Ciri-Ciri Pantun Yang Merupakan Puisi Lama, Ini Dia

Tuliskan ciri ciri pantun syair dan gurindam!

Pantun merupakan bagian dari puisi lama.

Pada umumnya pantun terdiri dari empat baris. Memiliki sampiran dan isi.

Sampiran pada pantun adalah pembuka pantun yang berfungsi sebagai unsur persajakan.

Sedangkan pada baris berikutnya adalah isi. Di sini merupakan pesan utama yang ingin disampaikan dalam pantun.

Sampiran ibarat tumpuan. Persajakan pada baris puisi harus sesuai dengan sampiran ini.


Inilah ciri-ciri Pantun

Pantun merupakan puisi lama yang sangat khas. Mudah sekali membedakan antara pantun dengan jenis puisi lainnya.

Inilah ciri-ciri pantun yang perlu diketahui.

  1. Memiliki Rima ab ab
  2. Terdiri dari empat baris
  3. Satu bait terdiri dari 2 bagian
  4. Bagian awal merupakan sampiran
  5. Bagian kedua merupakan isi
  6. Persajakannya adalah a b a b
  7. Jumlah suku kata 8 hingga 12


Itulah ciri-ciri utama pada pantun.

Jika ingin lebih jelas lagi, bacalah penjelasannya di bawah ini.


    Rima ab ab


    Apa yang dimaksud dengan rima ab ab?

    Pantun memiliki Rima ab ab yakni persajakan pada baris kesatu sama dengan baris ketiga.

    Sedangkan persajakan baris kedua sama dengan baris ke-4.

    Marilah kita pahami melalui contoh di bawah ini.

    Berakit-rakit Ke Hulu (a)
    Berenang-renang ke tepian (b)

    Bersakit-sakit dahulu (a)
    Bersenang-senang kemudian (b)

    Perhatikan pada ujung baris. Persajakannya adalah baris satu sama dengan baris ke-3, atau persajakan /a/

    Persajakan baris kedua sama dengan persajakan baris ke-4, yakni persajakan /b/

    Hulu - dahulu
    Tepian - kemudian

    Rimanya sama bukan antara /hulu/ dengan /dahulu/.

    Begitu pula /tepian/ dengan kata /kemudian/.


    Mari kita berikan contoh lainnya.

    Kalau anda Jarum Yang Patah (a)
    Jangan simpan di dalam peti (b)
    Jika ada kata-kata yang salah (a)
    Jangan simpan di dalam hati (b)

    Persajakan yang sama ada pada kata
    Patah - salah
    Peti - hati


    Contoh lainnya.

    Hutan rimba tempat si rusa
    Ikan terjaring di dalam jala
    Hari ini kita berpuasa
    Agar kita mendapat pahala

    Rima yang dipakai adalah Rima ab ab. Yakni dalam kata

    Rusa- puasa
    Jala - pahala

    Walaupun ujung kata merupakan vokal /a/, tetapi tetap saja disebut dengan rima ab ab. Artinya baris pertama adalah /a/, sama dengan baris ke-tiga yang juga /a/.

    Baris kedua bersajak /b/ sama dengan baris ke-empat yang juga bersajak /b/


    Satu Bait Terdiri Dari 4 Baris


    Pada umumnya pantun dalam satu bait terdiri dari 4 baris.

    Walaupun ada jenis pantun lainnya. Yakni karmina yang terdiri dari 2 baris. Begitu juga dengan talibun, yang terdiri 6 baris.

    Namun sekali lagi, pada umumnya pantun terdiri dari 4 baris.

    Contoh.

    Hari Minggu pergi berkemah
    Melihat mawar berwarna merah
    Walau belajar di dalam rumah
    Tetap semangat jangan menyerah

    Perhatikan pantun di atas. Bukankah bukankah 1 bait terdiri dari 4 baris?

    Berikut ini contoh pantun lainnya.

    Anak Melayu amat ramah,
    dari Malaka suah berpindah
    Walau belajar di dalam rumah
    Jangan sampai pikiran gundah

    pagi hari makan ketan
    naik sampan di sungai Asahan
    Mari kita jaga kesehatan
    Dengan menjaga kebersihan

    Air dingin dalam kendi,
    untuk menyiram bunga di pagar. 
    Bangun pagi langsung mandi
    Supaya tumbuh bersih dan segar

    Satu Bait Terdiri Dari Dua Bagian


    Ciri khas pantun adalah pembagian dalam setiap baitnya. Tidak seperti jenis puisi lama lainnya, pantun selalu terdiri dari dua bagian.

    Adapun pesan di dalam pantun berada pada bagian yang kedua. Penjelasannya adalah pada bagian berikut ini.

    Yakni terdiri dari sampiran dan isi. Ini merupakan salah satu ciri-ciri pantun yang saling berbeda dengan jenis puisi lainnya.

    Bagian awal merupakan sampiran


    Bagian awal pada pantun merupakan sampiran. Apa yang dimaksud dengan sampiran?

    Sampiran adalah bait yang fungsinya untuk memberikan keindahan rima atau persajakan.

    Sampiran sama sekali tidak berkaitan dengan isi kecuali sebagai unsur pengindah saja.

    Karena pantun terdiri dari empat baris, maka baris pertama dan kedua adalah sampiran.

    Perhatikan contoh pantun di bawah ini.

    Yang dicetak tebal merupakan sampiran.

    Jalan-jalan ke kota Mekah
    Melihat batu berbongkah-bongkah
    Mari kita perbanyak sedekah
    Supaya hidup bertambah berkah

    Angin dingin di bawah tangga
    Berhembus ke atas kena kursinya
    Jika engkau ingin masuk surga
    Mari tunaikan perintah dari-Nya


    Bagian kedua merupakan isi


    Inti dari pantun berada pada bagian yang kedua. Jika pantun terdiri dari empat baris, maka isi pantun berada pada baris ketiga dan keempat.

    Perhatikan contoh pantun di bawah ini. Garis yang dicetak tebal merupakan isi dari pantun.

    Dari mana datangnya lintah
    Dari sawah turun ke kali
    Dari mana datangnya cinta
    Dari mata turun ke hati

    Hari lebaran makan ketupat
    Ketupat dimakan untuk sarapan
    Carilah ilmu sampai dapat
    Jangan sampai putus harapan

    Kebun luas tumbuh ilalang
    Ilalang dari tanah rawa
    Lucunya bukan kepalang
    Anak ompong suka tertawa


    Jumlah suku kata 8 hingga 12


    Ciri-ciri pantun berikutnya adalah tentang jumlah suku kata. Jumlah suku kata dalam pantun terdiri dari 8 hingga 12 suku kata.

    Kenapa terdiri dari 8 hingga 12 suku kata?

    Fungsinya adalah untuk memperindah ketika dibaca. Pantun memiliki lagu tersendiri ketika dibaca oleh seseorang.

    Apabila suku katanya kurang dari 8 atau bahkan lebih dari 12, maka irama dalam membaca pantun akan rusak.

    Itulah sebabnya pantun terdiri dari 8 hingga 12 suku kata.

    Mari kita perhatikan contoh berikut ini.

    Kalau pergi ke Siantar,
    Itulah tanda dekat dengan Malaka.
    Kalau kamu memang pintar,
    Hewan apa ekornya di kepala?

    Mari kita hitung suku kata dalam setiap baris.

    /kalau pergi ke Siantar/

    Ka - 1
    Lau - 2
    Per- 3
    Gi - 4
    Ke - 5
    Si-6
    An-7
    Tar- 8

    Kalimat “kalau pergi ke Siantar” terdiri dari 8 suku kata.

    /Itulah tanda dekat dengan Malaka/

    I-1
    Tu-2
    Lah-3
    Tan-4
    Da-5
    De-6
    Kat-7
    De-8
    Ngan-9
    Ma-10
    La-11
    Ka-12

    Kalimat /Itulah tanda dekat dengan Malaka/ terdiri dari 12 suku kata.

    Itulah ciri-ciri pantun.

    Pantun sendiri terdiri dari berbagai jenis. Ada pantun kanak-kanak, pantun tua, dan pantun muda.

    Sedangkan kalau dilihat dari isinya terbagi menjadi pantun:

    Pantun nasehat
    Pantun teka-teki
    Pantun jenaka.

    Semoga bermanfaat ya buat kamu semua


    Next Post Previous Post
    No Comment
    Add Comment
    comment url