dan bahaya)
    11. Wajah kedua anak itu bak pinang dibelah dua. ( Maknanya, sangat mirip).
    12. Hatinya sangat sedih bagaikan teriris sembilu yang tajam. ( Nggak nanya, sakit hati)
    13. Kalau dia berbicara seperti ular panjang yang berputar-putar. Tak tahu pangkal tak tahu ujung. ( Maknanya, terlalu banyak bicara)
    14. Telapak tangannya bagaikan kapas yang baru terjemur mentari. ( Maknanya, tangannya sangat halus).
    15. Apa gunanya bersembunyi di balik sehelai ilalang? ( Maknanya, sesuatu yang tak bisa disembunyikan).
    16. Perempuan itu laksana gayung yang mendekati sumur. (Maknanya, perempuan yang mencari laki-laki).
    17. Walaupun hidup di mana ia tetap dihargai. Dia memang seperti intan berlian di antara bebatuan. (Maknanya, orang yang sangat baik).
    18. Kegembiraannya laksana kejatuhan bulan. (Maknanya: sangat gembira)
    19. Walaupun beradik kakak, sifatnya bagaikan langit dan bumi. (Maknanya: sifatnya bertolak belakang).
    20. Anak kecil itu tak bisa diam seperti cacing kepanasan. (Maknanya, selalu bergerak tak bisa tenang).
    21. Hati-hati dengan dia karena dia seperti musang berbulu domba. (Maknanya, orang yang menyembunyikan niat jahatnya).
    22. Kami disini bagaikan pelanduk di tengah-tengah gajah. (Maknanya: orang miskin di tengah orang kaya)
    23. Kasihan sekali, dia bagaikan harimau yang kehilangan taringnya. (Orang yang kehilangan kehebatannya).
    24. Buku adalah jendela dunia. Dan membaca bagaikan cara membukanya.
    25. Sungguh memilukan, seperti gajah mati oleh semut. (kalah oleh orang yang lebih rendah derajatnya)
    26. Beruntung sekali dia bagaikan mendapat durian runtuh. (rezeki yang sangat besar)
    27. Mereka dipaksa bekerja siang malam bagaikan kerbau yang harus membajak sawah.
    28. Kalau kau memaksa, kau seperti orang yang menjatuhkan diri ke dalam jurang. (membahayakan diri sendiri)
    29. Mereka tidak bisa bersatu bagaikan air dengan minyak. (selalu berbeda)
    30. Dua orang bersaudara itu seperti anjing dengan kucing. (selalu bertengkar)
    31. Cahaya wajahnya laksana rembulan di tengah kegelapan malam. (sangat cantik)
    32. Banyak-banyaklah membaca agar jangan seperti katak dalam tempurung. (menyangka dirinya hebat)
    33. Suaranya bagaikan petir di siang hari tanpa mendung. (suaranya mengejutkan)
    34. Mulutnya sangat berbahaya bagaikan ular yang beracun. (Suka memfitnah).
    35. Akhirnya dia tertangkap juga seperti pepatah sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga.
    36. Anak yang miskin itu sekarang melupakan jasa orang yang telah menolongnya. Dia bagaikan kacang yang lupa dengan kulitnya. (Melupakan jasa orang lain).
    37. Setiap berbicara kata-katanya laksana butiran permata yang begitu indah. (Berkata dengan penuh makna).
    38. Tanpa kehadiranmu segalanya begitu hampa ibarat sayur tanpa garam. (Merasa belum sempurna)
    39. Setiap kali memandang wajahnya bagaikan memandang wajah rembulan di malam purnama. (Wajahnya sangat cantik)
    40. Mengamalkan agama di zaman ini bagaikan memegang bara api.
    41. Ia tak sedikitpun mendengarkan nasehat kamu seperti kerbau yang telah dicocok hidungnya.
    42. Sedekahnya tak pernah berhenti seperti air sungai yang mengalir.
    43. Belajar di waktu kecil bagaikan melukis diatas batu. (Proses belajar sulit namun sulit hilang)
    44. Dadanya bergejolak bagaikan gunung berapi yang akan meletus. (Menahan amarah).
    45. Kasih Ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah. (Kasih sayang ibu sangat besar kepada anak-anaknya).
    46. Mukanya merah padam karena malu seperti orang yang disiram air comberan. (Sangat malu).
    47. Bekerja dengan tekun ibarat membangun rumah masa depan. (Setiap pekerjaan akan memberikan hasil)
    48. Ia memiliki Aura laksana seorang putri yang dipingit di dalam istananya. (Sangat cantik dan pemalu).
    49. Sifatnya bagaikan seekor anjing. (Hanya patuh pada orang yang memberi keuntungan).
    50. Pikirannya sangat letih bagaikan pendaki yang kehabisan tenaga. (Mendapat kesusahan yang amat sangat).
    51. Kehidupan ini bagaikan putaran roda. Kadang diatas kadang dibawah. (Nasib seseorang bisa berubah).
    52. Umpatannya laksana ribuan jarum yang menusuk hatiku. (Merasa sakit karena hinaan orang lain.
    53. Usahanya sangat banyak seperti jamur di musim hujan. (Memiliki banyak cabang usaha).
    54. Ucapannya tak bisa dipegang. Ia serupa dengan Pinokio. (Pandai berbohong).
    55. Kalau dia marah dia seperti singa yang kelaparan. (Amarahnya sangat menakutkan).
    56. Aku tak sabar berjalan berdua dengannya. Dia seperti seorang putri solo saja. (Berjalan sangat lamban).
    57. Harapan laksana bintang kecil di tengah kegelapan malam.
    58. Hatinya serupa dengan tanah di musim kemarau. (Hatinya merasakan sengsara).
    59. Ketika kesusahan ada seseorang yang datang menolong. Itu serupa dengan oase di padang pasir yang tandus.
    60. Larinya sangat cepat seperti kuda yang baru selesai makan.
    61. Tekadnya bagaikan batu karang yang menaklukan gelombang.
    62. Tempat wisata itu bagaikan api yang dikerumuni serangga. (Sangat ramai)
    63. Setiap kali dia tersenyum, hatiku laksana dijatuhi oleh embun pagi. (Merasa bahagia)
    64. Kau harus berhati-hati dengannya. Orang itu bagaikan ular berkepala dua. (Orang munafik yang sering mengadu domba).
    65. Wajah gadis itu terlihat sangat sedih seperti awan hitam di langit.
    66. Matanya bergerak dengan cekatan seperti elang yang mengintai mangsanya.
    67. Orang itu langsung membeli barang bagaikan membeli kucing di dalam karung.
    68. Jangan mengerjakan pekerjaan yang sia-sia. Itu sama saja dengan menyimpan air di keranjang bambu.
    69. Menasehatinya sama saja dengan memindahkan gunung. (Sangat sulit dinasehati)
    70. Masalah yang rumit ini tidak bisa diselesaikan. Mencoba menyelesaikannya sama saja dengan menegakkan benang yang basah.
    71. Keanggunan wajahnya laksana permaisuri yang hidup di dalam kebahagiaan. (Sangat cantik).
    72. Menunggumu seperti menunggu hujan di musim kemarau. (Sulit diharapkan).
    73. Orang yang berbuat baik tetapi ada maksud tertentu ibarat udang dibalik batu.
    74. Hatinya begitu lemah laksana ranting yang sudah rapuh.
    75. Rezeki seseorang seumpama pasang dan surutnya air.
    76. Dia hanya berpura-pura seperti elang menyamar menjadi ayam.
    77. Berdoa ibarat mengetuk pintu. Semakin banyak berdoa semakin banyak harapan pintu itu terbuka.
    78. Jika kamu malas kamu seumpama harimau yang masuk ke dalam jurang. (Orang yang hebat tapi tidak mau bekerja).
    79. Wajahnya pucat pasi seperti baru bertemu hantu yang sangat seram.
    80. Lidahnya bagaikan pisau belati yang baru diasah. (Ucapannya menyakitkan).
    81. Laksana bunga melati, tubuhnya begitu harum semerbak.
    82. Membaca novel itu aku laksana masuk ke dalam dunia yang tak pernah bisa dibayangkan sebelumnya.
    83. Rona mukanya seperti harimau yang siap menerkam.
    84. Suasana kampung itu bagaikan kuburan.
    85. Surat yang ditulis yang begitu indah bagaikan kata-kata dari pujangga.


    Nah itulah beberapa contoh kalimat dengan majas asosiasi yang disertai dengan penjelasan dan artinya.

    Sebelumnya jangan lupa untuk membaca berbagai macam majas lainnya.

    Seperti majas litotes, majas ironi, simile, dan hiperbola.

    Dan tak lupa dengan majas personifikasi.


    Contoh Majas Asosiasi Dalam Puisi


    Inilah beberapa contoh puisi yang mengandung majas asosiasi.

    Kemarau

    Oleh - Iyun

    Meranggas
    Berdebu
    Panas

    Itu adalah hatiku
    Laksana tanah yang disiksa oleh kemarau.

    Tetapi
    semenjak engkau datang
    Kebaikanmu bagaikan embun
    Membasahi lantai jiwaku
    Mengusir segala kepenatan
    Menggantinya dengan kebahagiaan.


    Tentangmu

    Oleh - Iyun

    Kau bagaikan bunga
    Yang harum semerbak
    Kau bagaikan bunga
    Yang menghiasi taman indah.

    Tatapanmu bak kejora
    Berkerlip di gelap malam
    Wajahmu begitu teduh
    Bagaikan Embun di pagi hari


    Bahagia

    Dunia ibarat taman
    Di sanalah tumbuh segala pertumbuhan.

    Ada bunga yang menguntum
    Ada bunga yang sedang mekar
    Ada bunga yang layu
    Ada bunga yang gugur.

    Waktu ibarat air
    Mengalir dari hulu
    Sampai pula ke hilir
    Tanda selesai batas usiamu.

    .

    Siapa yang mengerti
    Tentang takdir hidup ini
    Maka ia akan bahagia
    Dalam hidup dalam matinya.

    Contoh Majas Asosiasi Dalam Pantun


    Bacalah beberapa bait pantun yang mengandung majas asosiasi.

    Apa gunanya pergi ke awan
    Sayap lemah akan kelelahan an
    Mustahil dengan harapan
    Bagai pungguk Merindukan Bulan
    .

    Walau lebar tanah lahan
    Apa gunanya kalau terbakar
    Walau hidup dalam kemewahan
    Bagaikan burung di dalam sangkar.

    .

    Malam gelap ada pelita
    Menerangi malam yang sunyi
    Gadis manis cantik jelita
    Laksana bunga yang bersemi.

    Demikianlah beberapa contoh majas asosiasi dengan penjelasannya. Dan tentunya sudah dilengkapi dengan contoh puisi dan juga pantun.

    Semoga akan membuat kamu semakin paham dengan gaya bahasa tersebut.


    Next Post Previous Post
    No Comment
    Add Comment
    comment url