Bahasa Berirama dan Contohnya Secara Lengkap

Bahasa berirama adalah salah satu karya sastra yang memiliki irama yang kuat dan teratur dengan jalan menyusun kalimat pendek pendek, mengulang sesuatu lukisan dengan berbagai perumpamaan yang maksudnya sama.

Bahasa berirama merupakan salah satu dari jenis puisi lama. Selain pantun, gurindam, syair, mantra, gazal, maka bahasa berirama memiliki beberapa ciri dari puisi lama.

Beda yang terpenting antara puisi dengan prosa adalah tentang iramanya, jumlah suku atau kata tiap-tiap baris yang teratur tanda bunyi serupa yang berulang-ulang, sekalian sebenarnya gunanya untuk menguatkan irama bahasa.

bahasa berirama



Dalam bahasa berirama,  irama bahasa itu sangat dipentingkan. Malahan tidak kurang dipentingkan dari dalam puisi biasa, maka bahasa berirama itu saya masukkan juga dalam puisi.

Seringkali perumpamaan dipakai dalam bahasa berirama. Hal tersebut untuk menguatkan lukisan atau bayangan yang membangkitkan pikiran dan perasaan.

Dalam bahasa berirama tersebut, kita mendapati puncak dari bahasa Melayu lama sebagai bahasa seni.

Dalam bahasa Melayu banyak terdapat bahasa berirama: cerita pelipur lara atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan kaba, pidato dalam berbagai upacara dan berbagai ilmu dan mantra, kata ada, pepatah dan lain-lain.

Agaknya pada tempatnya kalau saya beri nasehat kepada pengarang muda untuk memperhatikan bahasa berirama dengan baik, bukan untuk menirunya, tetapi untuk mempelajari betapa hebatnya orang dahulu itu memakai tenaga yang tersembunyi dalam kata dan kalimat, dalam bunyi dan arti, dan bagaimana terjadinya mereka memperhatikan alam sekelilingnya, yaitu dua syarat yang sampai sekarang masih menjadi ukuran bagi segala seni yang agak berarti.

Contoh bahasa berirama


Berikut ini merupakan contoh dari bahasa berirama yang kita dapati dalam Melayu lama.

ITULAH ALAMAT HARI NDAK SIANG

Tengah malam sudah terlampau,
Dini hari belum lagi tampak;
Budak-budak dua kali jaga,
Orang muda pulang bertandang,
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik;
Berbunyi Kuang jauh ke tengah;
Sering lanting riang di rimba;
Menengok lembu di padang,,
Sambut menguak kerbau di kandang,
Berkokok mendung, merak mengingat;
Fajar shadiq menyingsing naik;
Kicau kicau bunyi murai,
Taptibau  mau melambung tinggi.
Menguku balang di ujung bendul
Terdengut puyuh panjang bunyi;
Puntung sejengkal tinggal sejari.
Itulah alamat hari ndak siang.

Catatan
  1. Berkalih : membalik
  2. Embun jantan: air embun yang besar-besar titiknya.
  3. Kuang: burung kuau
  4. Lanting: nama burung atau sejenis binatang kecil
  5. Menenguh: melenguh
  6. Mandung: ayam
  7. Taptibau: sejenis burung yang terbang di malam hari
  8. Menguku: berbunyi
  9. Terdengut: berbunyi


KERIS BERTUAH

Keris sempana ganja iras,
Retak diturut panjut putih
 besi di titik besi di tinting
Besi dua laki istri,
Keratan tongkat nabi Adam,
Serpai  besi Kersani.
Bencanai yang di hulu air,
Mengasam kembali ke dalam,
Sebulan dagang manggalas,
Jejak ditikam mati juga.
Sebulan Bugis berenang,
Riak ditikam mati juga.
Setitik darah ke daratan,
Setahun padi tak jadi.
Setitik darah kelautan,
Setahun ikan tak main.

SI CANTIK MANIS

Encik baharu lepas kawin,
Andam terpampang di kepala,
Dahi bagai sshari bulan,
Kening bangga yang bentuk tahu,
Pipi bagai pauh di layang,
Hidung kuntum bunga Serayu,
Telinga telupuk layu.

Leher jenjang buyung Pattani,
Lengan seperti bahu panah,
Jari halus tombak serai,
Pinggang secekak jari manis,
Batik sebagai telur burung,
Ibu kaki mungkin setahil. 

BADAI DI LAUT

Angin nyaru nyerang nyiru tembaga,
Kedua cihampar rebah,
Ketiga lambing bertelinga,
Keempat Israfil sangkakala.

Angin yang bergambar orang,
 yang mencabut cekur di laman,
Dan mencabut Mali Mali di lumpur,
Dan meraba kerbau di padang,
Dan menyapu nyiur dara di laman balai,
Angin berkerusi karang tembaga;
Belanak main ditinjau kurung,
Yuk bermain di pintu kurung.

MENDAPAT ANGIN DARI BURITAN

Tiang agung angguk-angguk,
Tiang topang imbas mengimbas;
Gada-gada lilit melilit.

Gemuruh air di linggi,
Gemuruh air disekat,
Sembur menyembur liang kumbang;
Tak terpada lajunya geliung, 
Bagai pucuk dilancarkan,
Bagai kumbang putus tali,
Jikalau tidak sama yang burung,
Burung bersayap geliung berlayar,
Puntung hanyut penggalndua.

Sumber: A Malay Reader ( R.O Windstedit dan V.O Blagen)

Itulah beberapa contoh dari bahasa berirama dalam Bahasa Melayu. Ditulis oleh St. Takdir Alisjahbana.  





Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url