Contoh majas metafora dan artinya

Contoh majas metafora

Jawab

Di bawah ini merupakan contoh kalimat dengan majas metafora!
  • Kami bangga melihat tunas bangsa berprestasi di kancah internasional.
  • Pasar tersebut dilahap si jago merah dan menyisakan puing-puing saja.
  • Kami sangat kagum terhadap pak Arif karena beliau sangat rendah hati.
  • Kita harus belajar lapang dada menghadapi ujian hidup ini.
  • Ketika kecil dia dikenal sebagai kutu buku.
  • Senyumannya seteduh embun pagi. 
  • Kecerdasan otaknya dan kemuliaan akhlak yang menjadikan dia sebagai anak emas di sekolah ini.
  • Kedua bola matanya meneteskan air mata melihat buah hatinya berdiri memberikan sambutan di podium.
  • Dia telah bertaubat dan meninggalkan pekerjaannya sebagai kupu-kupu malam.
  • Aku tak mau berdebat dengan orang yang berkepala batu
  • Hiburanku adalah membaca buku karena bagiku buku adalah jendela dunia yang paling indah.
  • Anak itu selalu membawa buah tangan yang membuat ibunya gembira.
  • Si kembang desa itu memakai pakaian berwarna merah.
  • Menjadi lelaki haruslah tangguh karena lelaki merupakan tulang punggung keluarganya. 
  • Menemukan buku itu seolah-olah dia menemukan harta karun yang sangat berharga.
  • Anak itu memang bintang kelas yang sangat disukai oleh teman-temannya.
  • Anak jalanan dianggap sebagai sampah masyarakat yang tidak berguna.
  • Wanita itu adalah belahan jiwanya.
  • Esok,  kami mulai mengamati si raja hutan dengan peralatan yang lebih lengkap.
  • Negara Indonesia semakin keropos karena banyak tikus-tikus yang berdasi.
  • Kami bangga melihat bunga-bunga bangsa mengharumkan nama Indonesia. 
  • Mereka selalu mencari kambing hitam atas kegagalan tersebut.
  • Semenjak pagi cuaca sangat mendung dan awan pun menangis tanpa henti hingga senja.
  • Ketika bertemu dengannya, tiba-tiba saja aku mati kutu.
  • Artis yang sedang naik daun tersebut mengalami kasus hukum.
  • Dompetnya semakin menipis menjelang tanggal tua.
  • Kecantikannya menjadi buah bibir seantero negara.
  • Thomas Alva Edison dijuluki kepala udang. 
  • Ajaran itu telah mencuci otaknya.
  • Pemuda itu mengamuk karena tersulut amarah.
  • Perempuan itu cinta buta kepada seorang lelaki yang telah memiliki istri.
  • Thomas Alva Edison dipanggil si otak udang karena dianggap bodoh.
  • Dia menjadi anak emas karena akhlaqnya yang baik.
  • Kasus itu telah dimejahijaukan.
  • Rezeki yang dia dapatkan membuatnya lupa daratan.
  • Ia rendah diri karena keluarganya miskin.
  • Dahulu ibunya adalah kembang desa.
  • Melihat kelakuannya, ibunya naik darah.
  • Aku tidak suka orang yang mencari muka kepada atasan.
  • Dia dikenal sebagai buaya darat.
  • Aku tidak percaya dengan air matanya karena itu hanya air mata buaya.
  • Jangan berkepala batu nanti kau akan menyesal.
  • Rupanya banyak tikus berdasi di kantor tersebut.
  • Anak merupakan harta karun yang tak ternilai.
  • Ryan masih keturunan darah biru.
  • Ibu merawat buah hatinya jangan kasih sayang.
  • Jangan berkecil hati meskipun gagal.
  • Perselisihan itu akhirnya berakhir di meja hijau.
  • Aku harus turun tangan menyelesaikan masalah ini.
  • Usahanya gulung tikar sebulan yang lalu.
  • Angin puting beliung membabi-buta menghancurkan beberapa rumah warga.
  • Buku adalah jendela dunia.
  • Lebih baik berlapang dada menerima kenyataan ini.
  • Kami meyakini bahwa kalian adalah bunga bangsa yang akan mengharumkan negeri.
  • Berhati-hatilah dengan orang bermuka dua.
  • Ani merasa berat hati meninggalkan kedua orang tuanya.

Kata metafora dan artinya

  • Tunas bangsa artinya generasi penerus
  • Jago merah artinya api
  • Rendah hati artinya tidak sombong
  • Kutu buku artinya suka membaca
  • Kepala batu artinya tidak mau mendengarkan pendapat orang
  • Bintang Kelas artinya anak yang berprestasi di kelas
  • Buah bibir artinya menjadi bahan pembicaraan mengenai kebaikannya.

Pembahasan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, majas metafora merupakan pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.

Ciri-ciri majas metafora

Majas metafora memiliki ciri sebagai berikut
  • Bersifat membandingkan
  • Tidak menggunakan kata hubung atau konjungsi
  • Menggunakan kata kiasan
  • Membandingkan tanpa menggunakan kata pembanding, misalnya: bagaikan, laksana, seperti.

Penggunaan majas metafora yang bisa digunakan dalam puisi, prosa, maupun percakapan sehari-hari. Selain majas metafora, dalam bahasa Indonesia kita juga mengenal majas hiperbola, litotes, simile, personifikasi, dan lain sebagainya.




Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url