40 Contoh Majas Aliterasi dan Asonansi : Kalimat dan Puisi
Contoh Majas Aliterasi dan Asonansi. Bahasa memiliki keindahan. Baik dari sisi penyusunan kata maupun dari orkestrasinya.
Salah satu bentuk keindahannya adalah penggunaan majas.
Termasuk majas aliterasi dan asonansi.
Apa yang dimaksud dengan majas aliterasi?
Majas aliterasi adalah majas yang memiliki perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata.
Aliterasi biasa yang dipakai dalam puisi.
Kita banyak menemukannya terutama pada Pujangga lama. Pada karya karya Amir Hamzah.
Puisi-puisi Amir Hamzah dipenuhi dengan aliterasi dan asonansi.
Untuk lebih memahami pengguna aliterasi, berikut ini beberapa contohnya.
Inilah contoh kalimat dengan aliterasi.
Majas aliterasi seringkali digunakan dalam puisi. Penggunaannya akan menciptakan orkestrasi.
Yaitu keindahan dan keharmonisan suara.
Berikut ini beberapa petikan puisi yang menggunakan aliterasi.
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang Perlahan
Sabar, Setia selalu.
.
Petikan puisi di atas menggunakan aliterasi.
Terlihat pada larik pertama dan kedua.
Kaulah kandil kemerlap. Pada larik tersebut ada pengulangan konsonan /k/.
Pelita jendela di malam gelap.
Pada larik di atas terjadi penggunaan konsonan /p/.
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa darah di balik tirai.
.
Pada larik pertama terdapat penggunaan konsonan /R/.
Nanar aku, gila sasar.
Di bawah ini beberapa contoh puisi lainnya yang mengandung majas aliterasi.
Berdebar-debar
Berdetak detak
Berdenyut jantungku
Tak karuan.
Di sudut sepi
Saat sunyi semakin senyap
Melintas bayangan
Di antara bunga kenangan.
Kaukah Kekasihku
Betapa kelam kisah kasih
Kemanakah kan kucari
Pengganti dirimu.
Sepi ini semakin meraja
Saat sendiri
Siapakah sahabat
Yang menemani?
Ku ingin engkau datang
Kembali lagi pulang
Merangkai kisah silam
Menjadi kisah di masa depan.
.
Mesti baca:
alusio
antiklimaks,
antonomasia
antitesis
anafora
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asonansi adalah perulangan bunyi vokal dalam deretan kata.
Biasanya digunakan dalam puisi. Penggunaan aliterasi dan asonansi akan membuat puisi menjadi lebih indah.
Terutama bila dilihat dari sisi suara.
Perpaduan antara literasi dan asonansi menghasilkan suara yang harmonis.
Jika literasi berkutat pada masalah konsonan, maka asonansi berkonsentrasi pada vokal.
Penggunaan vokal tertentu akan berpengaruh pada suasana. Selain itu juga berpengaruh pada rasa.
Penyair seperti WS Rendra menggunakan banyak vokal / i / untuk puisi-puisinya yang bernuansa romantis.
Sedangkan untuk puisi yang yang mengungkapkan semangat, maka banyak digunakan huruf vokal /a/
Perhatikan puisi di bawah ini.
Saat gerimis membasahi
Kaki hujan menari-nari
Mengingatkan diri padamu yang di hati.
.
Berderai rindu
Memelukku saat sendiri
Akan tetapi kau tak jua mengerti.
.
Penjelasan:
Puisi di atas adalah puisi tentang rindu dan cinta. Asonansi yang dipakai adalah penggunaan huruf vokal /i/.
Vokal tersebut akan memberikan efek romantis, dekat, dan hangat.
Sekarang mari kita bandingkan puisi di atas dengan menggunakan asonansi vokal /a/.
.
Kugubah puisi indah
Saat hujan berderai
Daun bunga pun basah
Oleh hujan yang belum reda
Rindu menggebu
Memeluk aku yang sendu
Namun kau tak pernah tahu.
.
Puisi tersebut, isinya sama dengan puisi yang di atas.
Akan tetapi penggunaan vokal antara /a/ dan lainnya, menghasilkan suasana yang berbeda.
Segala rintangan
Segala halangan
Akan kugapai
Cita-cita masa depan
Maka harus berjuang
Tak kenal lelah
Merebut impian
Hingga titik darah penghabisan
Sebelum ajal datang
Sebelum cita-cita tercapai
Perjuangan tak bisa dihentikan.
.
Pada puisi di atas banyak perulangan vokal /a/.
Alam desa yang ceria
Ketika pagi tiba
Udara segar menyebar.
Kicau burung terdengar
Dari pagi bersahut-sahutan
Mengajak manusia bersenang-senang
Menapaki kehidupan.
Sang surya
Memberikan cahayanya
Memberikan kehangatan
Pada semesta pada desa.
.
Pada bait puisi di atas banyak perulangan bunyi vokal /a/.
Menusuk-nusuk di dalam qalbu
Rindu ini menderu-deru
Oh Mengenangmu
Membuatku sendu
Kutunggu saat bertemu
Walau sedihku beribu.
.
Pada bait puisi terdapat asonansi atau perulangan vokal /u/
Aku tetap menanti
Kepastian pada diri
Darimu yang kucintai.
Aku mengerti
Bahwa engkau harus pergi
Menggapai segala mimpi
Jauh harus ke luar negeri.
Bila saatnya nanti
Kita akan bersatu hati
Merangkai hari demi hari
Dengan segenap bahagia di dalam hati.
.
Pada bait puisi di atas terdapat apa nanti atau perulangan vokal /i/.
Kudengar lagi
Lantunan ayat-ayat suci
Betapa menyejukkan hati
Mengingatkan pada dosa dan salah.
Wahai rabbul Izzati
Jauhkan diri dari maksiat
Tenangkan diriku
Dari segala resah dunia ini.
.
Pada bait pertama terdapat asonansi atau perulangan kata vokal /i/
Jiwaku merasakan kehidupan ini
Jangan segala resah gelisah nya
Dengan segala suka dan dukanya.
Hari ini aku merindukan
Pada suasana yang disebut surga
Di mana lelah pun tiada
Hanya bahagia yang meraja.
Wahai Tuhan Yang Kuasa
Tunjukkanlah jiwa
Agar taat kepada-Mu
Berharap hanya kepada surga.
.
Pada bait puisi diatas terdapat asonansi atau perulangan kata vokal /a/.
Salah satu bentuk keindahannya adalah penggunaan majas.
Termasuk majas aliterasi dan asonansi.
Apa yang dimaksud dengan majas aliterasi?
Majas aliterasi adalah majas yang memiliki perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata.
Aliterasi biasa yang dipakai dalam puisi.
Kita banyak menemukannya terutama pada Pujangga lama. Pada karya karya Amir Hamzah.
Puisi-puisi Amir Hamzah dipenuhi dengan aliterasi dan asonansi.
Untuk lebih memahami pengguna aliterasi, berikut ini beberapa contohnya.
Contoh Majas Aliterasi
Inilah contoh kalimat dengan aliterasi.
- Sunyi senyap malam ini. [penggunaan konsonan s]
- Kakiku melangkah ke bukit yang begitu jauh. [Penggunaan konsonan k]
- Dadaku berdebar-debar jangan denyut jantung. [Penggunaan konsonan d]
- Kau kandil kemerlap. [Penggunaan konsonan k]
- Setia selalu sepanjang waktu. [Penggunaan konsonan S]
- Remuk redam rasa di dalam. [ Penggunaan konsonan r dan m]
- Telah terceritakan tentang Putri. [ Penggunaan konsonan t]
- Terbang tinggi di bentangan langit. [Penggunaan konsonan t]
- Bunga pun bercerita dari berhias di hari yang cerah. [Penggunaan konsonan B]
- Kemanakah kakiku melangkah? [Penggunaan konsonan k]
- Sunyi sepi senyap sekali. [ Penggunaan konsonan s]
- Cukup sudah cacian dan kebencian. [Penggunaan konsonan C]
- Teringat si mata jelita. [ Penggunaan konsonan t]
- Sabar selalu setia selamanya.
- Seulas senyuman berseri-seri di antara gerimis.
- Susah senang selalu dalam kebersamaan.
- Dengarlah deritaku duhai pujaan.
- Berhari-hari belajar berbicara tentang kebebasan.
- Marilah minum seteguk air.
- Indahnya ilmu Indahnya iman.
- Lelah letih lesu kehilangan masa lalu.
- Putriku pujaanku permata paling harga.
- Kukirimkan setangkai bunga untukmu kawanku .
- Lihatlah lebarnya langit luas tak terkira.
- Kutulis syair kala gerimis senja.
- Saat sepi kutulis puisi sepenuh hati sepenuh jiwa.
- Seulas senyuman saat susah saat senang.
- Segalanya seperti sedia kala.
- Sopan senyum salam dan sapa.
- Kususuri sungai, kusebrangi samudra.
- Rasa rindu selalu menderu, tak jua berlalu.
- Di dalam dadaku dekat segenap impian.
- Tersenyumlah terhadap kepahitan.
- Jelajahi jiwa, jagalah janji.
- Dimanakah derai-derai dedaunan yang kulihat dahulu?
- Bagaikan bunga berwarna.
- Kembalilah kembali ke pangkuannya.
- Kisah kasih terkenang kenang.
- Mimpi di malam-malam yang suram.
- Sedih sesal jadi tangis tak berkesudahan.
Contoh Majas Aliterasi Dalam Puisi
Majas aliterasi seringkali digunakan dalam puisi. Penggunaannya akan menciptakan orkestrasi.
Yaitu keindahan dan keharmonisan suara.
Berikut ini beberapa petikan puisi yang menggunakan aliterasi.
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang Perlahan
Sabar, Setia selalu.
.
Petikan puisi di atas menggunakan aliterasi.
Terlihat pada larik pertama dan kedua.
Kaulah kandil kemerlap. Pada larik tersebut ada pengulangan konsonan /k/.
Pelita jendela di malam gelap.
Pada larik di atas terjadi penggunaan konsonan /p/.
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa darah di balik tirai.
.
Pada larik pertama terdapat penggunaan konsonan /R/.
Nanar aku, gila sasar.
Di bawah ini beberapa contoh puisi lainnya yang mengandung majas aliterasi.
Kenangan Sunyi
Berdebar-debar
Berdetak detak
Berdenyut jantungku
Tak karuan.
Di sudut sepi
Saat sunyi semakin senyap
Melintas bayangan
Di antara bunga kenangan.
Kaukah Kekasihku
Betapa kelam kisah kasih
Kemanakah kan kucari
Pengganti dirimu.
Sepi
Selalu sajaSepi ini semakin meraja
Saat sendiri
Siapakah sahabat
Yang menemani?
Ku ingin engkau datang
Kembali lagi pulang
Merangkai kisah silam
Menjadi kisah di masa depan.
.
Mesti baca:
alusio
antiklimaks,
antonomasia
antitesis
anafora
Majas Asonansi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asonansi adalah perulangan bunyi vokal dalam deretan kata.
Biasanya digunakan dalam puisi. Penggunaan aliterasi dan asonansi akan membuat puisi menjadi lebih indah.
Terutama bila dilihat dari sisi suara.
Perpaduan antara literasi dan asonansi menghasilkan suara yang harmonis.
Jika literasi berkutat pada masalah konsonan, maka asonansi berkonsentrasi pada vokal.
Penggunaan Vokal Mempengaruhi Rasa
Penggunaan vokal tertentu akan berpengaruh pada suasana. Selain itu juga berpengaruh pada rasa.
Penyair seperti WS Rendra menggunakan banyak vokal / i / untuk puisi-puisinya yang bernuansa romantis.
Sedangkan untuk puisi yang yang mengungkapkan semangat, maka banyak digunakan huruf vokal /a/
Contoh Asonansi Dalam Puisi
Perhatikan puisi di bawah ini.
Gerimis
Kutulis puisi iniSaat gerimis membasahi
Kaki hujan menari-nari
Mengingatkan diri padamu yang di hati.
.
Berderai rindu
Memelukku saat sendiri
Akan tetapi kau tak jua mengerti.
.
Penjelasan:
Puisi di atas adalah puisi tentang rindu dan cinta. Asonansi yang dipakai adalah penggunaan huruf vokal /i/.
Vokal tersebut akan memberikan efek romantis, dekat, dan hangat.
Sekarang mari kita bandingkan puisi di atas dengan menggunakan asonansi vokal /a/.
.
Kugubah puisi indah
Saat hujan berderai
Daun bunga pun basah
Oleh hujan yang belum reda
Rindu menggebu
Memeluk aku yang sendu
Namun kau tak pernah tahu.
.
Puisi tersebut, isinya sama dengan puisi yang di atas.
Akan tetapi penggunaan vokal antara /a/ dan lainnya, menghasilkan suasana yang berbeda.
Semangat
Kan kulabrakSegala rintangan
Segala halangan
Akan kugapai
Cita-cita masa depan
Maka harus berjuang
Tak kenal lelah
Merebut impian
Hingga titik darah penghabisan
Sebelum ajal datang
Sebelum cita-cita tercapai
Perjuangan tak bisa dihentikan.
.
Pada puisi di atas banyak perulangan vokal /a/.
Keindahan Alam Desa
Betapa indahnyaAlam desa yang ceria
Ketika pagi tiba
Udara segar menyebar.
Kicau burung terdengar
Dari pagi bersahut-sahutan
Mengajak manusia bersenang-senang
Menapaki kehidupan.
Sang surya
Memberikan cahayanya
Memberikan kehangatan
Pada semesta pada desa.
.
Pada bait puisi di atas banyak perulangan bunyi vokal /a/.
Dirundung Rindu
Kurasa piluMenusuk-nusuk di dalam qalbu
Rindu ini menderu-deru
Oh Mengenangmu
Membuatku sendu
Kutunggu saat bertemu
Walau sedihku beribu.
.
Pada bait puisi terdapat asonansi atau perulangan vokal /u/
Menanti
Berhari-hariAku tetap menanti
Kepastian pada diri
Darimu yang kucintai.
Aku mengerti
Bahwa engkau harus pergi
Menggapai segala mimpi
Jauh harus ke luar negeri.
Bila saatnya nanti
Kita akan bersatu hati
Merangkai hari demi hari
Dengan segenap bahagia di dalam hati.
.
Pada bait puisi di atas terdapat apa nanti atau perulangan vokal /i/.
Kudengar Lagi
Kudengar lagi
Lantunan ayat-ayat suci
Betapa menyejukkan hati
Mengingatkan pada dosa dan salah.
Wahai rabbul Izzati
Jauhkan diri dari maksiat
Tenangkan diriku
Dari segala resah dunia ini.
.
Pada bait pertama terdapat asonansi atau perulangan kata vokal /i/
Dunia
Lelah sudahJiwaku merasakan kehidupan ini
Jangan segala resah gelisah nya
Dengan segala suka dan dukanya.
Hari ini aku merindukan
Pada suasana yang disebut surga
Di mana lelah pun tiada
Hanya bahagia yang meraja.
Wahai Tuhan Yang Kuasa
Tunjukkanlah jiwa
Agar taat kepada-Mu
Berharap hanya kepada surga.
.
Pada bait puisi diatas terdapat asonansi atau perulangan kata vokal /a/.