75 Contoh Pantun Nasehat dan Maknanya Terbaru Untuk 2022
Update pantun nasehatt 2022.
Berburu ke padang datar,
Mendapat rusa belang kaki.
Berguru kepalang ajar,
Bagai bunga kembang tak jadi.
.
.
.
Itulah sebait contoh pantun nasehat lama.
Pantun nasehat adalah pantun yang berisikan ucapan yang mengandung bimbingan, motivasi, dan kebijaksanaan.
Fungsi dari pantun nasehat ialah memberikan pengetahuan akan kebijaksanaan dan nasehat untuk berbuat baik.
Banyak sekali tema dalam pantun nasehat, seperti nasehat supaya sabar, tekun, belajar. Nasehat berkaitan dengan agama, entah itu perintah untuk sholat, belajar mengaji, sabar, syukur, dan sebagainya.
Masih banyak lagi nasehat-nasehat lainnya. Kamu bisa mendapatkannya dengan membaca baris-baris dari bait pantun di bawah ini.
Mendapat rusa belang kaki.
Berguru kepalang ajar,
Bagai bunga kembang tak jadi.
.
.
.
Itulah sebait contoh pantun nasehat lama.
Pantun nasehat adalah pantun yang berisikan ucapan yang mengandung bimbingan, motivasi, dan kebijaksanaan.
Fungsi dari pantun nasehat ialah memberikan pengetahuan akan kebijaksanaan dan nasehat untuk berbuat baik.
Banyak sekali tema dalam pantun nasehat, seperti nasehat supaya sabar, tekun, belajar. Nasehat berkaitan dengan agama, entah itu perintah untuk sholat, belajar mengaji, sabar, syukur, dan sebagainya.
Masih banyak lagi nasehat-nasehat lainnya. Kamu bisa mendapatkannya dengan membaca baris-baris dari bait pantun di bawah ini.
Berikut ini merupakan kumpulan pantun nasehat disertai maknanya. Semoga kamu bisa ambil manfaatnya ya!
Berikut ini pantun nasehat tetapi isinya disertai dengan suasana jenaka atau lucu.
[1]
Buah dipetik rasanya segar
Untuk dibuat kue acar.
Kalau malas belajar,
Pasti bodoh di waktu besar.
[2]
Secangkir kopi dari kedai,
Beli kecap gambar bango.
Mengaku anak yang pandai,
Kalau ditanya planga plongo.
[3]
Pulang kerja hari lah petang,
Ada kue dari ketan.
Siapa suka yang berhutang,
Mungkin pacarnya orang utan.
[4]
Kondangan nikah pakai batik,
Bagusnya dikasih dua jempol.
Temanku memang sangat cantik,
Sayang masih suka mengompol.
Pantun nasehat belajar adalah pantun yang isinya berupa ajakan untuk rajin belajar dan manfaat dari belajar.
[6]
Jalan-jalan ke Maluku,
Naik perahu mancing ikan.
Siapa yang punya ilmu,
Tentu derajatnya ditinggikan.
[7]
Semua bumbu hendak diramu,
Agar sedap rasa masakan.
Tinggi derajat karena ilmu,
Ilmu membawa pada iman.
[8]
Kota besar ada tugu,
Tempat bertemu anak kembar.
Siapa yang ingin ilmu,
Carilah dengan rajin belajar.
[9]
Hitam putih warna keledai,
Duduk bersila di atas dipan.
Rajin belajar pangkal pandai,
Itulah kunci dalam kehidupan.
[10]
Lada pedas tambah ketumbar,
Madu manis dari si lebah.
Hormati guru yang mengajar,
Supaya ilmu menjadi berkah.
[11]
Hari raya makan ketupat,
Rumah kampung di pedalaman.
Di mana ilmu hendak didapat,
Pada guru yang berpengalaman.
[12]
Lapangan bola amat lebar,
Tempat pemain banyak bertemu.
Bersabar ketika belajar,
Itulah kunci mendapat ilmu.
[13]
Libur panjang sangat lama,
Dari Mekah bahwa kurma.
Dengarkan guru dengan seksama,
Moga ilmu masuk ke sukma.
[14]
Mancing di sungai dapat sepat,
Pulang ke rumah habis umpan.
Carilah ilmu sampai dapat,
Jangan sampai putus harapan.
[15]
Datang tamu dari etopia,
Negeri jauh di afrika.
Sudah pandai akhlak mulia,
Itulah anak idaman orang tua.
[16]
Pergi ke kebun tanam lengkuas,
Tidak lupa menanam kucai.
Ilmu Allah sangat luas,
belajar itu tak pernah usai.
[17]
Duduk melamun bukan merenung,
Mata melihat ekor siluman.
Apa guna ilmu segunung,
Kalau tidak diamalkan.
[18]
Pedih tangan karena tersayat,
Keluar darah luka diikat.
Jauhi olehmu segala maksiat,
agar ilmu cepat didapat.
[19]
Orang datang beriring-iringan,
Melewati jalan berbatu.
Bangun pagi jangan kesiangan,
Datang ke sekolah tepat waktu.
[20]
Petir datang kilat menyambar,
Hujan deras sedang ditunggu.
Datang sekolah untuk belajar,
Pulang sekolah dapat ilmu.
Pantun nasehat agama adalah pantun yang berisi ajakan untuk menegakan nilai-nilai agamis. Contohnya adalah berkasih sayang, menghormati orang tua, belajar al Quran, menjalankan sunnah Nabi, dan sebagainya.
[21]
Hutan lindung banyak rusa,
Kakinya lincah pandai berpindah.
Tidaklah diciptakan jin dan manusia,
Kecuali agar mereka beribadah.
[21]
Jalan-jalan ke kota Kedah,
Memang indah negri Malaysia.
Kepada Allah saja beribadah,
Jangan sampai kita mendua.
[23]
Kepak sayap berirama,
Burung bangau turun ke sawah.
Tauhid adalah yang utama,
Sebagai kunci menuju surga.
[24]
Cahaya surya amat terik,
Terkena badan amat panasnya.
Awas jangan berbuat syirik,
Bisa-bisa kekal di neraka.
[25]
Taman bunga sungguh indah,
Tempat berenang dingin airnya.
Jika hidup untuk beribadah,
Hati tenang jiwapun bahagia.
Jati tumbuh berjajar lima,
Sudah tinggi setinggi kelapa.
Sholat adalah tiang agama,
Menegakannya, menegakan agama.
[27]
Kincir angin negeri Belanda,
Tempat keju banyak mentega.
Sholat merupakan pembeda,
Antara kafir dengan mukmin.
[28]
Cahaya pagi amat hangatnya,
Badan segar baik bekerja.
Dirikan sholat tuk mengingat-Nya,
Itulah tanda ada iman dalam dada.
[29]
Rumah panggung ada tangga,
Roda kempes mesti dipompa.
Siapa ingin masuk surga,
Lima waktu jangan dilupa.
[30]
Badan letih terasa lesu,
Cobalah makan kue apam.
Siapa sholat dengan khusu;
Hatinya tenang hidupnya tentram.
Sudah merah buah pepaya,
Bagi dua untuk tetangga.
Al Quran laksana cahaya,
Menerangi jalan menuju surga.
[32]
Bunyi huruf tolong lafalkan,
Kalau baca ayo ucapkan.
Ayat Al Quran mari hafalkan,
Sudah hafal, kita amalkan.
[33]
Hujan turun hutanpun basah,
Hutan rimba wangi aromanya.
Bacalah jangan tergesa-gesa,
Agar kuat hafalannya.
[34]
Siapa suka melihat bahtera,
Pergi saja ke pelabuhan.
Siapa ingin hidup bahagia,
Jadikan al Quran sebagai pedoman.
[35]
Burung terbang kancil berjalan,
Angin datang badai melanda.
Ulang-ulangilah ayat hafalan,
Agar tersimpan di dalam dada.
Masak ikan alangkah sedap,
Ikan mujair ikan kakap.
Jadilah insan beradab,
Selalu sopan dalam bersikap.
[37]
Sungguh jernih sungai asahan,
Tempat anak bermain jala.
Bantu orang yang kesusahan,
Dengan ikhlas mengharap pahala.
[38]
Elang terbang jauh melayang,
Hinggap sebentar di atas tiang.
Siapa yang sifatnya penyayang,
Pasti dia akan disayang.
[39]
Memang cantik bunga dahlia,
Tumbuh bersemi di taman bunga.
Tetaplah berakhlak yang mulia,
Agar di akhirat hidupmu bahagia.
[40]
Dari datangnya landak,
Dari tanah yang terinjak.
Berpikirlah sebelum bertindak,
Itulah tanda insan yang bijak.
Ikan gabus punya insang,
Pohon pinus tinggi menjulang.
Pemuda itu harus berjuang,
Peras keringat banting tulang.
[42]
Dari desa memetik cengkeh,
Banyak ditanam di tepi ladang.
Tekunlah beramal sholeh,
Walau rintangan selalu menghadang.
[43]
Gadis desa sering dipingit,
Maka tak kenal si hidung belang.
Gantungkan cita-cita setinggi langit,
Lalu gapai dengan berjuang.
[44]
Pohon rindang membuat teduh,
Batu hancur jadi kepingan.
Jangan menangis jangan mengeluh,
Hidup ini penuh perjuangan.
[45]
Kaki jatuh menginjak lubang,
Baju sobek carilah benang.
Siapa yang selalu berjuang,
Niscaya dia akan menang.
Tidur malam sering bermimpi,
Mimpi burung buanglah ludah.
Jika ingin mencari rezeki,
Niatkan untuk beribadah.
[47]
Safar jauh membawa bekal,
Pergi ke Arab ke kota Mekah.
Siapa yang rezekinya halal,
Pasti hidupnya mendapat berkah.
[48]
Siapa hendak pergi ke Mekah,
Jangan lupa bekal dibawa.
Siapa yang mendapat berkah,
Tentu hatinya akan bahagia.
[49]
Gelas seloki ada airnya,
Gadis manis tolong pinangkan.
Cari rezeki, cari berkahnya,
Walau sedikit menenangkan.
[50]
Untuk apa rempah-rempah,
Kalau memasak tidak bisa.
Untuk apa harta melimpah,
Kalau hatinya selalu sengsara.
Kain batik lurik-lurik,
Ujung kain banyak renda.
Wanita cantik sungguh menarik,
Jadi godaan setiap pemuda.
[52]
Kain batik banyak warnanya,
Untuk pengganti baju yang lama.
Yang cantik belum tentu bahagia,
Kalau dia tak mengerti agama.
[53]
Untuk apa burung gelatik,
Kalau pagi tidak berbunyi.
Untuk apa istrinya cantik,
Tapi sering menyakiti.
[54]
Banyak belajar jadi cendekia,
Rumah gubuk atap rumbia.
Carilah wanita berakhlak mulia,
Niscaya rumah tangga bahagia.
[55]
Ladang luas tiada hama,
Hanya datang seekor lebah.
Alangkah nikmat paham agama,
Suami sayang, istrinya shalehah.
[56]
Pagi pagi memasak ubi,
Baca buku pendekar sakti.
Cintailah orang yang cinta Nabi,
Supaya dia banyak berbakti.
[57]
Hari ahad ada dauroh,
Ternyata banyak pesertanya.
Cintailah orang yang cinta Allah,
Akhlaknya mulia, membuatmu bahagia.
[58]
Jangan suka bermain kaca,
Nanti tangan bisa terluka.
Jangan buta karena cinta,
Niscaya hidupmu akan binasa.
[59]
Sudah tua belum berjodoh,
Uban tumbuh di kepala.
Sayangi dia karena Allah,
Agar cintamu membawa pahala.
[60]
Indramayu kota mangga,
Mangga banyak aneka rasa.
Kalau membangun rumah tangga,
Bangunlah dengan orang yang kamu cinta.
[61]
Apa gunanya daun lontar,
Kalau tergulung lalu dilempar.
Apa gunanya kita belajar,
Kalau tidak menjadi pintar.
Jawaban
[62]
Air mengalir ke arungan,
Angin gunung berputar-putar.
Belajar itu adalah kewajiban,
Dapat pahala walau tak pintar.
[63]
Bagaimana membuat jamu,
Ambil akar di tanah landai.
Bagaimana mendapat ilmu,
Kalau kita memang tak pandai?
Jawaban
[64]
Dari Turki memasak kebab,
Tambah sayur juga tomat.
Cari ilmu harus beradab,
Kepada guru mestilah hormat.
[65]
Mentari datang cahaya berpijar,
Jarum patah di dalam peti.
Untuk apa selalu belajar,
Siang malam tiada henti.
Jawaban
[66]
Rakit terbuat dari bambu,
Bambu besar panjang sekaki.
Dengan belajar dapat ilmu,
Dengan ilmu banyak rezeki.
[67]
Sepohon kayu daunnya rimbun,
Lebat daunnya banyak buahnya.
Walau hidup seribu tahun,
Tak sembahyang apa gunanya.
[68]
Kijang lari cepat melesat,
Kalau dikejar tentulah penat.
Hidup di dunia banyak maksiat,
Sampai akhirat mendapat laknat.
[69]
Orang berkumis tampang sangar,
Hanya makan sepotong ubi.
Beragamalah dengan benar,
Beribadah ikuti Nabi.
[70]
Jalan-jalan ke kota Medan,
Dari jawa amat jauhnya.
Nabi adalah contoh tauladan,
Ikuti segala yang diperitahkannya.
[71]
Dari Aceh ke kota Banda,
Kota Lombak masjid beribu.
Ingatlah olehmu wahai ananda.
Jagalah Allah, Allah akan menjagamu.
[72]
Angsa putih pandai berenang,
Walau berenang tiada basah.
Ingatlah Allah di waktu senang,
Allah ingat kamu di waktu susah.
[73]
Jika jalan tiada rata,
Tidak kuat badanpun roboh.
Jika engkau hendak meminta,
Mintalah hanya kepada Allah.
[74]
Jika tumbuh sebatang pohon,
Biarkan rindang, ambil buahnya.
Jika engkau hendak memohon,
Mohon pertolongan hanya pada-Nya.
[75]
Hendak tidur pasang kelambu,
Badan sakit minum jamu.
Apa yang tak dicatat untukmu,
Niscaya tidak akan menimpa kamu.
[76]
Ayam kampung suka bertelur,
Telur bagus emas warnanya.
Bercita-citalah yang luhur,
Karena itu tanda insan yang mulia.
[77]
Mekar sudah bunga dahlia,
Sudah tercium wangi aromanya.
Cita-cita jangan hanya dunia,
Yang tertinggi ke akhirat jua.
[78]
Akhir tahun berganti musim,
Angin kecang datang melanda.
Apa cita-cita seorang muslim
Tentu ingin memasuki surga.
[79]
Beringin tumbuh daunnya lebat,
Adik lahir di bulan rajab.
Hindari maksiat segera taubat,
Supaya terhindar dari adzab.
[80]
Tanah merah dibuat bata,
Bata bagus mahal di harga.
Jangan suka mengejar harta,
Dengan harta, kejarlah surga.
Senyum manis ada gingsulnya,
Gadis desa penuh pesona.
Cintailah Allah dan Rasul-Nya,
Pasti hatimu penuh dengan bahagia.
[82]
Roti lembut minyak samin,
Selalu disuka sepanjang zaman.
Cintai insan karena Rabbul alamin,
Supaya terasa lezatnya iman.
[83]
Buah duku buah langsat,
Teman makan ikan darat.
Bencilah segala macam maksiat,
Sebagaimana benci siksa akhirat.
[84]
Jalan-jalan ke kota Jambi,
Kota Jambi banyak meranti.
Siapa yang mengaku cinta Nabi,
Segala sunnahnya tentu diikuti.
[85]
Daun talas daun ubi,
Petik satu bunga melati.
Siapa yang mengaku cinta Nabi,
Tentu perintahnya ditaati.
Sepintar apapun seseorang, jangan pernah sombong. Apalagi melupakan jasa gurunya. Sebab gurulah yang membawanya ke jalan kecerdasan.
Panjang ekor ikan pari,
Bakar satu di tepi lembah.
Duduk sendiri terkenang diri,
Alangkah indahnya masa sekolah.
[87]
Sahabat itu teman sejati,
Daun beringin alangkah lebatnya.
Teringat guru yang baik hati,
Menetes air mata mengingatnya.
[88]
Gunung merapi tumbuh salak,
Pagi pagi membuat kolak.
Terkenang guru yang sangat galak,
Rupanya agar aku mempunyai akhlak.
[89]
Langit cerah biru warnanya,
Bayi menangis putus pusarnya.
Terimakasih guru-guruku semua,
Jasa kalian alangkah besarnya.
[90]
Makan roti ditambah selai,
Roti tawar tak ada isinya.
Jerih payah guru tak ternilai,
Moga mendapat pahala di sisinya.
Dari Palembang ke Kota Baru,
Oleh-oleh bawa baju.
Hormati selalu olehmu guru,
Karena guru memberi ilmu.
[92]
Gandum utuh dibuat roit,
Masak banyak tangannya lihai.
Guru mendidik sepenuh hati,
Supaya kita menjadi pandai.
[93]
Raja bijak Indragiri,
Cinta sangat pada ratunya.
Guru mengajar setiap hari,
agar murid hidup sentosa.
[94]
Terbang tinggi hewan lalat,
Sayap berkepak sangat cepat.
Bagaimana ilmu bermanfaat,
Bila kepada guru tidak menghormat.
[95]
Beli baju di pasar baru,
Harga murah dua ribu.
Barang siapa sayang guru,
Tentu mudah mendapat ilmu.
Manis rasanya air tebu,
Sudah sepah lalu dibuang.
Bersama guru menuntu ilmu,
Kepada guru hatiku sayang.
[97]
Bila gempa bumi bergetar,
Tanah luas untuk hibah.
Jangan pernah bosan belajar,
Belajar bagian dari ibadah.
[98]
Pergi jauh tuk berburu,
Bawa rumput satu pikulan.
Belajar ilmu tanpa guru,
Bisa-bisa tersesat jalan.
[99]
Orang kaya suka berderma,
Dari utara ke selatan.
Ilmu itu yang pertama,
Barulah amal perbuatan.
[100]
Lebat sangat kebun bambu,
Jamu pahit tak tertelan.
Siapa beribadah tanpa ilmu,
Tentu tersesat tak tau jalan.
Cerita lama nyai serunti,
Dongeng petang sebelum mandi.
Orang yang tua dihormati,
Itulah ciri insan berbudi.
[102]
Tamu datang hendak disambut
Jarum patah dalam kotak.
Berkatalah dengan lembut,
Jangan sampai lidah membentak.
[103]
Dari Lombok ke pulau Jawa,
Sangat jauh perjalanannya.
Dengarkan nasehat orang tua,
Karena sudah banyak pengalamannya.
[104]
Di langit tinggi Tuhan istiwa,
Sifatnya tak bisa dijabarkan.
Selalu hormat pada yang tua,
Orang tua tempat keberkahan.
[105]
Burung puyuh main di rawa,
Masuk tanah yang berongga.
Ridha Allah pada orang tua,
Orang tua ridha, pahalanya surga.
[106]
Afrika negeri maghribi,
Kaum muslim selalu sembahyang.
Apa tanda umatnya Nabi,
Pada yang muda hatinya sayang.
[107]
Masakan lezat berbumbu lada,
Tambah sedikit kapulaga.
Hormati yang tua, sayangi yang muda,
Akan bahagia kehidupan keluarga.
[108]
Pemalas suka berangan-angan,
Hidup susah dalam lamunan.
Yang muda perlu bimbingan,
Supaya hidupnya dalam tuntunan.
[109]
Makan gulai hingga kenyang,
Sungai jernih tempat berenang.
Yang muda diberi kasih sayang,
Supaya hatinya merasa senang.
[110]
Walau tinggi pohon kelapa,
Kepala muda tolong ambilkan.
Orang yang hidup bahagia,
Lebih mudah berbuat kebaikan.
Impian lama kini menjelma,
Digapai dengan tekun bekerja.
Ridha Allah tujuan utama,
Bukan mencari ridha manusia.
[112]
Ke Bandung membeli kunci,
Tanah Sunda Siliwingi.
Walau manusia banyak membenci,
Yang penting Allah menyayangi.
[113]
Untuk apa duduk di taman,
Kalau mata tidak terjaga.
Untuk apa hidup berteman,
Kalau tidak sampai ke surga.
[114]
Tukang pikul memakai batik,
Kalau berjalan amat wibawa.
Berkumpulah dengan orang baik,
Supaya akhlakmu tetap terjaga.
[115]
Rumah adat ukuran lebar,
Lantai diganti dengan ubin.
Kalau dunia yang dikejar,
Hati sempit terasa miskin.
Hari libur banyak agenda,
Jalan-jalan mencari mahkota.
Awas jangan sampai tergoda,
Oleh harta dan wanita.
[117]
Anak melayu wajahnya manja,
Hati senang melihat pacuan.
Wanita selalu terlihat menggoda,
Karena mereka adalah perhiasan.
[118]
Terampil tangan mengukir mihrab,
Sangat indah tak terhingga.
Wahai wanita kenakan hijab,
Supaya bisa masuk ke surga.
[119]
Potong kue lima kerat,
Mari bagi dengan rata.
Wanita yang mengumbar aurat,
Berarti ingin masuk neraka.
[120]
Cicak di dinding suka melata,
Nyamuk terbang terlihat di mata.
Untukmu wahai kaum wanita,
Taatilah suami penuh cinta.
Gadis manis kuning langsat,
Memintal kain membuat bantal.
Hidup di dunia hanya sesaat,
Gunakan waktu untuk beramal.
[122]
Angin datang dengan semilir,
Tepi sungai tumbuh kecipir.
Waktu ibarat sungai mengalir,
Dari hulu menuju hilir.
[123]
Kayu pintu kayu palang,
Nasi gulai dari lepau.
Waktu tak bisa diputar ulang,
Yang berlalu tak bisa terjangkau.
[124]
Laut luas berwarna biru,
Dengan langit seolah bertemu.
Gunakan waktu sehatmu,
Sebelum datang masa sakitmu.
[125]
Bahtera berlayar ke samudra,
Lewati ombak agar berjaya.
Gunakan masa muda,
Sebelum datang masa tua.
[126]
Aib itu dirahasiakan,
Nafas pendek hingga tersengal.
Waktu muda disia-siakan,
Sudah tua hanya menyesal.
[127]
Dari Cirebon ke Rembang,
Tepi jalan pohon pinang.
Waktu muda selalu berjuang,
Sudah tua hidupnya senang.
[128]
Masakan sedikit akan dihantar,
Untuk saudara dan tetangga.
Di dunia waktunya sebentar,
Gunakan untuk mengejar surga.
[129]
Walau wangi bunga melati,
Kan dipetik di waktu pagi.
Walau cinta sampai mati,
Dunia pasti ditinggal pergi.
[130]
Desa ramai di hari raya,
Banyak orang dari kota.
Hati-hati dengan dunia,
Belum ibadah tau-tau tua.
Semilir angin bagai alunan,
Bambu kecil membuat anyaman.
Bersihkan selalu lingkungan,
Supaya hidup semakin nyaman.
[132]
Kayu jati menjadi bangku,
Ambil dari puncak bukit.
Cuci sepatu setiap minggu,
Kalau kotor banyak penyakit.
[133]
Sayur lodeh mana ketupatnya,
Makan besar jadi kenangan.
Buanglah sampah pada tempatnya,
Jangan buang sampah sembarangan.
[134]
Suara lembah hanya lirih,
Terdengar sayup di tengah hutan.
Mari menyapu sampai bersih,
Kuman hilang sehatlah badan.
[135]
Jalan berdua bergandengan,
Hendak pergi ke selatan.
Yang suka buang sampah sembarangan,
Nanti pacarnya orang utan.
[136]
Ikan matang di atas garangan,
Baca buku baca Quran.
Bersama-sama jaga lingkungan,
Bersih dari segala kotoran.
[137]
Segar sekali minum selasih,
Duduk di atas tikar anyaman.
Kalau kota kita bersih,
Tentu hidup jadi nyaman.
[138]
Nusantara banyak tarian,
Masakan padang gulai rendang.
Mari tanam banyak pepohonan,
Supaya suasana semakin rindang.
[139]
Sudah kaya orangnya dermawan,
Hati ikhlas tak suka sanjungan.
Lingkungan sehat jadi dambaan,
Banyak pohon dan bunga-bungaan.
[140]
Jalan-jalan ke Jepara,
Singgah ke Semarang simpang Lima.
Lingkungan sehat dipelihara,
Buanglah sampah pada tempatnya.
Putih warna kambing domba,
Jangan lepas selalu dijaga.
Pagi baru saja tiba,
Mari kita ber-olahraga.
[142]
Luas sawah berhektar-hektar,
Ke Jogja naik dokar.
Lari pagi badan bugar,
Udara pagi masihlah segar.
[143]
Sungai kecil ikan nilam,
Kalau memancing bawa umpan.
Bekerja siang dan malam,
Kesehatan jangan dilupakan.
[144]
Di pantai ada kapal,
Sudah siap kan berlayar.
Kesehatan itu mahal,
Kalau sakit biayanya besar.
[145]
Melamun itu tiada guna,
Lebih baik kita berjaga.
Supaya bahagia lebih lama,
Kesehatan selalu dijaga.
Rajin belajar pangkal pandai. Rajin membaca pangkal pintar. Rajin menabung pangkal kaya.
Betapa banyak keuntungan dengan rajin. Oleh karena itu, sudah seyogyanya kita rajin pada hal-hal yang baik dan bermanfaat.
Lawan takut tidak berkutik,
Hampir habis semua tenaga.
Siapa ingin menjadi baik,
Pahamilah ilmu agama.
[147]
Petang datang seorang tamu,
Sudah lama tidak bertemu.
Sukses dunia dengan ilmu,
Sukses akhirat dengan ilmu.
[148]
Gunung Ciremai mengesankan,
Banyak tergambar dalam lukisan.
Belajar itu kadang membosankan,
Bosan itu satu rintangan.
[149]
Gunung Uhud banyak batu,
Hutan Borneo sangat rimbun.
Orang yang belajar suatu ilmu,
Oleh malaikat dimintakan ampun
[150]
Nahkoda di bahtera berseru,
Karena kencang bertiup anginnya.
Barang siapa punya ilmu,
Ilmu akan menjaga dirinya.
[151]
Ikan buntal ikan kembung,
Dimasak dengan bumbu kucai.
Teman-teman mari menabung,
Rajin menabung pangkal pandai.
[152]
Pasar malam banyak kaos,
Bambu muda namanya rebung.
Punya uang jangan boros,
Sisakan uang untuk ditabung.
[153]
Air datang, orang membendung,
Sore hari bermain angklung.
Yuk kita rajin menabung,
Menabung jangan dihitung-hitung.
[154]
Tali putus cobalah sambung,
bapak hansip bawa pentung.
Tang ting tung yuk kita nabung,
Tang ting tung eh jangan dihitung.
[155]
Dari Cikarang ke Cibitung,
Tanah Betawi tempat si Pitung.
Menabung tak dihitung-hitung,
Tau-tau nanti kita dapat untung.
[156]
Kijang besar bernama rusa,
Kalau lari tiada lelah.
Tidak diciptakan manusia,
Kecuali agar mereka beribadah.
[157]
Rajin belajar naik kelas,
Tekun belajar dapat juara.
Ibadah itu haruslah ikhlas,
Supaya dibalas dengan pahala.
[158]
Hati senang di hari raya,
Semua orang bergembira.
Saat ibadah hindari riya’
Riya membuat ibadah sia-sia.
[159]
Rambut panjang baik digelung,
Pakai kain kepala ikatnya.
Walau pahala sebanyak gunung,
Kalau riya’ tiada pahala.
[160]
Pagi hari ada embun,
Sangat bening di atas kembang.
Mari kita banyak berkebun,
Tanam bunga hatipun senang.
.
.
.
Masih perlu pantun lainnya? Cek dulu pantun cinta, pantun jenaka, dan pantun teka-teki. 09/54/21.
Update!
Inilah kumpulan pantun jenaka, teka-teki, dan tentunya pantun nasehat. Cobalah tebak mana yang pantun jenaka, pantun nasehat, dan mana yang teka-teki.
[1]
Burung kutilang burung perkutut,
Main berdua di lereng lembah.
Lihat itu orang gendut,
Kalau berjalan seperti gajah.
[2]
Keras bukan dari baja,
Banyak harta bukan kaya.
Bermahkota bukan raja,
Bersisik bukan buaya.
[3]
Sangat indah bunga setanggi,
Hendak di petik untuk penghulu.
Batang usia sudah tinggi,
Masa muda telah berlalu.
[4]
Pohon tinggi pohon meranti,
Hendak dibawa ke selat Malaka.
Sudah cantik baik hati,
Banyak orang yang suka.
[5]
Ambil kue dengan tangan,
Naik kuda di atas pelana.
Gara-gara bangun kesiangan,
Ke sekolah lupa pakai celana.
>
Orang tua sering memberi nasehat. Memberi pengarahan kepada putra-putrinya. Bukan karena apa-apa. Tetapi supaya anaknya menjadi lebih baik.
Nasehat bukan tanda kebencian. Justru merupakan kasih sayang. Dengan nasehat anak belajar lebih cepat.
Nasehat biasanya datang dari pengalaman. Entah pengalaman baik ataupun buruk.
Orang tua tidak ingin anaknya mengalami hal buruk. Misalnya ada orang tua menyesal karena ketika kecil malas belajar.
Sehingga hidupnya susah. Ia harus bekerja keras.
Ada pula nasehat disiplin. Mendidik anak supaya teratur. Disiplin merupakan kunci sukses.
Oleh karena itu orang tua ingin anaknya disiplin. Tujuannya agar anak hidup sukses.
Besar badan anaconda,
ular besar hidup di rawa.
Dengarlah wahai ananda,
pantun nasehat orang tua.
Benih padi mari ditabur,
pada sawah tanah subur.
Pantun warisan leluhur,
banyak nasehat indah menghibur.
Asam asam buah belimbing,
walau asam tolong petikan.
Nasehat sebagai pembimbing,
untuk hidup di masa depan.
Tulis syair dengan pena,
sayang habis tinta hitamnya.
Agar engkau bijaksana,
jalani hidup di dunia.
hanya ambil di pucuk saja.
Banyak insan menyembah Tuhan,
sembah hanya Tuhan Yang Esa.
senyum manis menghiasi.
Syirik hendaknya dijauhi,
itulah tanda iman di hati.
mencarinya badan sengsara.
Dekat kepada Sang Pencipta,
dunia akhirat niscaya sejahtera.
Putih kertas tiada nodanya,
mengambil air dengan timba.
Cintai Allah di atas segalanya,
itulah tanda baiknya hamba.
Jika hidup harmoni sesama manusia, terciptalah kebahagiaan.
Indah senja amat berkesan,
bangau terbang sayap berkepakan.
Rendah hati di hadapan insan,
sombong takabur dijauhkan.
Siapa membawa pisau belati,
bawalah dengan hati-hati.
Siapa yang rendah hati,
itulah insan yang berbudi.
Pagi hari sarapan ketan,
dengan kelapa ketan dimakan.
Iri dengki bisikan setan,
segala godaan usah diturutkan.
Karang tempat bermain ikan,
sayang karang banyak dihancurkan.
Bantu membantu dalam kebaikan,
dalam Kitabullah diperintahkan.
Jangan kumbang dijolokan,
walau hanya untuk mainan.
Jangan membantu dalam keburukan,
karena berujung pada penyesalan.
Benih mari kita semaikan,
untuk dibawa ke negeri Jepang.
Sholat segera ditunaikan,
hati tenang dadapun lapang.
Daun pandan bumbu ikan,
bumbu ada di atas nampan.
Puasa ramadhan kita jalankan,
beroleh bahagia di masa depan.
Sungguh indah kota Mekah,
kota tua banyak berkah.
Rajin-rajin bersedekah,
rezeki akan berkah melimpah.
Ambil arang dari rawa,
pergi jauh naik kuda.
Hormati orang lebih tua,
sayangi yang lebih muda.
Lambat jalan kura-kura,
tempurung besar hilang kepala.
Hidup di dunia sementara,
banyak-banyak mencari pahala.
Pulau terpisah oleh selat,
datang burung iring-iringan.
Dalam kitab sudah tercatat,
berbuat baiklah pada lingkungan.
beli juga sedikit pepesan.
Jangan merusak alam lingkungan,
itulah perintah bagi setiap insan.
pohon beringin besar di dahan.
Siapa memberi makan hewan,
niscaya mendapat kasih Tuhan.
Orang berilmu lebih utama daripada ahli ibadah.
Betapa pentingnya ilmu. Terlebih ilmu agama. Dengannya kita terjaga. Kita mengetahui masa depan.
Kita semakin perlu terhadap ilmu. Terutama di zaman akhir seperti sekarang.
Itulah sebabnya. Kini kita pelajari juga pantun nasehat orang tua untuk anaknya. Khususnya dengan ilmu sebagai temanya.o
makan buah sehatkan mata.
Kumpulkan ilmu dalam dada,
amalkan ia di kehidupan nyata.
sangat harum di penciuman.
Apa tanda ilmunya berkah,
semakin dekat dengan Tuhan.
lintah suka menghisap darah.
Tekun belajar jangan menyerah,
ilmu didapat hiduppun berkah.
kumbang datang tak kelahi.
Menuntut ilmu hati-hati,
luruskan niat karena Illahi.
bukan di tanah banyak airnya.
Ilmu dicari karena akhirat,
bukan karena mencari dunia.
Inilah berbagai kumpulan pantun nasehat untuk anak. Semoga dengan membaca pantun ini banyak kebaikan di dapat. Jangan pula lewatkan pantun tentang menjaga kebersihan lingkungan.
Pantun berasal dari kata “penuntun.” Tujuannya untuk menuntun manusia. Yakni menuntun ke jalan yang benar.
Hati-hati main di taman,
taman banyak kumbang lebahnya.
Hati-hati dalam berteman,
pilih teman berakhlak mulia.
Bekerja sehari tubuh lelah,
baca puisi indah irama.
Bila engkau masih sekolah,
belajar adalah tugas utama.
Timun mentah seperti labu,
dalam pasar jua bertemu.
Taati perintah ayah Ibu,
supaya berkah jalan hidupmu.
Badan basah tak terasa,
gerimis turun tergesah-gesah.
Bila susah engkau rasa,
banyak taubat tinggalkan dosa.
Jalan lambat siput di kiri,
kancil lari sampaihlah sudah.
Dosa menghambat jalan rezeki,
jauhi dosa rezekipun mudah.
Air kelapa enak rasanya,
walau basah amat senangnya.
Barang siapa dunia cita-citanya,
pasti susah jalan hidupnya.
Lihat indah bunga setanggi,
setanggi dari arah Utara.
Jika dunia puncak tertinggi,
pasti sengsara jiwa dan raga.
Benteng batu tak kan goyah,
walau diserang berbagai arah.
Sediakan waktu untuk ibadah,
dunia kan datang tanpa berpayah.
>
Dari Barat ke Utara,
dengan kompas lihat arahnya.
Kehidupan ibarat samudra,
dirimu laksana perahunya.
Putri cantik ciptakan tembang,
kala ratu berwajah muram.
Banyak ombak dan gelombang,
hati-hati jangan karam.
Dididik dengan lemah lembut. Diberi contoh dan teladan. Saat ia merasa disayang, ia akan memahami maksud nasehat.
Bukan untuk menyalahkan. Nasehat merupakan bukti kasih sayang. Dan inilah pantun nasehat orang tua kepada anaknya. Terutama anak perempuan.
Awas paku tajam ujungnya,
peninggalan bangsa Belanda.
Duhai putriku permata jiwa,
dengarlah nasehat dari Bunda.
Pagi hari datang kabut,
hanya di desa bukan di kota.
Jadilah wanita yang lembut,
tampak anggun dilihat mata.
Burung bulbul dalam sangkar,
kini kicaunya mulai kurang.
Jadilah wanita yang tegar,
lebih kuat dari karang.
Pulau Jawa banyak kweni,
rasanya asam amat kecut.
Dalam jiwa bersifat pemberani,
berlindung dari sifat pengecut.
Rajin membaca kitabullah,
hawa nafsu akan takluk.
Berdoa tulus kepada Allah,
jangan meminta kepada makhluk.
Berbuat baik pada kawan,
saling membantu dalam pertemanan.
Didiklah diri menjadi dermawan,
Itulah tanda dari keimanan.
Anak adalah anugerah. Anak juga merupakan amanah. Orang tua harus mendidiknya.
Memenuhi kebutuhannya merupakan kewajiban. Terlebih kebutuhan akan pendidikan. Seperti terlihat dalam pantun nasehat tentang pentingnya pendidikan.
Di bawah ini merupakan contoh pantun nasehat orang tua untuk anak laki-lakinya.
perjanjian dibuat tak ditepati.
Tekun belajar semenjak dini,
persiapan untuk esok nanti.
hujan deras sangat lama.
Kitabullah jangan dilupa,
pelajari dengan seksama.
jalannya jauh awas tersesat.
Dunia adalah ladang akhirat,
hidup di dunia hanya sesaat.
buat celana dan pakaian.
Kelak kita menghadap Tuhan,
jadikan dunia sebagai persiapan.
Bait-bait pantun sudah disajikan. Sangat banyak jadi pilihan. Itulah pantun nasehat orang tua. Untuk anaknya yang tercinta.
Sudah cukup banyak pantun di sini. Kalau kamu masih perlu yang lain, coba lihat judul-judul lainnya di bawah ini. Ada juga pantun nasehat dan jenaka dengan artinya. Semoga makin bermanfaat untuk kamu dalam belajar.
1. Pantun Nasehat Lucu
Berikut ini pantun nasehat tetapi isinya disertai dengan suasana jenaka atau lucu.
[1]
Buah dipetik rasanya segar
Untuk dibuat kue acar.
Kalau malas belajar,
Pasti bodoh di waktu besar.
[2]
Secangkir kopi dari kedai,
Beli kecap gambar bango.
Mengaku anak yang pandai,
Kalau ditanya planga plongo.
[3]
Pulang kerja hari lah petang,
Ada kue dari ketan.
Siapa suka yang berhutang,
Mungkin pacarnya orang utan.
[4]
Kondangan nikah pakai batik,
Bagusnya dikasih dua jempol.
Temanku memang sangat cantik,
Sayang masih suka mengompol.
2. Pantun Nasehat Belajar
Pantun nasehat belajar adalah pantun yang isinya berupa ajakan untuk rajin belajar dan manfaat dari belajar.
[6]
Jalan-jalan ke Maluku,
Naik perahu mancing ikan.
Siapa yang punya ilmu,
Tentu derajatnya ditinggikan.
[7]
Semua bumbu hendak diramu,
Agar sedap rasa masakan.
Tinggi derajat karena ilmu,
Ilmu membawa pada iman.
[8]
Kota besar ada tugu,
Tempat bertemu anak kembar.
Siapa yang ingin ilmu,
Carilah dengan rajin belajar.
[9]
Hitam putih warna keledai,
Duduk bersila di atas dipan.
Rajin belajar pangkal pandai,
Itulah kunci dalam kehidupan.
[10]
Lada pedas tambah ketumbar,
Madu manis dari si lebah.
Hormati guru yang mengajar,
Supaya ilmu menjadi berkah.
[11]
Hari raya makan ketupat,
Rumah kampung di pedalaman.
Di mana ilmu hendak didapat,
Pada guru yang berpengalaman.
[12]
Lapangan bola amat lebar,
Tempat pemain banyak bertemu.
Bersabar ketika belajar,
Itulah kunci mendapat ilmu.
[13]
Libur panjang sangat lama,
Dari Mekah bahwa kurma.
Dengarkan guru dengan seksama,
Moga ilmu masuk ke sukma.
[14]
Mancing di sungai dapat sepat,
Pulang ke rumah habis umpan.
Carilah ilmu sampai dapat,
Jangan sampai putus harapan.
[15]
Datang tamu dari etopia,
Negeri jauh di afrika.
Sudah pandai akhlak mulia,
Itulah anak idaman orang tua.
[16]
Pergi ke kebun tanam lengkuas,
Tidak lupa menanam kucai.
Ilmu Allah sangat luas,
belajar itu tak pernah usai.
[17]
Duduk melamun bukan merenung,
Mata melihat ekor siluman.
Apa guna ilmu segunung,
Kalau tidak diamalkan.
[18]
Pedih tangan karena tersayat,
Keluar darah luka diikat.
Jauhi olehmu segala maksiat,
agar ilmu cepat didapat.
[19]
Orang datang beriring-iringan,
Melewati jalan berbatu.
Bangun pagi jangan kesiangan,
Datang ke sekolah tepat waktu.
[20]
Petir datang kilat menyambar,
Hujan deras sedang ditunggu.
Datang sekolah untuk belajar,
Pulang sekolah dapat ilmu.
2. Pantun Nasehat Agama
Pantun nasehat agama adalah pantun yang berisi ajakan untuk menegakan nilai-nilai agamis. Contohnya adalah berkasih sayang, menghormati orang tua, belajar al Quran, menjalankan sunnah Nabi, dan sebagainya.
Hidup Untuk Ibadah.
[21]
Hutan lindung banyak rusa,
Kakinya lincah pandai berpindah.
Tidaklah diciptakan jin dan manusia,
Kecuali agar mereka beribadah.
[21]
Jalan-jalan ke kota Kedah,
Memang indah negri Malaysia.
Kepada Allah saja beribadah,
Jangan sampai kita mendua.
[23]
Kepak sayap berirama,
Burung bangau turun ke sawah.
Tauhid adalah yang utama,
Sebagai kunci menuju surga.
[24]
Cahaya surya amat terik,
Terkena badan amat panasnya.
Awas jangan berbuat syirik,
Bisa-bisa kekal di neraka.
[25]
Taman bunga sungguh indah,
Tempat berenang dingin airnya.
Jika hidup untuk beribadah,
Hati tenang jiwapun bahagia.
Tunaikan Sholat.
[26]Jati tumbuh berjajar lima,
Sudah tinggi setinggi kelapa.
Sholat adalah tiang agama,
Menegakannya, menegakan agama.
[27]
Kincir angin negeri Belanda,
Tempat keju banyak mentega.
Sholat merupakan pembeda,
Antara kafir dengan mukmin.
[28]
Cahaya pagi amat hangatnya,
Badan segar baik bekerja.
Dirikan sholat tuk mengingat-Nya,
Itulah tanda ada iman dalam dada.
[29]
Rumah panggung ada tangga,
Roda kempes mesti dipompa.
Siapa ingin masuk surga,
Lima waktu jangan dilupa.
[30]
Badan letih terasa lesu,
Cobalah makan kue apam.
Siapa sholat dengan khusu;
Hatinya tenang hidupnya tentram.
Mari Menghafal Al Quran.
[31]Sudah merah buah pepaya,
Bagi dua untuk tetangga.
Al Quran laksana cahaya,
Menerangi jalan menuju surga.
[32]
Bunyi huruf tolong lafalkan,
Kalau baca ayo ucapkan.
Ayat Al Quran mari hafalkan,
Sudah hafal, kita amalkan.
[33]
Hujan turun hutanpun basah,
Hutan rimba wangi aromanya.
Bacalah jangan tergesa-gesa,
Agar kuat hafalannya.
[34]
Siapa suka melihat bahtera,
Pergi saja ke pelabuhan.
Siapa ingin hidup bahagia,
Jadikan al Quran sebagai pedoman.
[35]
Burung terbang kancil berjalan,
Angin datang badai melanda.
Ulang-ulangilah ayat hafalan,
Agar tersimpan di dalam dada.
3. Pantun Nasehat Orang Tua Untuk Anak-Anak Muda
Berakhlak Mulia.
[36]Masak ikan alangkah sedap,
Ikan mujair ikan kakap.
Jadilah insan beradab,
Selalu sopan dalam bersikap.
[37]
Sungguh jernih sungai asahan,
Tempat anak bermain jala.
Bantu orang yang kesusahan,
Dengan ikhlas mengharap pahala.
[38]
Elang terbang jauh melayang,
Hinggap sebentar di atas tiang.
Siapa yang sifatnya penyayang,
Pasti dia akan disayang.
[39]
Memang cantik bunga dahlia,
Tumbuh bersemi di taman bunga.
Tetaplah berakhlak yang mulia,
Agar di akhirat hidupmu bahagia.
[40]
Dari datangnya landak,
Dari tanah yang terinjak.
Berpikirlah sebelum bertindak,
Itulah tanda insan yang bijak.
Selalu Berjuang.
[41]Ikan gabus punya insang,
Pohon pinus tinggi menjulang.
Pemuda itu harus berjuang,
Peras keringat banting tulang.
[42]
Dari desa memetik cengkeh,
Banyak ditanam di tepi ladang.
Tekunlah beramal sholeh,
Walau rintangan selalu menghadang.
[43]
Gadis desa sering dipingit,
Maka tak kenal si hidung belang.
Gantungkan cita-cita setinggi langit,
Lalu gapai dengan berjuang.
[44]
Pohon rindang membuat teduh,
Batu hancur jadi kepingan.
Jangan menangis jangan mengeluh,
Hidup ini penuh perjuangan.
[45]
Kaki jatuh menginjak lubang,
Baju sobek carilah benang.
Siapa yang selalu berjuang,
Niscaya dia akan menang.
Menjemput Rezeki Yang Halal.
[46]Tidur malam sering bermimpi,
Mimpi burung buanglah ludah.
Jika ingin mencari rezeki,
Niatkan untuk beribadah.
[47]
Safar jauh membawa bekal,
Pergi ke Arab ke kota Mekah.
Siapa yang rezekinya halal,
Pasti hidupnya mendapat berkah.
[48]
Siapa hendak pergi ke Mekah,
Jangan lupa bekal dibawa.
Siapa yang mendapat berkah,
Tentu hatinya akan bahagia.
[49]
Gelas seloki ada airnya,
Gadis manis tolong pinangkan.
Cari rezeki, cari berkahnya,
Walau sedikit menenangkan.
[50]
Untuk apa rempah-rempah,
Kalau memasak tidak bisa.
Untuk apa harta melimpah,
Kalau hatinya selalu sengsara.
Nikahi Yang Baik Agamanya.
[51]Kain batik lurik-lurik,
Ujung kain banyak renda.
Wanita cantik sungguh menarik,
Jadi godaan setiap pemuda.
[52]
Kain batik banyak warnanya,
Untuk pengganti baju yang lama.
Yang cantik belum tentu bahagia,
Kalau dia tak mengerti agama.
[53]
Untuk apa burung gelatik,
Kalau pagi tidak berbunyi.
Untuk apa istrinya cantik,
Tapi sering menyakiti.
[54]
Banyak belajar jadi cendekia,
Rumah gubuk atap rumbia.
Carilah wanita berakhlak mulia,
Niscaya rumah tangga bahagia.
[55]
Ladang luas tiada hama,
Hanya datang seekor lebah.
Alangkah nikmat paham agama,
Suami sayang, istrinya shalehah.
Nasehat Cinta.
[56]
Pagi pagi memasak ubi,
Baca buku pendekar sakti.
Cintailah orang yang cinta Nabi,
Supaya dia banyak berbakti.
[57]
Hari ahad ada dauroh,
Ternyata banyak pesertanya.
Cintailah orang yang cinta Allah,
Akhlaknya mulia, membuatmu bahagia.
[58]
Jangan suka bermain kaca,
Nanti tangan bisa terluka.
Jangan buta karena cinta,
Niscaya hidupmu akan binasa.
[59]
Sudah tua belum berjodoh,
Uban tumbuh di kepala.
Sayangi dia karena Allah,
Agar cintamu membawa pahala.
[60]
Indramayu kota mangga,
Mangga banyak aneka rasa.
Kalau membangun rumah tangga,
Bangunlah dengan orang yang kamu cinta.
4. Berbalas Pantun Itu Mengasyikan Lho!
[61]
Apa gunanya daun lontar,
Kalau tergulung lalu dilempar.
Apa gunanya kita belajar,
Kalau tidak menjadi pintar.
Jawaban
[62]
Air mengalir ke arungan,
Angin gunung berputar-putar.
Belajar itu adalah kewajiban,
Dapat pahala walau tak pintar.
[63]
Bagaimana membuat jamu,
Ambil akar di tanah landai.
Bagaimana mendapat ilmu,
Kalau kita memang tak pandai?
Jawaban
[64]
Dari Turki memasak kebab,
Tambah sayur juga tomat.
Cari ilmu harus beradab,
Kepada guru mestilah hormat.
[65]
Mentari datang cahaya berpijar,
Jarum patah di dalam peti.
Untuk apa selalu belajar,
Siang malam tiada henti.
Jawaban
[66]
Rakit terbuat dari bambu,
Bambu besar panjang sekaki.
Dengan belajar dapat ilmu,
Dengan ilmu banyak rezeki.
[67]
Sepohon kayu daunnya rimbun,
Lebat daunnya banyak buahnya.
Walau hidup seribu tahun,
Tak sembahyang apa gunanya.
[68]
Kijang lari cepat melesat,
Kalau dikejar tentulah penat.
Hidup di dunia banyak maksiat,
Sampai akhirat mendapat laknat.
[69]
Orang berkumis tampang sangar,
Hanya makan sepotong ubi.
Beragamalah dengan benar,
Beribadah ikuti Nabi.
[70]
Jalan-jalan ke kota Medan,
Dari jawa amat jauhnya.
Nabi adalah contoh tauladan,
Ikuti segala yang diperitahkannya.
5. Nasehat Menggapai Cita-Cita
[71]
Dari Aceh ke kota Banda,
Kota Lombak masjid beribu.
Ingatlah olehmu wahai ananda.
Jagalah Allah, Allah akan menjagamu.
[72]
Angsa putih pandai berenang,
Walau berenang tiada basah.
Ingatlah Allah di waktu senang,
Allah ingat kamu di waktu susah.
[73]
Jika jalan tiada rata,
Tidak kuat badanpun roboh.
Jika engkau hendak meminta,
Mintalah hanya kepada Allah.
[74]
Jika tumbuh sebatang pohon,
Biarkan rindang, ambil buahnya.
Jika engkau hendak memohon,
Mohon pertolongan hanya pada-Nya.
[75]
Hendak tidur pasang kelambu,
Badan sakit minum jamu.
Apa yang tak dicatat untukmu,
Niscaya tidak akan menimpa kamu.
[76]
Ayam kampung suka bertelur,
Telur bagus emas warnanya.
Bercita-citalah yang luhur,
Karena itu tanda insan yang mulia.
[77]
Mekar sudah bunga dahlia,
Sudah tercium wangi aromanya.
Cita-cita jangan hanya dunia,
Yang tertinggi ke akhirat jua.
[78]
Akhir tahun berganti musim,
Angin kecang datang melanda.
Apa cita-cita seorang muslim
Tentu ingin memasuki surga.
[79]
Beringin tumbuh daunnya lebat,
Adik lahir di bulan rajab.
Hindari maksiat segera taubat,
Supaya terhindar dari adzab.
[80]
Tanah merah dibuat bata,
Bata bagus mahal di harga.
Jangan suka mengejar harta,
Dengan harta, kejarlah surga.
Gapailah Cinta Sejati.
[81]Senyum manis ada gingsulnya,
Gadis desa penuh pesona.
Cintailah Allah dan Rasul-Nya,
Pasti hatimu penuh dengan bahagia.
[82]
Roti lembut minyak samin,
Selalu disuka sepanjang zaman.
Cintai insan karena Rabbul alamin,
Supaya terasa lezatnya iman.
[83]
Buah duku buah langsat,
Teman makan ikan darat.
Bencilah segala macam maksiat,
Sebagaimana benci siksa akhirat.
[84]
Jalan-jalan ke kota Jambi,
Kota Jambi banyak meranti.
Siapa yang mengaku cinta Nabi,
Segala sunnahnya tentu diikuti.
[85]
Daun talas daun ubi,
Petik satu bunga melati.
Siapa yang mengaku cinta Nabi,
Tentu perintahnya ditaati.
6. Pantun Guruku Selalu Memberi Ilmu
Sepintar apapun seseorang, jangan pernah sombong. Apalagi melupakan jasa gurunya. Sebab gurulah yang membawanya ke jalan kecerdasan.
Kenangan Bersama Guru.
[86]Panjang ekor ikan pari,
Bakar satu di tepi lembah.
Duduk sendiri terkenang diri,
Alangkah indahnya masa sekolah.
[87]
Sahabat itu teman sejati,
Daun beringin alangkah lebatnya.
Teringat guru yang baik hati,
Menetes air mata mengingatnya.
[88]
Gunung merapi tumbuh salak,
Pagi pagi membuat kolak.
Terkenang guru yang sangat galak,
Rupanya agar aku mempunyai akhlak.
[89]
Langit cerah biru warnanya,
Bayi menangis putus pusarnya.
Terimakasih guru-guruku semua,
Jasa kalian alangkah besarnya.
[90]
Makan roti ditambah selai,
Roti tawar tak ada isinya.
Jerih payah guru tak ternilai,
Moga mendapat pahala di sisinya.
Guru Selalu Memberi Ilmu.
[91]Dari Palembang ke Kota Baru,
Oleh-oleh bawa baju.
Hormati selalu olehmu guru,
Karena guru memberi ilmu.
[92]
Gandum utuh dibuat roit,
Masak banyak tangannya lihai.
Guru mendidik sepenuh hati,
Supaya kita menjadi pandai.
[93]
Raja bijak Indragiri,
Cinta sangat pada ratunya.
Guru mengajar setiap hari,
agar murid hidup sentosa.
[94]
Terbang tinggi hewan lalat,
Sayap berkepak sangat cepat.
Bagaimana ilmu bermanfaat,
Bila kepada guru tidak menghormat.
[95]
Beli baju di pasar baru,
Harga murah dua ribu.
Barang siapa sayang guru,
Tentu mudah mendapat ilmu.
Belajar adalah Ibadah.
[96]Manis rasanya air tebu,
Sudah sepah lalu dibuang.
Bersama guru menuntu ilmu,
Kepada guru hatiku sayang.
[97]
Bila gempa bumi bergetar,
Tanah luas untuk hibah.
Jangan pernah bosan belajar,
Belajar bagian dari ibadah.
[98]
Pergi jauh tuk berburu,
Bawa rumput satu pikulan.
Belajar ilmu tanpa guru,
Bisa-bisa tersesat jalan.
[99]
Orang kaya suka berderma,
Dari utara ke selatan.
Ilmu itu yang pertama,
Barulah amal perbuatan.
[100]
Lebat sangat kebun bambu,
Jamu pahit tak tertelan.
Siapa beribadah tanpa ilmu,
Tentu tersesat tak tau jalan.
7. Nasehat Agar Keluarga Bahagia Sejahtera
Hormati Yang Lebih Tua.
[101]Cerita lama nyai serunti,
Dongeng petang sebelum mandi.
Orang yang tua dihormati,
Itulah ciri insan berbudi.
[102]
Tamu datang hendak disambut
Jarum patah dalam kotak.
Berkatalah dengan lembut,
Jangan sampai lidah membentak.
[103]
Dari Lombok ke pulau Jawa,
Sangat jauh perjalanannya.
Dengarkan nasehat orang tua,
Karena sudah banyak pengalamannya.
[104]
Di langit tinggi Tuhan istiwa,
Sifatnya tak bisa dijabarkan.
Selalu hormat pada yang tua,
Orang tua tempat keberkahan.
[105]
Burung puyuh main di rawa,
Masuk tanah yang berongga.
Ridha Allah pada orang tua,
Orang tua ridha, pahalanya surga.
Sayangi Yang Muda.
[106]
Afrika negeri maghribi,
Kaum muslim selalu sembahyang.
Apa tanda umatnya Nabi,
Pada yang muda hatinya sayang.
[107]
Masakan lezat berbumbu lada,
Tambah sedikit kapulaga.
Hormati yang tua, sayangi yang muda,
Akan bahagia kehidupan keluarga.
[108]
Pemalas suka berangan-angan,
Hidup susah dalam lamunan.
Yang muda perlu bimbingan,
Supaya hidupnya dalam tuntunan.
[109]
Makan gulai hingga kenyang,
Sungai jernih tempat berenang.
Yang muda diberi kasih sayang,
Supaya hatinya merasa senang.
[110]
Walau tinggi pohon kelapa,
Kepala muda tolong ambilkan.
Orang yang hidup bahagia,
Lebih mudah berbuat kebaikan.
9. Nasehat Kehidupan Penuh Makna
Carilah Ridha Allah.
[111]Impian lama kini menjelma,
Digapai dengan tekun bekerja.
Ridha Allah tujuan utama,
Bukan mencari ridha manusia.
[112]
Ke Bandung membeli kunci,
Tanah Sunda Siliwingi.
Walau manusia banyak membenci,
Yang penting Allah menyayangi.
[113]
Untuk apa duduk di taman,
Kalau mata tidak terjaga.
Untuk apa hidup berteman,
Kalau tidak sampai ke surga.
[114]
Tukang pikul memakai batik,
Kalau berjalan amat wibawa.
Berkumpulah dengan orang baik,
Supaya akhlakmu tetap terjaga.
[115]
Rumah adat ukuran lebar,
Lantai diganti dengan ubin.
Kalau dunia yang dikejar,
Hati sempit terasa miskin.
Nasehat Tentang Wanita.
[116]Hari libur banyak agenda,
Jalan-jalan mencari mahkota.
Awas jangan sampai tergoda,
Oleh harta dan wanita.
[117]
Anak melayu wajahnya manja,
Hati senang melihat pacuan.
Wanita selalu terlihat menggoda,
Karena mereka adalah perhiasan.
[118]
Terampil tangan mengukir mihrab,
Sangat indah tak terhingga.
Wahai wanita kenakan hijab,
Supaya bisa masuk ke surga.
[119]
Potong kue lima kerat,
Mari bagi dengan rata.
Wanita yang mengumbar aurat,
Berarti ingin masuk neraka.
[120]
Cicak di dinding suka melata,
Nyamuk terbang terlihat di mata.
Untukmu wahai kaum wanita,
Taatilah suami penuh cinta.
Bijak Menggunakan Waktu.
[121]Gadis manis kuning langsat,
Memintal kain membuat bantal.
Hidup di dunia hanya sesaat,
Gunakan waktu untuk beramal.
[122]
Angin datang dengan semilir,
Tepi sungai tumbuh kecipir.
Waktu ibarat sungai mengalir,
Dari hulu menuju hilir.
[123]
Kayu pintu kayu palang,
Nasi gulai dari lepau.
Waktu tak bisa diputar ulang,
Yang berlalu tak bisa terjangkau.
[124]
Laut luas berwarna biru,
Dengan langit seolah bertemu.
Gunakan waktu sehatmu,
Sebelum datang masa sakitmu.
[125]
Bahtera berlayar ke samudra,
Lewati ombak agar berjaya.
Gunakan masa muda,
Sebelum datang masa tua.
[126]
Aib itu dirahasiakan,
Nafas pendek hingga tersengal.
Waktu muda disia-siakan,
Sudah tua hanya menyesal.
[127]
Dari Cirebon ke Rembang,
Tepi jalan pohon pinang.
Waktu muda selalu berjuang,
Sudah tua hidupnya senang.
[128]
Masakan sedikit akan dihantar,
Untuk saudara dan tetangga.
Di dunia waktunya sebentar,
Gunakan untuk mengejar surga.
[129]
Walau wangi bunga melati,
Kan dipetik di waktu pagi.
Walau cinta sampai mati,
Dunia pasti ditinggal pergi.
[130]
Desa ramai di hari raya,
Banyak orang dari kota.
Hati-hati dengan dunia,
Belum ibadah tau-tau tua.
10. Hidup Bersih dan Sehat
Bersih Itu Sehat.
[131]Semilir angin bagai alunan,
Bambu kecil membuat anyaman.
Bersihkan selalu lingkungan,
Supaya hidup semakin nyaman.
[132]
Kayu jati menjadi bangku,
Ambil dari puncak bukit.
Cuci sepatu setiap minggu,
Kalau kotor banyak penyakit.
[133]
Sayur lodeh mana ketupatnya,
Makan besar jadi kenangan.
Buanglah sampah pada tempatnya,
Jangan buang sampah sembarangan.
[134]
Suara lembah hanya lirih,
Terdengar sayup di tengah hutan.
Mari menyapu sampai bersih,
Kuman hilang sehatlah badan.
[135]
Jalan berdua bergandengan,
Hendak pergi ke selatan.
Yang suka buang sampah sembarangan,
Nanti pacarnya orang utan.
Menjaga Lingkungan Bersih, Indah, Sehat.
[136]
Ikan matang di atas garangan,
Baca buku baca Quran.
Bersama-sama jaga lingkungan,
Bersih dari segala kotoran.
[137]
Segar sekali minum selasih,
Duduk di atas tikar anyaman.
Kalau kota kita bersih,
Tentu hidup jadi nyaman.
[138]
Nusantara banyak tarian,
Masakan padang gulai rendang.
Mari tanam banyak pepohonan,
Supaya suasana semakin rindang.
[139]
Sudah kaya orangnya dermawan,
Hati ikhlas tak suka sanjungan.
Lingkungan sehat jadi dambaan,
Banyak pohon dan bunga-bungaan.
[140]
Jalan-jalan ke Jepara,
Singgah ke Semarang simpang Lima.
Lingkungan sehat dipelihara,
Buanglah sampah pada tempatnya.
Jagalah Kesehatan.
[141]Putih warna kambing domba,
Jangan lepas selalu dijaga.
Pagi baru saja tiba,
Mari kita ber-olahraga.
[142]
Luas sawah berhektar-hektar,
Ke Jogja naik dokar.
Lari pagi badan bugar,
Udara pagi masihlah segar.
[143]
Sungai kecil ikan nilam,
Kalau memancing bawa umpan.
Bekerja siang dan malam,
Kesehatan jangan dilupakan.
[144]
Di pantai ada kapal,
Sudah siap kan berlayar.
Kesehatan itu mahal,
Kalau sakit biayanya besar.
[145]
Melamun itu tiada guna,
Lebih baik kita berjaga.
Supaya bahagia lebih lama,
Kesehatan selalu dijaga.
11. Pantun Nasehat Untuk Selalu Rajin
Rajin belajar pangkal pandai. Rajin membaca pangkal pintar. Rajin menabung pangkal kaya.
Betapa banyak keuntungan dengan rajin. Oleh karena itu, sudah seyogyanya kita rajin pada hal-hal yang baik dan bermanfaat.
Rajin belajar mendapatkan ilmu bermanfaat.
[146]Lawan takut tidak berkutik,
Hampir habis semua tenaga.
Siapa ingin menjadi baik,
Pahamilah ilmu agama.
[147]
Petang datang seorang tamu,
Sudah lama tidak bertemu.
Sukses dunia dengan ilmu,
Sukses akhirat dengan ilmu.
[148]
Gunung Ciremai mengesankan,
Banyak tergambar dalam lukisan.
Belajar itu kadang membosankan,
Bosan itu satu rintangan.
[149]
Gunung Uhud banyak batu,
Hutan Borneo sangat rimbun.
Orang yang belajar suatu ilmu,
Oleh malaikat dimintakan ampun
[150]
Nahkoda di bahtera berseru,
Karena kencang bertiup anginnya.
Barang siapa punya ilmu,
Ilmu akan menjaga dirinya.
Rajin menabung jangan dihitung-hitung.
[151]
Ikan buntal ikan kembung,
Dimasak dengan bumbu kucai.
Teman-teman mari menabung,
Rajin menabung pangkal pandai.
[152]
Pasar malam banyak kaos,
Bambu muda namanya rebung.
Punya uang jangan boros,
Sisakan uang untuk ditabung.
[153]
Air datang, orang membendung,
Sore hari bermain angklung.
Yuk kita rajin menabung,
Menabung jangan dihitung-hitung.
[154]
Tali putus cobalah sambung,
bapak hansip bawa pentung.
Tang ting tung yuk kita nabung,
Tang ting tung eh jangan dihitung.
[155]
Dari Cikarang ke Cibitung,
Tanah Betawi tempat si Pitung.
Menabung tak dihitung-hitung,
Tau-tau nanti kita dapat untung.
Rajin beribadah, ikhlas untuk Allah.
[156]
Kijang besar bernama rusa,
Kalau lari tiada lelah.
Tidak diciptakan manusia,
Kecuali agar mereka beribadah.
[157]
Rajin belajar naik kelas,
Tekun belajar dapat juara.
Ibadah itu haruslah ikhlas,
Supaya dibalas dengan pahala.
[158]
Hati senang di hari raya,
Semua orang bergembira.
Saat ibadah hindari riya’
Riya membuat ibadah sia-sia.
[159]
Rambut panjang baik digelung,
Pakai kain kepala ikatnya.
Walau pahala sebanyak gunung,
Kalau riya’ tiada pahala.
[160]
Pagi hari ada embun,
Sangat bening di atas kembang.
Mari kita banyak berkebun,
Tanam bunga hatipun senang.
.
.
.
Masih perlu pantun lainnya? Cek dulu pantun cinta, pantun jenaka, dan pantun teka-teki. 09/54/21.
Update!
Pantun nasehat adalah pantun yang isinya merupakan nasehat, bimbingan, pengajaran, serta pendidikan. Pantun nasehat merupakan salah satu pantun yang paling populer.
Pantun ini termasuk pantun orang tua.
Dengan membaca pantun nasehat, maka kita mendapatkan berbagai petunjuk dan bimbingan.
Kamu bisa mencari berbagai pantun di sini. Selain pantun nasehat, ada juga pantun anak – anak , pantun muda, pantun jenaka, ataupun pantun cinta.
Tetapi sekarang mari kita pelajari terlebih dahulu pantun nasehat dengan maknanya.
Di bawah ini ada 5 bait pantun nasehat berbakti pada orang tua. Disertai dengan penjelasan arti atau maknanya.
[1]
Benang putih panjang sekilan,
Perahu berlayar dengan mualim.
Kasih Ibu sepanjang jalan,
Tak pernah surut tak bermusim.
Maknanya: Kasih sayang seorang Ibu sangat besar kepada anaknya. Tidak pernah terputus bagaimanapun keadaannya.
[2]
Tujuh sapi bertubuh kurus,
Mencari rumput ke tengah ladang.
Siang hari sibuk mengurus
Malam hari banyak begadang.
Maknanya: Seorang Ibu bekerja siang malam. Siang hari mengurusi anak-anak, rumah, dan berbagai macam hal lainnya. Sedangkan malam sering terbangun untuk mengurusi kita sewaktu bayi.
[3]
Sangat kencang angin topan,
Menerjang kayu jadi berantakan.
Berbakti kepada Ibu kewajiban
Berbakti kepada ayah jangan dilupakan.
Maknanya: Kita sebagai anak harus selalu berbakti kepada ibu dan kepada ayah. Karena ibu dan ayah banyak berkorban untuk kita.
[4]
Lihat kereta di kelokan,
Suara burung bersahut-sahutan.
Kepada Allah kita mendoakan,
Agar Ibu Bapak diberi kebahagiaan.
Maknanya: Kita harus senantiasa mendoakan orang tua agar diampuni oleh Allah. Sehingga mereka dimasukan ke dalam surga.
Berikutnya adalah pantun pendidikan. Khususnya tentang budi pekerti.
[1]
Bunga wangi bunga melati,
Tumbuh dekat pohon kemangi.
Kepada yang tua menghormati,
Kepada yang muda menyayangi.
Maknanya: Salah satu budi pekerti luhur adalah menghormati orang yang lebih tua. Dan menyayangi yang lebih muda.
[2]
Beli balon sebanyak lima,
Kaki tersandung menjadi luka.
Rendah hati kepada sesama,
Pasti orang akan suka.
Maknanya: Kita hendaknya rendah hati ketika bergaul terhadap sesama: keluarga, teman, sahabat, dan masyarakat. Sehingga orang lain akan senang dengan kehadiran kita.
[3]
Burung dara terbang ke awan,
Terbang di langit sangat lama.
Didiklah tanganmu agar dermawan,
Suka membantu kepada sesama.
Maknanya: Makna pantun di atas ialah agar kita belajar menjadi dermawan, suka menolong, suka membantu.
[4]
Memanen padi isinya hampa,
Mengikat kado dengan pita.
Sopan santun jangan dilupa,
Itulah pribadi bangsa kita.
Maknanya: Sebagai bangsa Indonesia sudah tentu kita harus sopan dan santun. Karena bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang sopan.
[5]
Kalau hendak ke jalan raya,
Hati-hati banyak kendaraannya.
Bergaulah dengan berakhlak mulia,
Akan dirihdai Tuhan dicintai manusia.
Maknanya: orang yang memiliki akhlak mulia, akan mendapatkan keridhaan Tuhan sekaligus mendapatkan kecintaan dari manusia.
Sejauh ini kita sudah banyak membaca pantun. Baik dari pantun nasehat, jenaka, teka-teki, dan yang lainnya.
Nah sekarang giliran kamu yang membuat pantun. Bisa kan? Cobalah isi titik-titik sebagai latihan membuat pantun.
[1]
Buah mangga dibelah tiga,
Ambil satu aduh manisnya.
...................................
.....................................
[2]
Buah kelapa sekarang murah,
Membeli satu dapat dua.
......................................
.....................................
[3]
Ibu pergi ingin diantar,
......................................
Jadilah anak yang pintar,
......................................
[4]
Sumur lama amat dalam,
Ambil air dengan timba.
Ayah bekerja siang dan malam,
................................................
[5]
Jalan-jalan ke Jakarta,
Pulang pergi naik kereta.
...................................
Karena Ibu selalu cinta.
[1]
Motor jatuh di tikungan,
Lewat jembatan dari papan.
Jangan membuang sampah sembarangan,
Agar lingkungan indah dan nyaman.
[2]
Di ujung jalan tempat berjumpa,
Mengenang masa yang telah lalu.
Sarapan pagi jangan lupa,
Agar badan sehat selalu.
[3]
Terdengar kicau burung cicit,
Jauh di hutan suku Dayak.
Sholat berjamaah mesti di masjid,
Pahala 27 derajat lebih banyak.
[4]
Menulis syair di daun lontar,
Pohon kelapa tempat si tupai.
Suka membaca otakpun pintar,
Kelak jadi anak yang pandai.
[5]
Padang datar tempat beburu,
Bunga mawar tumbuh di taman.
Hendaklah menghormati guru,
Itulah tanda murid yang budiman.
Pantun ini termasuk pantun orang tua.
img: muslimah.or.id |
Kamu bisa mencari berbagai pantun di sini. Selain pantun nasehat, ada juga pantun anak – anak , pantun muda, pantun jenaka, ataupun pantun cinta.
Tetapi sekarang mari kita pelajari terlebih dahulu pantun nasehat dengan maknanya.
Daftar Isi
Pantun Nasehat Orang Tua
Pantun Nasehat Budi Pekerti
Latihan Membuat Pantun Nasehat
Pantun Nasehat Bersajak AB AB
Pantun Nasehat, Jenaka, Teka-Teki
Pantun Nasehat Orang Tua
Pantun Nasehat Budi Pekerti
Latihan Membuat Pantun Nasehat
Pantun Nasehat Bersajak AB AB
Pantun Nasehat, Jenaka, Teka-Teki
Contoh Pantun Nasehat Anak Berbakti Pada Orang Tua dan Maknanya
Di bawah ini ada 5 bait pantun nasehat berbakti pada orang tua. Disertai dengan penjelasan arti atau maknanya.
[1]
Benang putih panjang sekilan,
Perahu berlayar dengan mualim.
Kasih Ibu sepanjang jalan,
Tak pernah surut tak bermusim.
Maknanya: Kasih sayang seorang Ibu sangat besar kepada anaknya. Tidak pernah terputus bagaimanapun keadaannya.
[2]
Tujuh sapi bertubuh kurus,
Mencari rumput ke tengah ladang.
Siang hari sibuk mengurus
Malam hari banyak begadang.
Maknanya: Seorang Ibu bekerja siang malam. Siang hari mengurusi anak-anak, rumah, dan berbagai macam hal lainnya. Sedangkan malam sering terbangun untuk mengurusi kita sewaktu bayi.
[3]
Sangat kencang angin topan,
Menerjang kayu jadi berantakan.
Berbakti kepada Ibu kewajiban
Berbakti kepada ayah jangan dilupakan.
Maknanya: Kita sebagai anak harus selalu berbakti kepada ibu dan kepada ayah. Karena ibu dan ayah banyak berkorban untuk kita.
[4]
Lihat kereta di kelokan,
Suara burung bersahut-sahutan.
Kepada Allah kita mendoakan,
Agar Ibu Bapak diberi kebahagiaan.
Maknanya: Kita harus senantiasa mendoakan orang tua agar diampuni oleh Allah. Sehingga mereka dimasukan ke dalam surga.
Contoh Pantun Nasehat Pendidikan Budi Pekerti Dan Artinya
Berikutnya adalah pantun pendidikan. Khususnya tentang budi pekerti.
[1]
Bunga wangi bunga melati,
Tumbuh dekat pohon kemangi.
Kepada yang tua menghormati,
Kepada yang muda menyayangi.
Maknanya: Salah satu budi pekerti luhur adalah menghormati orang yang lebih tua. Dan menyayangi yang lebih muda.
[2]
Beli balon sebanyak lima,
Kaki tersandung menjadi luka.
Rendah hati kepada sesama,
Pasti orang akan suka.
Maknanya: Kita hendaknya rendah hati ketika bergaul terhadap sesama: keluarga, teman, sahabat, dan masyarakat. Sehingga orang lain akan senang dengan kehadiran kita.
[3]
Burung dara terbang ke awan,
Terbang di langit sangat lama.
Didiklah tanganmu agar dermawan,
Suka membantu kepada sesama.
Maknanya: Makna pantun di atas ialah agar kita belajar menjadi dermawan, suka menolong, suka membantu.
[4]
Memanen padi isinya hampa,
Mengikat kado dengan pita.
Sopan santun jangan dilupa,
Itulah pribadi bangsa kita.
Maknanya: Sebagai bangsa Indonesia sudah tentu kita harus sopan dan santun. Karena bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang sopan.
[5]
Kalau hendak ke jalan raya,
Hati-hati banyak kendaraannya.
Bergaulah dengan berakhlak mulia,
Akan dirihdai Tuhan dicintai manusia.
Maknanya: orang yang memiliki akhlak mulia, akan mendapatkan keridhaan Tuhan sekaligus mendapatkan kecintaan dari manusia.
Latihan Membuat Pantun Nasehat
Contoh pantun nasehat dan artinya |
Sejauh ini kita sudah banyak membaca pantun. Baik dari pantun nasehat, jenaka, teka-teki, dan yang lainnya.
Nah sekarang giliran kamu yang membuat pantun. Bisa kan? Cobalah isi titik-titik sebagai latihan membuat pantun.
[1]
Buah mangga dibelah tiga,
Ambil satu aduh manisnya.
...................................
.....................................
[2]
Buah kelapa sekarang murah,
Membeli satu dapat dua.
......................................
.....................................
[3]
Ibu pergi ingin diantar,
......................................
Jadilah anak yang pintar,
......................................
[4]
Sumur lama amat dalam,
Ambil air dengan timba.
Ayah bekerja siang dan malam,
................................................
[5]
Jalan-jalan ke Jakarta,
Pulang pergi naik kereta.
...................................
Karena Ibu selalu cinta.
Contoh Pantun Bersajak AB AB
Sebagai bonus terakhir, inilah pantun-pantun dengan sajak ab ab. Isinya dengan berbagai tema. Mulai dari lingkungan, kesehatan, agama, belajar, dan yang lainnya.[1]
Motor jatuh di tikungan,
Lewat jembatan dari papan.
Jangan membuang sampah sembarangan,
Agar lingkungan indah dan nyaman.
[2]
Di ujung jalan tempat berjumpa,
Mengenang masa yang telah lalu.
Sarapan pagi jangan lupa,
Agar badan sehat selalu.
[3]
Terdengar kicau burung cicit,
Jauh di hutan suku Dayak.
Sholat berjamaah mesti di masjid,
Pahala 27 derajat lebih banyak.
[4]
Menulis syair di daun lontar,
Pohon kelapa tempat si tupai.
Suka membaca otakpun pintar,
Kelak jadi anak yang pandai.
[5]
Padang datar tempat beburu,
Bunga mawar tumbuh di taman.
Hendaklah menghormati guru,
Itulah tanda murid yang budiman.
Pantun Nasehat, Pantun Jenaka, dan Pantun Teka-Teki
Inilah kumpulan pantun jenaka, teka-teki, dan tentunya pantun nasehat. Cobalah tebak mana yang pantun jenaka, pantun nasehat, dan mana yang teka-teki.
[1]
Burung kutilang burung perkutut,
Main berdua di lereng lembah.
Lihat itu orang gendut,
Kalau berjalan seperti gajah.
[2]
Keras bukan dari baja,
Banyak harta bukan kaya.
Bermahkota bukan raja,
Bersisik bukan buaya.
[3]
Sangat indah bunga setanggi,
Hendak di petik untuk penghulu.
Batang usia sudah tinggi,
Masa muda telah berlalu.
[4]
Pohon tinggi pohon meranti,
Hendak dibawa ke selat Malaka.
Sudah cantik baik hati,
Banyak orang yang suka.
[5]
Ambil kue dengan tangan,
Naik kuda di atas pelana.
Gara-gara bangun kesiangan,
Ke sekolah lupa pakai celana.
>
Pantun Nasehat Orang Tua
Pantun Nasehat Orang Tua Kepada Anaknya. Inilah pantun nasehat. Dari orang tua untuk anaknya.Orang tua sering memberi nasehat. Memberi pengarahan kepada putra-putrinya. Bukan karena apa-apa. Tetapi supaya anaknya menjadi lebih baik.
Nasehat bukan tanda kebencian. Justru merupakan kasih sayang. Dengan nasehat anak belajar lebih cepat.
Nasehat biasanya datang dari pengalaman. Entah pengalaman baik ataupun buruk.
Orang tua tidak ingin anaknya mengalami hal buruk. Misalnya ada orang tua menyesal karena ketika kecil malas belajar.
Sehingga hidupnya susah. Ia harus bekerja keras.
Ada pula nasehat disiplin. Mendidik anak supaya teratur. Disiplin merupakan kunci sukses.
Oleh karena itu orang tua ingin anaknya disiplin. Tujuannya agar anak hidup sukses.
Banyak-banyak membaca buku agar kalbu terisi ilmu. |
Pantun Orang Tua Bertemakan Agama
Besar badan anaconda,ular besar hidup di rawa.
Dengarlah wahai ananda,
pantun nasehat orang tua.
Benih padi mari ditabur,
pada sawah tanah subur.
Pantun warisan leluhur,
banyak nasehat indah menghibur.
Asam asam buah belimbing,
walau asam tolong petikan.
Nasehat sebagai pembimbing,
untuk hidup di masa depan.
Tulis syair dengan pena,
sayang habis tinta hitamnya.
Agar engkau bijaksana,
jalani hidup di dunia.
Pantun Nasehat Tentang Akhlak Kepada Tuhan
Banyak cabang banyak dahan,hanya ambil di pucuk saja.
Banyak insan menyembah Tuhan,
sembah hanya Tuhan Yang Esa.
Merah warna ikan lohan,Terlihat cahaya pada dahi,
ikan patin membuat onar.
Jangan pernah memberi sembahan,
selain kepada Tuhan yang benar.
senyum manis menghiasi.
Syirik hendaknya dijauhi,
itulah tanda iman di hati.
Jika ada hewan panda,Memang indah batu permata,
jangan pernah ganggu dia.
Jika ada iman di dada,
hidup ini akan bahagia.
mencarinya badan sengsara.
Dekat kepada Sang Pencipta,
dunia akhirat niscaya sejahtera.
Melati melur tumbuh rendah,
disirami dipupuk sudah.
Didik hati untuk ibadah,
agar hidup semakin mudah.
Putih kertas tiada nodanya,
mengambil air dengan timba.
Cintai Allah di atas segalanya,
itulah tanda baiknya hamba.
Bunga mekar dipetik jangan,
agar terjaga keindahan.
Turuti perintah jauhi larangan,
niat ikhlas mengharap keridhaan.
Pantun Nasehat Akhlak Kepada Sesama
Sesama manusia harus tolong menolong. Selain itu kita harus rendah hati. Jangan sampai sombong.Jika hidup harmoni sesama manusia, terciptalah kebahagiaan.
Indah senja amat berkesan,
bangau terbang sayap berkepakan.
Rendah hati di hadapan insan,
sombong takabur dijauhkan.
Siapa membawa pisau belati,
bawalah dengan hati-hati.
Siapa yang rendah hati,
itulah insan yang berbudi.
Pagi hari sarapan ketan,
dengan kelapa ketan dimakan.
Iri dengki bisikan setan,
segala godaan usah diturutkan.
Karang tempat bermain ikan,
sayang karang banyak dihancurkan.
Bantu membantu dalam kebaikan,
dalam Kitabullah diperintahkan.
Jangan kumbang dijolokan,
walau hanya untuk mainan.
Jangan membantu dalam keburukan,
karena berujung pada penyesalan.
Benih mari kita semaikan,
untuk dibawa ke negeri Jepang.
Sholat segera ditunaikan,
hati tenang dadapun lapang.
Daun pandan bumbu ikan,
bumbu ada di atas nampan.
Puasa ramadhan kita jalankan,
beroleh bahagia di masa depan.
Sungguh indah kota Mekah,
kota tua banyak berkah.
Rajin-rajin bersedekah,
rezeki akan berkah melimpah.
Ambil arang dari rawa,
pergi jauh naik kuda.
Hormati orang lebih tua,
sayangi yang lebih muda.
Lambat jalan kura-kura,
tempurung besar hilang kepala.
Hidup di dunia sementara,
banyak-banyak mencari pahala.
Pantun Nasehat Tentang Akhlak Kepada Alam Lingkungan
Nasehat indah dari orang tua yang menyayangi putra putrinya. |
Pulau terpisah oleh selat,
datang burung iring-iringan.
Dalam kitab sudah tercatat,
berbuat baiklah pada lingkungan.
Aneka rupa warna balon,Pergi ke pasar beli sayuran,
Pohon kelapa batangnya lurus.
Siapa yang menanam pohon,
dapat pahala terus menerus.
beli juga sedikit pepesan.
Jangan merusak alam lingkungan,
itulah perintah bagi setiap insan.
Burung dara terbang melayang,Tatap langit terlihat awan,
lincah terbang badannya ringan.
Kepada binatang mesti sayang,
disiksa tentunya jangan.
pohon beringin besar di dahan.
Siapa memberi makan hewan,
niscaya mendapat kasih Tuhan.
Jika ikan di dalam kolam,
akan susah mencari makan.
Jika kita rusakan alam,
bala musibah akan diturunkan.
Pantun Nasehat Orang Tua Tentang Rajin Belajar
Ilmu memiliki kedudukan penting. Apalagi dalam agama Islam. Orang berilmu laksana purnama di antara bintang.Orang berilmu lebih utama daripada ahli ibadah.
Betapa pentingnya ilmu. Terlebih ilmu agama. Dengannya kita terjaga. Kita mengetahui masa depan.
Ilmu sebelum amal. Berilmu sangat penting sebelum beramal. |
Kita semakin perlu terhadap ilmu. Terutama di zaman akhir seperti sekarang.
Itulah sebabnya. Kini kita pelajari juga pantun nasehat orang tua untuk anaknya. Khususnya dengan ilmu sebagai temanya.o
Angit Barat bergelora,Minum jamu sehatkan raga,
tumbang bunga serta merta.
Ilmu ibarat berkas cahaya,
menerangi kehidupan kita.
makan buah sehatkan mata.
Kumpulkan ilmu dalam dada,
amalkan ia di kehidupan nyata.
Ikan sepat dalam pemilar,Apa tanda kembang merekah,
ambil jambu pakai gantar.
Ilmu didapat dengan belajar,
semakin belajar semakin pintar.
sangat harum di penciuman.
Apa tanda ilmunya berkah,
semakin dekat dengan Tuhan.
Memohon maaf bila salah,Buat pagar tergigit lintah,
luka di hati bisa sembuh.
Rajin belajar di sekolah,
rasa malas dibuang jauh.
lintah suka menghisap darah.
Tekun belajar jangan menyerah,
ilmu didapat hiduppun berkah.
Prajurit datang untuk melapor,Putih-putih bunga melati,
datang sendiri tak diminta.
Ilmu laksana api obor,
penerang di jalan gelap gulita.
kumbang datang tak kelahi.
Menuntut ilmu hati-hati,
luruskan niat karena Illahi.
Baju lama sudah kumal,Kemumu tumbuh di tanah darat,
padahal dulu terlihat mewah.
Kalau ilmu tanpa amal,
laksana pohon tanpa buah.
bukan di tanah banyak airnya.
Ilmu dicari karena akhirat,
bukan karena mencari dunia.
Lama bekerja kepala penat,
lebih baik beristirahat.
Mencari ilmu salah niat,
niscaya rugi di akhirat.
Kumpulan Pantun Nasehat Orang Tua Kepada Anaknya
Inilah berbagai kumpulan pantun nasehat untuk anak. Semoga dengan membaca pantun ini banyak kebaikan di dapat. Jangan pula lewatkan pantun tentang menjaga kebersihan lingkungan.Pantun untuk anak-anak agar rajin belajar. |
Pantun berasal dari kata “penuntun.” Tujuannya untuk menuntun manusia. Yakni menuntun ke jalan yang benar.
Hati-hati main di taman,
taman banyak kumbang lebahnya.
Hati-hati dalam berteman,
pilih teman berakhlak mulia.
Bekerja sehari tubuh lelah,
baca puisi indah irama.
Bila engkau masih sekolah,
belajar adalah tugas utama.
Timun mentah seperti labu,
dalam pasar jua bertemu.
Taati perintah ayah Ibu,
supaya berkah jalan hidupmu.
Badan basah tak terasa,
gerimis turun tergesah-gesah.
Bila susah engkau rasa,
banyak taubat tinggalkan dosa.
Jalan lambat siput di kiri,
kancil lari sampaihlah sudah.
Dosa menghambat jalan rezeki,
jauhi dosa rezekipun mudah.
Air kelapa enak rasanya,
walau basah amat senangnya.
Barang siapa dunia cita-citanya,
pasti susah jalan hidupnya.
Lihat indah bunga setanggi,
setanggi dari arah Utara.
Jika dunia puncak tertinggi,
pasti sengsara jiwa dan raga.
Benteng batu tak kan goyah,
walau diserang berbagai arah.
Sediakan waktu untuk ibadah,
dunia kan datang tanpa berpayah.
>
Dari Barat ke Utara,
dengan kompas lihat arahnya.
Kehidupan ibarat samudra,
dirimu laksana perahunya.
Putri cantik ciptakan tembang,
kala ratu berwajah muram.
Banyak ombak dan gelombang,
hati-hati jangan karam.
Pantun Nasehat Untuk Anak Perempuan
Mendidik anak perempuan berpahala besar. Pahalanya surga. Mendidiknya mesti penuh kasih sayang.Dididik dengan lemah lembut. Diberi contoh dan teladan. Saat ia merasa disayang, ia akan memahami maksud nasehat.
Bukan untuk menyalahkan. Nasehat merupakan bukti kasih sayang. Dan inilah pantun nasehat orang tua kepada anaknya. Terutama anak perempuan.
Awas paku tajam ujungnya,
peninggalan bangsa Belanda.
Duhai putriku permata jiwa,
dengarlah nasehat dari Bunda.
Pagi hari datang kabut,
hanya di desa bukan di kota.
Jadilah wanita yang lembut,
tampak anggun dilihat mata.
Burung bulbul dalam sangkar,
kini kicaunya mulai kurang.
Jadilah wanita yang tegar,
lebih kuat dari karang.
Pulau Jawa banyak kweni,
rasanya asam amat kecut.
Dalam jiwa bersifat pemberani,
berlindung dari sifat pengecut.
Rajin membaca kitabullah,
hawa nafsu akan takluk.
Berdoa tulus kepada Allah,
jangan meminta kepada makhluk.
Berbuat baik pada kawan,
saling membantu dalam pertemanan.
Didiklah diri menjadi dermawan,
Itulah tanda dari keimanan.
Pantun Nasehat Untuk Anak Laki-Laki
Mendidik anak merupakan hal mulia. Entah anak perempuan ataupun laki-laki.Anak adalah anugerah. Anak juga merupakan amanah. Orang tua harus mendidiknya.
Memenuhi kebutuhannya merupakan kewajiban. Terlebih kebutuhan akan pendidikan. Seperti terlihat dalam pantun nasehat tentang pentingnya pendidikan.
Di bawah ini merupakan contoh pantun nasehat orang tua untuk anak laki-lakinya.
Keras sekali kayu jati,Jatijajar tempat kompeni,
bukit tinggi tetap didaki.
Berani sudahlah pasti,
itulah tabiat anak laki-laki.
perjanjian dibuat tak ditepati.
Tekun belajar semenjak dini,
persiapan untuk esok nanti.
Rumah dari kayu ulin,Kayu tumbang jatuh menimpa,
sudah dibangun tegak berdiri.
Latihlah diri berdisiplin,
tegas pada diri sendiri.
hujan deras sangat lama.
Kitabullah jangan dilupa,
pelajari dengan seksama.
Jalan-jalan ke Kota Padang,Kota Padang ada di Barat,
lihat kolam airnya jernih.
Dunia ini adalah ladang,
banyak-banyak menabur benih.
jalannya jauh awas tersesat.
Dunia adalah ladang akhirat,
hidup di dunia hanya sesaat.
Tinggi gunung Puncak Muria,Kain katun untuk bahan,
lewat lembah hijaunya sama.
Jadilah lelaki yang mulia,
berakhlak serta punya agama.
buat celana dan pakaian.
Kelak kita menghadap Tuhan,
jadikan dunia sebagai persiapan.
Bait-bait pantun sudah disajikan. Sangat banyak jadi pilihan. Itulah pantun nasehat orang tua. Untuk anaknya yang tercinta.
Sudah cukup banyak pantun di sini. Kalau kamu masih perlu yang lain, coba lihat judul-judul lainnya di bawah ini. Ada juga pantun nasehat dan jenaka dengan artinya. Semoga makin bermanfaat untuk kamu dalam belajar.