65 Contoh Majas Eufimisme Pengertian dan Penjelasan
Majas Eufimisme. Mempelajari majas begitu menarik. Karena majas merupakan gaya bahasa yang membuat indah suatu kalimat.
Sejauh ini kita telah belajar berbagai majas. Seperti majas personifikasi dan metafora.
Dan ada pula majas alusio, alegori, depersonifikasi, dan lainnya.
Dan kesempatan kali ini kita akan membahas tentang majas eufemisme.
Eufemisme merupakan ungkapab yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, dianggap dapat merugikan atau tidak menyenangkan.
Tujuan dari majas eufemisme adalah untuk menggantikan kata-kata yang dianggap kasar.
Untuk menghindari rasa malu. Menghindari orang lain tersinggung.
Sehingga percakapan yang terjadi terkesan sangat sopan dan terhindar dari kata-kata yang tidak menyenangkan.
Majas ini adalah majas terbaik dalam mengungkapkan sesuatu agar tidak menyinggung orang lain.
Hal ini berbeda dengan majas sarkasme, dan ironi. Yang kadang-kadang justru menyinggung perasaan orang lain.
Majas eufemisme biasa digunakan oleh orang-orang yang berpendidikan.
Mereka tidak ingin merendahkan harkat dan martabat orang lain. Sehingga digunakan lah kata-kata yang sopan.
Berikut ini adalah kalimat yang mengandung majas eufimisme.
Itulah beberapa contoh majas eufimisme di dalam kalimat.
Berikut ini adalah contoh dalam bentuk puisi.
Perhatikan bait-bait berikut ini.
Ketika orang yang aku cintai
Telah berpulang, mendahului diriku
Tentunya kesepian
Tentunya Kerinduan
Juga beribu-ribu Kenangan
Yang akan Tertinggal bersamaku.
.
.
Pada bait puisi di atas terdapat majas eufemisme. Yakni pada kata-kata “berpulang” dan “mendahului”.
Yang artinya adalah mati.
Apalagi merayu-rayu
Aku tak pantas denganmu
Kau terlalu baik bagiku.
Carilah lagi
Wanita yang serasi
Yang mengerti tentang dirimu
Yang bisa membahagiakan dirimu.
.
.
Puisi di atas memiliki majas eufemisme.
Hal tersebut terdapat pada kata-kata,
Aku tak pantas denganmu
Kau terlalu baik bagiku.
Untuk menggantikan kata-kata “aku menolakmu”.
Teman-teman yang kurang beruntung
Yang bekerja siang dan malam
Sekedar untuk menyambung hidup.
Lihatlah saudara
Bagaimana orang-orang yang kurang mampu
Mereka harus menahan pedih
Betapa lapar dan tentaranya pikiran.
Seharusnya dirimu
Dipenuhi rasa syukur
Jangan lagi engkau takkan
Apalagi menjadi kufur.
.
Puisi diatas mengandung feminisme.
Majas eufemisme terdapat pada kata-kata:
Kurang beruntung
Kurang mampu
Kata tersebut untuk menggantikan kata yang dianggap kasar yaitu miskin.
Ref:
https://www.zenius.net/prologmateri/bahasa-indonesia/a/1101/majas-eufimisme
Sejauh ini kita telah belajar berbagai majas. Seperti majas personifikasi dan metafora.
Dan ada pula majas alusio, alegori, depersonifikasi, dan lainnya.
Dan kesempatan kali ini kita akan membahas tentang majas eufemisme.
Pengertian Majas Eufimisme
Eufemisme merupakan ungkapab yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, dianggap dapat merugikan atau tidak menyenangkan.
Tujuan Majas Eufimisme
Tujuan dari majas eufemisme adalah untuk menggantikan kata-kata yang dianggap kasar.
Untuk menghindari rasa malu. Menghindari orang lain tersinggung.
Sehingga percakapan yang terjadi terkesan sangat sopan dan terhindar dari kata-kata yang tidak menyenangkan.
Majas ini adalah majas terbaik dalam mengungkapkan sesuatu agar tidak menyinggung orang lain.
Hal ini berbeda dengan majas sarkasme, dan ironi. Yang kadang-kadang justru menyinggung perasaan orang lain.
Majas eufemisme biasa digunakan oleh orang-orang yang berpendidikan.
Mereka tidak ingin merendahkan harkat dan martabat orang lain. Sehingga digunakan lah kata-kata yang sopan.
Ciri-Ciri Majas Eufimisme
- Eufemisme digunakan untuk mengganti kata yang dianggap tabu;
- Eufemisme digunakan untuk mengganti kata yang mengalami peyorasi (perubahan makna yang dulunya tidak dianggap kasar kemudian menjadi kasar);
- Eufemisme biasa digunakan sebagai komunikasi dengan orang yang lebih tua agar terlihat lebih sopan.
Contoh Majas Eufimisme
Berikut ini adalah kalimat yang mengandung majas eufimisme.
- Wanita itu sangat hebat dalam mengurusi anak anak yang berkebutuhan khusus. (Berkebutuhan khusus = cacat).
- Dia berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya hak walaupun harus menjadi pramusaji. ( Pramusaji = pelayan rumah makan)
- Kami sedang mencoba membuat buku yang dibuat khusus untuk para tunanetra. ( Tunanetra = buta)
- Walaupun Amerika Serikat dikenal dengan negeri yang makmur, tetapi jumlah tunawismanya sangat banyak. ( Tunawisma = tidak punya rumah).
- Bolehkah aku menumpang ke kamar kecil? ( kamar kecil =WC)
- Angelina Jordan mengunjungi para tuna wicara. ( tuna wicara = bisu)
- Karena kesalahannya itu dia dibebastugaskan. ( dibebastugaskan = dipecat)
- Walaupun dia seorang tuna daksa dia selalu berusaha untuk mandiri. (tuna daksa=cacat).
- Kami menyediakan cara khusus untuk anak-anak yang kurang pintar. ( kurang pintar = bodoh)
- Dia memang agak lambat dalam menerima pelajaran di sekolah. (agak lambat = bodoh)
- Kita harus membantu para keluarga yang masih dalam taraf prasejahtera. (prasejahtera = miskin)
- Mereka tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya karena masih dalam ekonomi bawah. (ekonomi bawah = miskin).
- Kini dia telah bertaubat dari wanita tuna susila. (tuna susila = pelacur)
- Mereka menerima berita duka bahwa hari ini Ayahnya telah tiada. (tiada = meninggal)
- Semenjak KPK mencium kasus tersebut, pemerintah memberhentikan Bupati. (memberhentikan=memecat)
- Entah kenapa dia selalu kurang teliti dalam mengerjakan sesuatu. (kurang teliti=ceroboh).
- Mereka tetap memperlakukannya secara mulia walaupun anaknya itu kurang pandai. (kurang pandai=bodoh)
- Berita miring tentang dirinya sudah menyebar ke seluruh desa. (berita miring=hal buruk)
- Di pagi yang diiringi gerimis itu terdengar berita tentang berpulangnya kepala desa. (berpulang=meninggal)
- Setelah menjalani beberapa kali pengobatan akhirnya beliau wafat. (wafat=mati)
- Sudah 10 tahun dia menjadi pramuwisma di negeri orang. (pramuwisma=pembantu)
- Sebenarnya dia mengalami gangguan mental semenjak ditinggalkan oleh istrinya. (gangguan mental=gila)
- Mereka menangis ketika mengetahui bahwa wa orang yang dicintainya telah kembali ke pangkuan-Nya. (kembali=meninggal)
- Pemerintah sedapat mungkin memberantas para PSK. (PSK=pelacur)
- Kita tidak boleh mengambil bunga dari bank. (bunga=riba)
- Setelah dzuhur ia akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan. (dikebumikan=dikubur)
- Walaupun sudah bekerja puluhan tahun kehidupannya belum juga mapan. (belum mapan=masih susah)
- Aku mempunyai saudara yang tuna rungu. Tapi dia sangat lucu. (tuna rungu=tuli)
- Di bulan Ramadan ini hati mereka sedih karena banyak di antara anggota keluarga yang sudah mendahului. (mendahului=meninggal)
- Pejabat itu ditangkap karena kasus gratifikasi tahun lalu. (gratifikasi=suap)
- Kebocoran dana APBN disebabkan banyaknya pejabat yang nakal. (pejabat nakal=koruptor)
- Tunggu sebentar! Aku ingin buang air kecil. (buang air kecil=kencing)
- Anak itu memiliki keterbelakangan mental. (keterbelakangan mental=idiot)
- Camay bekerja sebagai pramuniaga di kota Manila. (pramuniaga=penjaga toko)
- Mohon maaf anak ibu kurang mampu membangun bukti pelajaran di kelas. ( kurang mampu=bodoh)
- Pejabat yang tertangkap tangan tersebut sudah diamankan oleh pihak yang berwajib. (diamankan=ditangkap)
- Permisi boleh saya menumpang ke belakang? (ke belakang=ke WC)
- Dua Pejabat itu sudah dibebastugaskan karena kasus yang sama. (dibebastugaskan=dipecat)
- Lima tahun yang lalu dia diberhentikan secara tidak hormat. (diberhentikan secara tidak hormat=dipecat)
- Tidak ada yang menyangka bahwa tunawisma tersebut bisa menjuarai kompetisi pencarian bakat. (tuna wisma=gelandangan)
- Temanku memasukkan anaknya ke sekolah untuk anak-anak tunagrahita. (tuna grahita=idiot)
- Aku tidak pernah malu walaupun hanya seorang pramusaji. (pramusaji = tukang masak)
- Tidak ada gunanya mempercayai kata-kata Paranormal. (paranormal=dukun)
- Banyak wanita yang termakan kata-kata manisnya. (kata manis=rayuan gombal)
- Apa hendak dikata, jodoh mereka tidak panjang. (jodoh tidak panjang=bercerai)
- Setelah makan rujak yang pedas, rupanya dia sering buang air besar. ( buang air besar=berak)
- Tinggal beberapa orang saja yang masih termasuk tuna aksara di desa ini. ( tuna aksara=buta huruf)
- Kami mengajarkan anak-anak untuk berbagi kepada orang-orang yang kurang beruntung. (kurang beruntung=miskin)
- Perusahaan telah melakukan perampingan semenjak bulan lalu. (perampingan=PHK)
- Mohon maaf kami harus melakukan penyesuaian harga. (penyesuaian harga=kenaikan harga)
- Dia adalah seorang yang pekerja seks komersial. (pekerja seks komersil=pelacur)
- Anak tunanetra tersebut memiliki suara yang sangat merdu. (tuna netra=buta)
- Andi memang agak ketinggalan dibandingkan teman-temannya. (ketinggalan=bodoh)
- Dengan berat hati akhirnya mereka harus berpisah dan menjalani hidupnya masing-masing. (bercerai)
- Para relawan itu mengurusi jenazah yang meninggal akibat bencana alam. (jenazah=mayat)
- Ono berasal dari keluarga yang kurang mampu. (keluarga kurang mampu=miskin)
- Sudah 10 tahun lebih dia menjadi asisten rumah tangga di rumah artis itu. (asisten rumah tangga=pembantu)
- Kita harus menghormati orang-orang yang telah lanjut usia. (lanjut usia=tua, jompo)
- Ia memiliki masalah ingatan sehingga sulit ditanya. (masalah ingatan=pikun)
- Pemerintah telah menggalakkan penggunaan infrastruktur untuk kaum disabilitas. (disabilitas=cacat)
- Negara maju seharusnya bekerja sama dengan negara-negara yang masih berkembang. (negara berkembang=negara miskin)
- Ketika bernyanyi suaranya kurang begitu merdu. (kurang merdu=tidak enak didengar)
- Mohon maaf, kami kira Anda masih kurang memadai untuk bekerja di perusahaan ini. (kurang memadai=ditolak)
- Sepertinya posisi yang anda ingin kurang tepat. Jadi kami mohon maaf karena tidak bisa menerima Anda. (ditolak)
- Bukannya aku menolak cintamu tapi sebenarnya masih banyak orang yang lebih pantas dengan dirimu. (menolak)
Itulah beberapa contoh majas eufimisme di dalam kalimat.
Berikut ini adalah contoh dalam bentuk puisi.
Contoh Eufimisme Dalam Puisi
Perhatikan bait-bait berikut ini.
Sendiri
Bagaimana aku tak sedihKetika orang yang aku cintai
Telah berpulang, mendahului diriku
Tentunya kesepian
Tentunya Kerinduan
Juga beribu-ribu Kenangan
Yang akan Tertinggal bersamaku.
.
.
Pada bait puisi di atas terdapat majas eufemisme. Yakni pada kata-kata “berpulang” dan “mendahului”.
Yang artinya adalah mati.
Carilah
Usah datang lagiApalagi merayu-rayu
Aku tak pantas denganmu
Kau terlalu baik bagiku.
Carilah lagi
Wanita yang serasi
Yang mengerti tentang dirimu
Yang bisa membahagiakan dirimu.
.
.
Puisi di atas memiliki majas eufemisme.
Hal tersebut terdapat pada kata-kata,
Aku tak pantas denganmu
Kau terlalu baik bagiku.
Untuk menggantikan kata-kata “aku menolakmu”.
Duka
Lihatlah saudarakuTeman-teman yang kurang beruntung
Yang bekerja siang dan malam
Sekedar untuk menyambung hidup.
Lihatlah saudara
Bagaimana orang-orang yang kurang mampu
Mereka harus menahan pedih
Betapa lapar dan tentaranya pikiran.
Seharusnya dirimu
Dipenuhi rasa syukur
Jangan lagi engkau takkan
Apalagi menjadi kufur.
.
Puisi diatas mengandung feminisme.
Majas eufemisme terdapat pada kata-kata:
Kurang beruntung
Kurang mampu
Kata tersebut untuk menggantikan kata yang dianggap kasar yaitu miskin.
Ref:
https://www.zenius.net/prologmateri/bahasa-indonesia/a/1101/majas-eufimisme