100 Contoh Majas Antonomasia dan Penjelasan Maksudnya
Contoh Majas Antonomasia. Majas antonomasia adalah suatu hal disebutkan bukan dengan nama aslinya tapi dengan salah satu sifat dari hal tersebut.
Misalnya ada orang bernama Dani yang sangat pemberani. Maka tidak disebutkan Dani akan tetapi sang Sang pemberani.
Perhatikan kalimat ini.
Dani memasuki hutan yang angker itu seorang diri.
Kalimat di atas dapat diubah untuk mendapatkan cita rasa yang lebih.
Sang pemberani itu telah memasuki hutan yang angker seorang diri.
Yang dimaksud dengan Sang pemberani adalah Dani. Jadi majas antonomasia pada kalimat tersebut ditunjukkan pada kata Sang pemberani.
Fungsi dari majas antonomasia yakni untuk memberikan julukan kepada seseorang.
Penggunaannya banyak terdapat pada hikayat hikayat di masa lalu. Misalnya pada hikayat Bayan Budiman.
Dibawah ini beberapa contoh majas antonomasia.
Itulah 100 kalimat yang mengandung majas antonomasia. Dengan contoh di atas kita akan paham apa yang dimaksud dengan majas antonomasia.
Jangan lupa untuk membaca berbagai contoh majas lainnya. Seperti:
Contoh Majas Antitesis
Contoh Majas Anafora
Contoh Majas Alegori
Contoh Majas Epifora
Seluruhnya dilengkapi dengan penjelasan. Dan tentunya berbagai contoh baik dalam kalimat maupun puisi.
Dengan begitu akan sangat mudah untuk memahami. Lihat juga judul lainnya di bawah ini.
Majas ini bisa dimasukkan sebagai kategori perbandingan. Karena yang didalamnya terdapat pembandingan.
Misalnya ada orang bernama Dani yang sangat pemberani. Maka tidak disebutkan Dani akan tetapi sang Sang pemberani.
Perhatikan kalimat ini.
Dani memasuki hutan yang angker itu seorang diri.
Kalimat di atas dapat diubah untuk mendapatkan cita rasa yang lebih.
Sang pemberani itu telah memasuki hutan yang angker seorang diri.
Yang dimaksud dengan Sang pemberani adalah Dani. Jadi majas antonomasia pada kalimat tersebut ditunjukkan pada kata Sang pemberani.
Fungsi dari majas antonomasia yakni untuk memberikan julukan kepada seseorang.
Penggunaannya banyak terdapat pada hikayat hikayat di masa lalu. Misalnya pada hikayat Bayan Budiman.
Contoh Majas Antonomasia
Dibawah ini beberapa contoh majas antonomasia.
- Aku malas sekali bertemu dengan si cerewet.
- Si kepala batu akhirnya mendapatkan akibat dari apa yang dilakukannya.
- Jangan kau ajak si pembuat onar itu. Aku sedang membutuhkan ketenangan.
- Walaupun badannya besar, kerbau selalu dijuluki si dungu.
- Setiap hari aku merindukan si cantik jelita yang membuat rinduku berdebar-debar.
- Sudah siang begini si pemalas itu belum juga bangun.
- Si mata indah itu adalah inspirasiku dalam membuat puisi.
- Aku baru tahu bahwa si Jangkung itu adalah teman dari adikku.
- Si rambut ikal itu memang sangat jago dalam bermain bulutangkis.
- Si rambut keriting itu memiliki pesona wajah yang sangat eksotis.
- Untuk apa mendengarkan si pembual? Kalau bicarapun tak ada faedahnya.
- Aku sangat benci dengan si buaya darat tak tahu diri itu.
- Hatiku selalu bahagia jika bertemu dengan si cantik.
- Si tampan itu benar-benar telah membuat aku jatuh cinta.
- Si buruk rupa itu akhirnya menikah dengan pangeran tampan.
- Hewan-hewan telah menduduki si kancil dengan si bijak.
- Si buta dan si tuli itu berjalan beriringan.
- Tadi pagi aku bertemu dengan si pincang di simpang jalan.
- Si cerdas itu memang betul-betul tidak bisa ditandingi.
- Habis sudah harta si kikir itu. Ia pun menangis sedih.
- Walaupun dalam keadaan susah si cerdik bisa saja melepaskan diri dari kondisi tersebut.
- Itu tumbuh tubuh tambun itu memang sangat suka makan. Sehari 4 piring pun masih kurang.
- Semua orang sudah tahu bahwa orang tersebut adalah si baik hati.
- Walaupun sudah siang, si penidur itu masih berada di atas kasurnya.
- Tidak ada yang suka dengan si pembohong itu.
- Si leher beton itu merasakan kedamaian ketika masuk Islam.
- Aku benar-benar kesal dengan si tukang marah yang selalu membuat masalah.
- Si kepala batu itu tidak akan menerima nasehatmu.
- Tim Panser Jerman mengalahkan Inggris di babak final Piala Dunia.
- Dia baru saja bicara dengan si tomboy .
- Aku kemarin baru saja pulang dari kota mangga.
- Mana si kutu buku? Biasanya dia sudah ada di perpustakaan ini sejak pagi.
- Si cakar harimau mengalahkan gerombolan perampok.
- Para penjahat itu lari kocar-kacir ketika Si Buta Dari Gua Hantu datang dengan sebilah tongkatnya.
- Gedung tinggi itu pernah dipanjat oleh manusia laba-laba.
- Temanku ini memang si perut karet. Walaupun makan tiga piring masih menambah.
- Sekali lagi Garuda Indonesia dikalahkan oleh macan Malaya.
- Fenomena banyaknya mualaf di Negeri Paman Sam menjadi daya tarik dalam penelitian.
- Si tamak itu tenggelam bersama dengan hartanya. Ia benar benar rugi dunia dan akhirat.
- Dahulu ada 3 orang miskin yang diberi kekayaan. Mereka adalah Si Botak, si Buta, dan si Belang.
- Di hadapan Tuhan tidaklah beda antara si kaya dan si miskin. Yang membedakan adalah ketakwaannya.
- Kami mendengarkan Ibu bercerita tentang Si Pahit Lidah. Dia adalah pendekar sakti di negeri Sriwijaya.
- Hatinya teriris, sakit hati karena ulah si mata keranjang yang telah menipunya.
- Kami sangat senang bermain dengan kucing yang lucu itu. Si lucu itu memang sangat menggemaskan.
- Si tamak selalu menumpuk harta seumur hidupmu. Namun hatinya tidak pernah merasakan bahagia.
- Sebenarnya aku kurang suka pergi ke Pulau Dewata. Karena suasananya sangat ramai.
- Si cantik itu hanya menginginkan hartamu. Jangan kau percaya pada rayuannya.
- Kami berada satu tim dengan si gemuk. Ia berjalan sangat lamban. Sehingga tim kami kalah.
- Kami semua sangat menyukainya. Si lincah itu bisa mengerjakan berbagai hal dengan sangat cepat.
- Lawan debat kami sungguh hebat. Siapa lagi kalau bukan si Pintar?
- Si cantik teman kita dahulu belum berubah. Walaupun telah memiliki 4 orang anak, wajahnya terlihat masih muda.
- Jangan takut dengan ancaman mereka. Kalau kau ada apa-apa, katakanlah pada si gendut. Pasti dia akan menolongmu.
- Si Jalu, ayam jagoku yang tangguh itu sudah kujual satu tahun yang lalu.
- Hidung belang itu kena batunya. Kemarin istrinya marah-marah di hadapan orang banyak.
- Dia memang genit. Tapi si genit itu kelakuannya sangat lucu. Sehingga kami senang kalau dia datang.
- Si Pintar itu mendapatkan tawaran beasiswa dari 8 universitas. Sungguh keberuntungan yang besar bagi dirinya.
- Aku sudah malas bertemu dengannya. Si jago gombal itu hanya pandai berbicara tapi tak mau memberi bukti.
- Di pagi yang cerah itu, Si Miskin datang ke pintu orang yang kaya raya.
- Si pirang itu yang dahulu sekedar teman kini menjadi pasangan hidupnya.
- Jangan kamu mengejek Si pesek. Nanti hatinya akan sedih.
- Inggris semakin maju ketika dipimpin oleh si tangan besi.
- Si miskin itu datang dari jauh. Ia berjalan dengan tertatih-tatih. Pakaiannya lusuh dan compang-camping.
- Hari itu si Putri Jelita akan menghadiri sayembara. Wajahnya yang cantik memukau segenap rakyat.
- Rumahnya dijaga oleh si botak yang bertubuh kekar. Tidak sembarang orang bisa memasuki rumahnya.
- Kejadian itu bermula dari hasutan si mulut berbisa.
- Si bongsor itu tubuhnya paling besar di kelasnya.
- Kami baru saja mengantar si sulung ke kota Surabaya.
- Pernikahan si bungsu itu benar-benar menggetarkan hati. Kami semua menangis terharu. Mudah-mudahan mereka hidup berbahagia.
- Mengapa engkau memperkerjakan si lamban itu? Kerjanya seperti siput sangat lambat.
- Rumah itu dihuni oleh si tua Renta yang tak memiliki keluarga. Dia hidup sebatang kara tanpa ada yang yang menemaninya.
- Si miskin itu akhirnya berhasil membuka usaha yang diidam-idamkan. Kini ia hidup dalam kemewahan.
- Si Jangkung dan si pendek berjalan beriringan. Pemandangan Itu tampak lucu.
- Kami ditemani si kembar. Semua orang yang terpesona dengan kecantikan si kembar.
- Bagaimana kamu bisa berkenalan dengan si wajah ayu itu?
- Kasihan sekali kamu! Kenapa kamu mau diajak oleh kerempeng itu? Nanti hidupmu makin sengsara.
- Hati-hati dengan si tukang ngutang itu. Utangnya sudah banyak tetapi Iya tidak mengembalikannya.
- Rumah tangga mereka pecah karena kehadiran si pelakor.
- Rencana mereka berantakan gara-gara ulah si bodoh.
- Walaupun diberi emas sebesar gunung, si rakus tidak akan pernah puas.
- Si rupawan itu rupanya telah jatuh cinta kepada gadis desa.
- Setiap pagi si pemarah itu berteriak-teriak. Suara yang terdengar hingga jauh.
- Kemarin si bibir merah memberikanku sebuah hadiah. Tentunya hatiku sangat berbahagia.
- Anak yatim itu telah diasuh oleh si pemurah hati.
- Dari dahulu ia sudah terkenal sebagai kutu buku. Itulah sebabnya dia sangat pintar.
- Orang-orang memanggilnya Ki Jangkung karena dia bertubuh tinggi.
- Hari ini para binatang berkumpul menyambut kedatangan raja rimba.
- Bagaimana kabar si muka Badak? Apa dia masih sering meminta kepadamu?
- Aku bertemu dengan si cantik di rumah paman.
- Si lucu sudah bangun dari tidurnya. Sebentar lagi pasti ia mengajakku bermain bersama.
- Apa gunanya menasehati si kepala batu? Dia pasti tidak akan mendengarkan.
- Tak perlu kamu menemani si pengkhianat itu.
- Pemerintah telah menangkap si tikus kantor yang terkenal sangat lihai.
- Aku gembira karena baru saja bertemu dengan si bibir manis.
- Percuma saja si pintar berdebat dengan si bodoh. Hanya akan membuang waktu dan tenaga saja.
- Si tangan seribu sungguh pandai mengalahkan musuh-musuhnya.
- Aku ingin tertawa melihat kelakuan Si culun itu. Dia benar-benar lucu.
- Sudah banyak korban dari si cantik berbisa itu.
- Kenapa kau tak mengajak si cadel datang ke sini?
- Si cerdas berpasangan dengan si cantik. Benar-benar pasangan yang serasi.
- Juara kelas tahun ini dipegang oleh si pintar.
Itulah 100 kalimat yang mengandung majas antonomasia. Dengan contoh di atas kita akan paham apa yang dimaksud dengan majas antonomasia.
Jangan lupa untuk membaca berbagai contoh majas lainnya. Seperti:
Contoh Majas Antitesis
Contoh Majas Anafora
Contoh Majas Alegori
Contoh Majas Epifora
Seluruhnya dilengkapi dengan penjelasan. Dan tentunya berbagai contoh baik dalam kalimat maupun puisi.
Dengan begitu akan sangat mudah untuk memahami. Lihat juga judul lainnya di bawah ini.
Majas ini bisa dimasukkan sebagai kategori perbandingan. Karena yang didalamnya terdapat pembandingan.